Mexico City (SIB)
Sejumlah pria bersenjata menembak mati dua kandidat Wali Kota di Maravatio, Meksiko, pada hari yang sama. Pembunuhan brutal dalam sehari ini menyoroti bahaya yang dihadapi para kandidat yang mencalonkan diri untuk jabatan publik di negara Amerika Latin yang diselimuti kekerasan tersebut.
Seperti dilansir AFP, Rabu (28/2), para politisi Meksiko, khususnya di tingkat lokal, sering menjadi korban pertumpahan darah terkait praktik korupsi dan perdagangan narkotika bernilai miliaran dolar Amerika. Serangan brutal biasanya meningkat jelang pemilu, dan tahun ini pun tidak terkecuali.
Dua kandidat Wali Kota bernama Miguel Angel Reyes Zavala dan Armando Perez Luna itu tewas dibunuh pada Senin (26/2) waktu setempat di kota Maravatio, negara bagian Michoacan yang dikenal sebagai salah satu wilayah paling marak dilanda kekerasan di Meksiko.
Kantor kejaksaan negara bagian Michoacan melaporkan bahwa Zavala ditembak mati di dalam kendaraannya di luar klinik tempatnya bekerja. Sosok Zavala akan menjadi kandidat Wali Kota dari Partai Morena yang dipimpin Presiden Andres Manuel Lopez Obrador.
Dua pembunuh bayaran, menurut kesaksian yang dikumpulkan oleh penyelidik Meksiko, menembak Zavala dari jarak dekat sebelum melarikan diri dengan mobil.
Beberapa jam kemudian, pada hari dan di kota yang sama, berdasarkan pernyataan kantor kejaksaan setempat, Luna ditemukan tewas di dalam mobil dengan luka tembak di tubuhnya. Luna berpotensi menjadi kandidat Wali Kota untuk Partai Aksi Nasional (PAN) yang merupakan partai oposisi.
PAN mengecam "pembunuhan pengecut" terhadap para politisi dan mengatakan bahwa pihaknya telah "memperingatkan sejak beberapa bulan lalu" soal perlunya meningkatkan keamanan di wilayah tersebut.
Sejak Juni tahun lalu, menurut perusahaan riset Laboratorio Electoral, lebih dari 30 orang tewas dibunuh dalam rentetan tindak kekerasan terkait pemilu di berbagai wilayah Meksiko. Sekitar 16 korban di antaranya merupakan kandidat pejabat publik.
Meksiko telah mencatat lebih dari 420.000 pembunuhan sejak melancarkan operasi militer anti-narkoba yang kontroversial tahun 2006 lalu. Sebagian besar pembunuhan itu disebabkan oleh perkelahian antar penjahat kriminal.
Meksiko dijadwalkan menggelar pemilu presiden, pemilu legislatif dan pemilu daerah pada 2 Juni mendatang. (detikcom/d)