Jumat, 14 Maret 2025
Pj. Gubernur SU: Kemenangan Yesus Terhadap Kematian Bukti Kemustahilan Hanyalah Ilusi

Tanpa Kematian dan Kebangkitan Yesus, Semua Sia-sia

Redaksi - Sabtu, 20 April 2024 09:02 WIB
944 view
Tanpa Kematian dan Kebangkitan Yesus, Semua Sia-sia
(Foto: SIB/ Horas Pasaribu)
FOTO BERSAMA: Pj Gubernur Sumut Hassanudin foto bersama pendeta dan tokoh Kristen Sumut pada perayaan Paskah Oikumene umat Kristiani Sumut, Jumat (19/4) di GBI Rumah Persembahan Jalan Jamin Ginting Simpang Selayang Medan. 
Medan (SIB)
Pj Gubernur Sumut Hassanudin mengatakan, Pemprov bergerak dari misi ingin mewujudkan masyarakat sejahtera dan mendapat kemajuan segala bidang melalui berbagai program setiap tahunnya. Pencapaian yang sudah dihasilkan seperti pertumbuhan ekonomi 5,01 persen tahun 2022 pasca Covid-19.
Demikian juga indeks pembangunan manusia (IPM) yang mencapai derajat kesehatan, pendidikan dan perekonomian masyarakat tumbuh 75,13 poin tahun 2023, lebih tinggi dari IPM nasional.
“Namun masih terdapat beberapa pekerjaan rumah yang harus kita diupayakan seperti angka kemiskinan yang masih 8,15 persen, walau sudah turun dari tahun sebelumnya,” kata Pj Gubernur Hassanudin, pada perayaan Paskah Oikumene umat Kristiani Sumut, Jumat (19/4) di GBI Rumah Persembahan Jalan Jamin Ginting Simpang Selayang Medan.
Demikian juga kata Hassanudin, prevalensi stunting masih tercatat 18,9 persen, walaupun turun dari tahun sebelumnya. Didampingi itu, angka kriminalitas di Sumut juga sangat tinggi, termasuk angka penggunaan narkoba juga tertinggi di Indonesia.
Apabila masyarakat ingin lebih sejahtera dan berkeadilan, sangat diinginkan supaya generasi muda sehat-sehat dan produktif.”Maka tugas kita, termasuk gereja memerangi kemiskinan, gizi buruk, penyalahgunaan narkoba dan kejahatan yang ada di tengah -tengah masyarakat,” terangnya.



ILUSI
Pj Gubernur juga berharap, melalui Paskah ini, dia mengajak umat Kristen ikut tergugah dan terpanggil untuk memperbaiki dan mengisi pembangunan sesuai dengan kapasitas dan posisi masing-masing.
Menurut Hassanudin, ucapan selamat Paskah yang didengungkan akan terasa hambar jikalau menampik semangat pembebasan sebagai motivasi awal kematian dan kebangkitan Yesus. Sebagian orang mungkin pesimis untuk membawa pembebasan mendasar bagi Sumut.
“Mungkin kita berpikir peliknya persoalan, sebagian dari kita merasa perubahan adalah mustahil. Namun bukankah kemenangan Yesus terhadap kematian sudah cukup sebagai bukti bahwa kemustahilan hanyalah ilusi? Jika maut saja dikalahkan, bukankah itu pertanda bahwa harapan bagi perubahan selalu akan terus berdegup dan hidup,” ungkapnya.
Hassanudin yakin, dengan warga Kristen yang hadir di perayaan Paskah Oikumene Sumut memiliki orientasi Kekristenan yang sama. Yakni melakukan pembaharuan segala bidang. Dengan mengucapkan selamat Paskah, berarti menanamkan ide pembaharuan, membebaskan masyarakat dari kemiskinan, kebodohan dan memperjuangkan keadilan, kesetaraan.
“Sama seperti Yesus mengusahakan pembaharuan dan pembebasan. Tantangan selalu ada dan silih berganti. Kita tahu tidak ada kemenangan tanpa pengorbanan. Paskah mengajarkan kita melakukan pembebasan, hal itu dapat tercapai jika diiringi keberanian dan konsistensi di dalam bertindak sebagaimana disampaikan dalam kitab suci,” paparnya.
Pada kesempatan itu Pj Gubernur mengatakan, Pemprov Sumut terbuka bekerjasama dengan gereja-gereja, berkolaborasi dengan program-program pemberdayaan dan penguatan masyarakat untuk menyatakan kebenaran.
“Mari kita perkuat kemandirian ekonomi dengan mengembangkan ekonomi masyarakat, dengan mengembangkan usaha-usaha masyarakat seperti UMKM. Fashion, kuliner, warung pertanian dan memperkuat koperasi sebagai kelembagaan yang dapat menyatukan kekuatan-kekuatan ekonomi warga gereja untuk menjadi kuat dan mampu bersaing,’ ungkapnya.


Baca Juga:


SIA-SIA
Sementara itu, khotbah Paskah dibawakan oleh Pdt MH Siburian dari Gereja Pentakosta. Dalam khotbahnya MH Siburian mengatakan, tanpa kematian dan kebangkitan Yesus, (semuanya) adalah sebuah kesia-siaan. Umat Kristen tidak berhak menyebut darah Kristus tanpa kebangkitan, karena dengan kebangkitan Kristus lah mengubah keadaan untuk menyatakan kemenangan di atas kematian. Sehingga penyelesaian dosa itu dideklarasikan oleh kebangkitan dari kematian itu.
“Kematian itu hanya simbol, sehingga tidak ada arti kematian. Maut itu adalah upah dosa, maka penyelesaiannya kebangkitan dari kematian itu,” ucapnya.
Yesus juga disebut orang yang bangkit dan sulung dari antara orang mati. Disebut sulung karena kebangkitan itu untuk menuju kekekalan. Karena Kristus telah membuat kematian menjadi bagian simbolik dari yang tidak punya kekuatan, yang tidak punya celah,” ungkapnya.
Tampak hadir, Gembala Pembina GBI Rumah Persembahan Pdt Dr R Bambang Jonan, Penasehat Dr RE Nainggolan, Ketua Panitia Pdt Daniel Edy Prayitno, Ketua pelaksana Pdt Swarsih, Sekum Jadi Pane, Ketua PWKI Sumut Veronika Sitanggang, Humas Panitia Pdt Krisman Saragih, Ketua GAMKI Sumut Darwin Sitompul, tokoh masyarakat Sumut Parlaungan Simangunsong, Sahalan Nainggolan, Sanggam Hutagalung, JA Ferdinandus, Ketua Sumatra Berdoa Pdt Robert Benediktus, Eron Lumbangaol, Anggota DPRD Sumut Meryl Saragih, Dr Horas Rajagukguk, Pdt Samuel Ghozali, Ketua PGI D Medan Pdt Erwin Tambunan MTh dan lainnya. (**)



Baca Juga:
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru