Rabu, 23 April 2025

Aksi Boikot Produk Israel Ubah Pola Konsumsi Masyarakat ke Brand Lokal

Redaksi - Senin, 18 Maret 2024 09:10 WIB
528 view
Aksi Boikot Produk Israel Ubah Pola Konsumsi Masyarakat ke Brand Lokal
(Suryanto - Anadolu Agency
Ilustrasi: Seruan boikot. 
Jakarta (SIB)
Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI) menyebutkan aksi boikot produk terafiliasi Israel memicu perubahan kebiasaan baru bagi konsumen Muslim Indonesia lebih memilih konsumsi produk lokal. Hal itu berimbas potensi membuka lapangan pekerjaan baru di dalam negeri.
"YKMI justru melihat bahwa seiring boikot, produk- produk nasional mengalami peningkatan penjualan yang signifikan serta membuka lapangan pekerjaan baru," kata Direktur Eksekutif YKMI Ahmad Himawan dalam keterangan tertulis, Minggu (17/3).
Ahmad mengatakan gerakan boikot bisa menghadirkan dampak memukul yang besar bagi perekonomian Israel. Hal tersebut diungkapkan olehnya saat diskusi publik bertajuk 'Ramadan Tanpa Produk Genosida di Jakarta, Jumat (15/3).
"Kami yakin aksi boikot ini mampu melemahkan ekonomi Israel dan dalam jangka panjang, membuat Israel tak punya kekuatan untuk menyerang dan membunuh Bangsa Palestina," tuturnya.
Menurutnya, banyak konsumen dalam negeri turut ambil bagian dalam aksi tersebut. Dia berpandangan aksi tersebut sebagai bentuk simpati sekaligus perlawanan atas genosida Israel di Gaza Palestina.
Dia meminta masyarakat kini bisa mengecek dan menggali sendiri informasi keterkaitan perusahaan global yang memiliki afiliasi dengan Israel pada dua situs gerakan boikot terpercaya, yakni Boycott.Thewitness dan Bdnaash.
"YKMI telah mengidentifikasi sepuluh produk pro genosida dengan sejumlah kriteria. Salah satu yang menjadi acuan adalah data dari situs Boycott.Thewitness dan Bdnaash," ujarnya.
"Kami menyarankan konsumen Muslim menghindari semua produk tersebut sejak Ramadhan 1445. Konsumen Muslim seharusnya menggunakan produk-produk alternatif sebagai pengganti," sambungnya.
Dia menjelaskan meskipun produk terafiliasi Israel di produksi di Indonesia, namun saham perusahaannya dimiliki oleh Israel. Menurutnya, perusahaan secara terbuka dan tersirat mendukung Israel dalam aksi kejahatan di Palestina.
"Kami percaya aksi boikot ini lebih besar manfaatnya bagi kemanusiaan dibandingkan dengan efek negatifnya yang coba dibesar-besarkan untuk menggagalkan gerakan ini. Misalnya saja soal tuduhan bakal munculnya pengangguran karena aksi boikot ini," ujar Ahmad.



Momentum
Pengajar Komunikasi Pemasaran di London School of Public Relations Safaruddin Husada mengatakan aksi boikot tersebut bisa menjadi momentum untuk produk lokal. Brand lokal bisa punya keleluasaan mengkomunikasikan keunggulan produknya sekaligus posisi brand sebagai produk nasional yang menjunjung nilai-nilai kemanusiaan.
"Sebenarnya, ini momen yang pas bagi merek lokal untuk menunjukkan ke publik kalau mereka berdiri di sisi yang benar, tidak memiliki keterkaitan apapun yang sifatnya bisa melanggengkan penjajahan Israel atas Palestina," kata Safaruddin.
"Kuncinya brand yang berhasil mengkomunikasikan reputasinya sebagai perusahaan yang bersih dari tindakan tidak berperikemanusiaan, seperti yang dengan kasat mata dipraktikkan Israel di Gaza hari-hari ini, yang bakal mendapat tempat khusus di hati konsumen," sambungnya.
Hal senada pun turut diungkapkan oleh Dosen Ilmu Komunikasi di Universitas Pembangunan Jaya, Algooth Putranto. Menurutnya, masalah terbesar sejumlah brand perusahaan multinasional yang tengah didera gelombang boikot adalah ketiadaan keterbukaan terkait nature hubungan induk mereka di luar negeri dengan rezim zionis Israel.
Menurutnya, brand lokal bisa meraup keuntungan dari perubahan pola konsumsi masyarakat akibat aksi boikot produk Israel.
"Berbagai pernyataan dan bahkan penyangkalan dari sejumlah brand asing sejauh ini nampaknya tak berbekas, karena konsumen juga sudah pintar, bisa mencari sendiri informasi yang tersedia secara ekstensif di Internet. Tak ada jalan lain, mereka harus berani berterus terang terkait relasi induk mereka dengan Israel. Kejujuran seperti itu yang ingin didengar konsumen," tutupnya. (**)


Baca Juga:


Baca Juga:
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru