Minggu, 16 Maret 2025

Krisis Air Terburuk Melanda Kekeringan di Kolombia

* Warga di Bogota Mandi Hanya 4 Menit karena Air Dijatah
Redaksi - Selasa, 16 April 2024 08:57 WIB
304 view
Krisis Air Terburuk Melanda Kekeringan di Kolombia
Getty Images
Fenomena El Niño menyebabkan kekeringan waduk-waduk di Bogota. 
Bogota (SIB)
“Saya mohon untuk berhemat air. Situasinya kritis,” tulis Wali Kota Bogota, Carlos Fernando Galán, melalui akun resminya di media sosial X-sebelumnya Twitter-pada Kamis (11/4).
Sekitar 10 juta penduduk ibu kota Kolombia itu sekarang terpaksa mengalami penjatahan air akibat kekeringan ekstrem.
Wali kota Galán mengatakan, ini adalah krisis air terburuk di tengah fenomena iklim El Niño.
Perusahaan yang melayani saluran air Bogota melaporkan penurunan permukaan air waduk terendah dalam beberapa dekade.
“Fenomena El Niño telah membuat waduk seperti Chuza, hanya tersisa 35 dari 220 juta meter kubik kapasitasnya,” jelas kepala saluran air Bogotá, Natasha Avendaño.
Dengan kata lain, Waduk Chuza yang menyediakan sekitar 70% air di Bogota, sekarang kapasitasnya kurang dari 17%.
Otoritas setempat pun membagi wilayah sekitar ibu kota menjadi sembilan zona-masing-masing zona bergiliran mematikan layanan air selama 24 jam-kecuali rumah sakit dan sekolah-sekolah.
Pembatasan yang diumumkan awal pekan ini mulai berlaku per Kamis (11/4). Pihak berwenang akan meninjau ulang situasinya setiap dua minggu sekali dalam rencana penjatahan.
“Jangan sia-siakan setetes air pun di Bogota,” tutur Galán dalam konferensi pers tentang kebijakan ini.
“Itu akan membantu kami agar pembatasan ini dapat dicabut lebih cepat atau dikurangi.”
Hujan yang jarang dan suhu panas yang tidak normal telah menyebabkan waduk-waduk Kolombia mengering dengan kecepatan yang mengkhawatirkan.
Foto-foto yang memperlihatkan air kering kerontang tanpa tanaman pun mulai beredar di media dan jejaring sosial.
Kondisi waduk sebelum dan sesudah kekeringan ini mengilustrasikan betapa besarnya masalah ini.
Otoritas Bogota mengeklaim sudah memperingatkan situasi ini sejak sejak Januari lalu.
Kombinasi fenomena alam dan konsumsi air yang tidak bertanggung jawab memicu kondisi yang mengkhawatirkan di Bogota dengan jumlah penduduk lebih dari 10 juta ini.
“Sejak Juni 2023, negara dan kota mengalami kondisi tanpa hujan berminggu-minggu akibat El Niño. Kondisi ini menyebabkan kurangnya curah hujan di daerah-daerah yang menjadi sumber air bagi ibu kota dan kotamadya sekitarnya,” sebut otoritas Bogota dalam pernyatannya.
Avendaño menjelaskan kepada pers setempat bahwa di Bogota, air dikonsumsi seolah-olah penduduknya 500.000 lebih banyak dari jumlah sebenarnya.
Menurutnya, konsumsi rata-rata per meter kubik meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
Selain penjatahan air bergilir 24 jam sekali, pemerintah setempat melaksanakan penyuluhan besar-besaran guna menjamin layanan air tersedia tahun depan.
“Per 10 April, tingkat waduk Sistem Chingaza adalah 16,63%. Targetnya adalah mencapai 20,3%,” tutur mereka dalam laporannya.
Wali Kota Galán juga membuat beberapa saran penghematan air yang menjadi viral dan memunculkan beragam reaksi di masyarakat.
“Di akhir pekan, jika Anda tidak akan keluar rumah, maka jangan mandi,” demikian salah satu sarannya.
Presiden Kolombia, Gustavo Petro, dalam pernyataannya di Twitter/X pada Kamis (11/04) memerintahkan “perubahan substansial” untuk melindungi sumber daya air selama 30 tahun ke depan.
Dia juga memperingatkan tentang “urbanisasi yang tidak terkendali” dan mengkritik “penjarahan” cadangan air tanah oleh industri pertanian dan konstruksi.



Empat menit
Warga Bogota dilaporkan mengurangi penggunaan air mereka.
“Ada hal-hal yang tidak bisa kami lakukan lagi, seperti mencuci mobil,” ucap Clara Escobar yang tinggal di pinggiran kota kepada kantor berita AFP.
“Saya mandi maksimal empat menit dan tidak mencuci baju,” tutur warga lainnya Isaac Sandoval.
Para ahli mengaitkan sebagian masalah ini dengan periode El Niño ketika suhu global biasanya meningkat.
Perubahan iklim juga dianggap sebagai pendorong utama kekeringan, begitu pula urbanisasi kilat dan infrastruktur yang buruk.
Memang, tidak semua kekeringan disebabkan oleh perubahan iklim. Akan tetapi panas berlebih di atmosfer menarik lebih banyak kelembaban dari bumi dan ini memperburuk kekeringan.


Baca Juga:


Mandi Bareng
Pasangan suami istri di Bogota diminta mandi bareng menyusul persediaan air dijatah di ibu kota Kolombia itu.
Lingkungan-lingkungan besar diputus dari jaringan air pada hari Kamis (11/4) untuk menjaga tingkat air yang sangat rendah di waduk-waduk yang kekurangan hujan akibat fenomena cuaca El Nino.
“Mandilah bareng pasangan,” kata Wali Kota Bogota Carlos Fernando Galan, seperti dilansir The Guardian, Sabtu (13/4).
“Ini adalah upaya edukasi dalam menghemat air, bukan yang lain. Hal semacam itu akan banyak membantu kita. Perubahan perilaku adalah kuncinya.”
Galan juga meminta warga mempertimbangkan untuk meninggalkan praktik kebersihan sehari-hari karena kondisi waduk berada pada titik terendah dalam sejarah.
“Jika Anda tidak akan meninggalkan rumah pada hari Minggu atau hari lain dalam seminggu, manfaatkanlah waktu tersebut dan jangan mandi,” pintanya menjelang pemadaman air. (**)


Baca Juga:
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru