Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mencatat sejumlah laporan pelanggaran selama proses tahapan pemilu. Total ada 1.116 laporan dan 606 temuan pelanggaran.
Berdasarkan data yang diterima, Jumat (23/2), dari 1.116 laporan, sebanyak 450 laporan telah diregistrasi. Sementara dari 606 temuan pelanggaran, yang telah diregistrasi sebanyak 523 temuan dan 83 temuan lainnya belum diregistrasi.
"Hasil penanganan pelanggaran, 468 pelanggaran dan 299 bukan pelanggaran, 206 dalam proses penanganan pelanggaran," ujar Anggota Bawaslu RI Puadi.
Jenis pelanggaran yang masuk di antaranya 63 pelanggaran administrasi, 37 dugaan tindak pidana pemilu, 245 pelanggaran kode etik dan 123 pelanggaran hukum lainnya. Sulawesi Selatan menjadi provinsi dengan 49 temuan yang diregistrasi. Kemudian, Sumatera Utara merupakan provinsi dengan 49 laporan yang diregistrasi.
Selanjutnya, Bawaslu juga mencatat sejumlah data pelanggaran tahapan kampanye. Total 408 laporan dan 249 temuan.
Dari 408 laporan yang masuk, 154 laporan telah diregistrasi. Sedangkan dari 249 temuan, 224 telah diregistrasi dan 25 lainnya belum diregistrasi.
"Hasil penanganan pelanggaran tahapan kampanye, 132 pelanggaran dan 127 bukan pelanggaran, serta 11 masih dalam proses penanganan pelanggaran," paparnya.
Jenis pelanggaran tahapan kampanye di antaranya, 5 pelanggaran administrasi, 29 dugaan tindak pidana pemilu, 30 pelanggaran kode etik, dan 66 pelanggaran hukum lainnya.
Puadi menuturkan Bawaslu juga mencatat ada 28 laporan dan 7 temuan yang masuk terkait dugaan pelanggaran di masa tenang. Dari 28 laporan, 9 telah diregistrasi. Lalu, dari 7 temuan, 4 temuan diregistrasi.
"Hasil penanganan pelanggaran tahapan masa tenang, satu pelanggaran dan satu bukan pelanggaran, serta 11 masih dalam proses penanganan pelanggaran," paparnya.
"Jenis pelanggaran tahapan kampanye di antaranya, satu pelanggaran kode etik," sambungnya.
Lebih lanjut, Puadi juga menjelaskan ada 49 laporan dan 16 temuan yang masuk terkait pelanggaran tahapan pemungutan dan penghitungan suara. Sebanyak 14 laporan dan 10 temuan telah diregistrasi.
"Hasil penanganan pelanggaran tahapan pemungutan dan penghitungan suara, tiga pelanggaran dan satu bukan pelanggaran, serta 20 masih dalam proses penanganan pelanggaran," paparnya.
"Jenis pelanggaran tahapan kampanye di antaranya, dua pelanggaran kode etik, dan satu pelanggaran hukum lainnya," lanjut dia.
Puadi mengatakan ada pula laporan dan temuan mengenai dugaan pelanggaran netralitas ASN. Total ada 12 laporan dan 62 temuan.
"12 laporan dan 62 temuan diregistrasi. 72 merupakan pelanggaran dan satu bukan pelanggaran," jelas Puadi.
90 Meninggal
Sementara itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) mencatat 90 petugas Panitia pemungutan suara (PPS) meninggal dunia. Dari total 90 petugas tersebut, 60 orang merupakan petugas KPPS dan 30 orang lainnya petugas ketertiban TPS.
"Sampai dengan saya menyampaikan informasi ini, hari ini Jumat 23 Februari, data yang kami terima dari teman-teman KPU provinsi, KPU kabupaten/kota, petugas PPS yang meninggal ada 90 orang," kata Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari dalam konferensi pers di kantor KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat.
"Kemudian kalau dibuat rincian, anggota KPPS yang meninggal ada 60 orang, dan anggota petugas ketertiban sebanyak 30 orang," sambung dia.
Hasyim menuturkan beberapa di antaranya telah diberikan santunan. Dia menyebut sebanyak 20 petugas PPS yang meninggal dunia telah diberikan santunan.
"Yang telah diberikan santunan, sehubungan dengan meninggalnya atau wafatnya para petugas sebanyak 20 orang petugas PPS yang meninggal," ujarnya.
Hasyim menuturkan beberapa diantaranya masih dalam proses pemberian. Hasyim menyebut besar santunan sesuai surat Menteri Keuangan ialah Rp 36 juta.
"Selebihnya masih dalam proses (pemberian santunan), kemudian besar santunan sebagaimana Surat Menteri Keuangan S-647/MK.02/2022 melalui Satuan Biaya Masukan Lainnya (SBML) Tahapan Pemilihan Umum dan Tahapan Pilkada, adalah untuk yang meninggal Rp 36 juta dan untuk biaya bantuan pemakaman Rp 10 juta," tuturnya.
Meski begitu, Hasyim menyampaikan duka cita atas meninggalnya para petugas PPS tersebut. Dia juga menyampaikan terima kasih atas dedikasi yang diberikan terhadap pelaksanaan Pemilu.
"Tentu saja pada kesempatan ini kami turut berduka cita kepada saudara kita para anggota PPS yang meninggal dan kami mengucapkan terima kasih kepada keluarganya yang telah memberikan kesempatan kepada para almarhum pada pemungutan penghitungan suara 14 Februari," katanya. (**)