Rabu, 05 Februari 2025
Ibadah Jumat Agung di GKPI Sriwijaya Medan

Sekjen Pdt Dr Humala Lumbantobing: Yesus Kristus Membuka Jalan Baru untuk Keselamatan, Sekali Untuk Selama-lamanya

Redaksi - Sabtu, 30 Maret 2024 08:55 WIB
385 view
Sekjen Pdt Dr Humala Lumbantobing: Yesus Kristus Membuka Jalan Baru untuk Keselamatan, Sekali Untuk Selama-lamanya
Foto: SIB/ Horas Pasaribu
PERJAMUAN KUDUS: Sekjen GKPI Pdt Dr Humala Lumbantobing menyerahkan kelengkapan perjamuan kudus kepada para penetua dalam acara perjamuan kudus Jumat Agung peringatan kematian Yesus Kristus, Jumat (29/3) di GKPI Sriwijaya Medan. 
Medan (SIB)
Yesus tersalib merupakan penderitaan memilukan, bahkan itu merupakan lambang hukuman orang jahat kelas kakap dan kutukan. Itu dialami Yesus dan oleh kerelaan hati Dia mempersembahkan hidupNya memikul salib itu. “Yesus mati sebagai pengganti kita, pengorbanan itu sangat tulus yang dilakukan karena kasih kepada orang-orang berdosa,” kata Sekjen GKPI Pdt Dr Humala Lumbatobing dalam khotbahnya pada ibadah Jumat Agung, Jumat (29/3) di GKPI Sriwijaya Medan.

Tapi dengan kematianNya di kayu salib, Yesus membuka jalan yang baru dan hidup, jalan menuju ke hadirat Bapa di sorga. Karena tidak ada jalan lain menuju ke sorga, hanya melalui Yesus orang percaya diperkenankan datang kepada Bapa, ini menunjukkan bahwa Yesus adalah jalan keselamatan.

Menurut Sekjen, tentang keselamatan dari Yesus Kristus perlu terpatri erat di dalam iman orang Kristen. Karena di dalam dunia modern sekarang ini begitu banyak ajaran yang bisa mengaburkan pemikiran tentang jalan keselamatan . Apakah jalan kebenaran itu hanya ada dalam Kristen?

“Dalam Kristus memperoleh hidup sesungguhnya, bukan hidup secara fisik, tapi hidup yang ditawarkan Tuhan kepada orang berdosa yakni hidup yang dihidupi oleh Allah sendiri. Hidup yang berkualitas Ilahi, bahkan seperti hidup Allah yaitu hidup yang kekal, Allah sendiri menawarkan itu kepada kita,” terang Sekjen.

Karena, kata Pdt Humala, hidup manusia secara fisik akan berakhir, tapi orang Kristen merindukan hidup sebenarnya yakni hidup yang disediakan Tuhan. Hidup tersebut bisa terwujud setelah Yesus datang , melalui pengorbananNya mati di kayu salib sehingga benar-benarlah Yesus membuka jalan baru bagi manusia sehingga memperoleh keselamatan.

Seseorang yang hidupnya ingin diperbaharui di dalam Perjanjian Lama, oleh imam dari Suku Lewi disebutkan harus mempersembahakan dulu korban pengampunan dosa secara berulang-ulang atau sekali setahun dengan memberikan pesembahan korban darah lembu dan domba untuk penghapusan dosa.

Tapi walaupun itu sesuai hukum taurat, tapi umat Tuhan tidak dapat menyempurnakan diri dengan menuruti semua korban. Oleh karena itu Allah membuka jalan baru yang berfokus kepada Kristus sebagai Imam Besar yang mempersembahkan diriNya sebagai satu-satunya korban untuk pengampunan dosa, sekali untuk selamanya.

“Kristus hanya satu kali mengorbankan diriNya untuk menanggung dosa banyak orang, karena ini adalah jalan Tuhan. Sehingga tidak perlu lagi mempersembahkan korban-korban penghapusan dosa tetapi Kristus sendiri mengorbankan diriNya sebagai satu-satunya korban sekali untuk selama-lamanya. Ini adalah kabar sukacita bagi kita. Kita tidak semata-mata mengingat kematian Yesus, tapi anugerah itu masih terbuka bagi kita sampai sekarang,” tegasnya.

Dengan mengimani pengorbanan Yesus di kayu salib, memiliki implikasi yang etis di tengah-tengah kehidupan orang Kristen. Lewat ibadah Jumat Agung tidak semata-mata mengingat atau melakukan tradisi, tapi karena pengorbanan Yesus Kristus maka ada 4 hal yang harus kita lakukan. Pertama, memiliki keberanian masuk ke tempat kudus atau hadirat Allah, jangan ragu-ragu kepada Tuhan.

Kedua, berpegang teguh kepada pengharapan, sebab dalam Kristus pengharapan orang Kristen tidak sia-sia sekalipun menderita di dunia. Ketiga, karya agung Tuhan itu adalah saling memperhatikan dalam kasih dan melakukan pekerjaan yang baik. Keempat, tidak menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah.

Ibadah Jumat Agung diwarnai dengan perjamuan kudus dipimpin Pdt Dr Humala Lumbantobing didampingi Pendeta Resort Medan Barat Pdt Jhon Simorangkir dan ibadah “marulaon nahohom” atau mengenang kesengsaraan Yesus serta tablo jalan salib. Turut hadir dalam ibadah Bishop GKPI Emeritus Pdt Oloan Pasaribu MTh, dan pengurus pusat, Marnix Sahata Hutabarat.(**)



SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru