Senin, 17 Maret 2025

Kader PDIP Ucapkan Selamat ke Gibran, Sinyal Rekonsiliasi atau Ada Faksi ?

Redaksi - Senin, 19 Februari 2024 09:21 WIB
351 view
Kader PDIP Ucapkan Selamat ke Gibran, Sinyal Rekonsiliasi atau Ada Faksi ?
(Dok istimewa)
Dosen Ilmu Politik & International Studies, Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam.
Jakarta (SIB)
Calon wakil presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, mengaku menerima ucapan selamat dari kader PDIP usai dirinya unggul dalam quick count Pilpres 2024. Pernyataan dari Gibran ini bisa dianggap sebagai dibukanya pintu rekonsiliasi kubu Prabowo-Gibran dengan PDIP.
"Statement Gibran ini bisa dimaknai sebagai sinyal kuat bagi kubu Prabowo-Gibran untuk membuka pintu rekonsiliasi untuk berkoalisi dengan PDIP. Sama seperti pada Pilpres 2019 lalu ketika PDIP membuka pintu bagi Prabowo untuk bergabung di pemerintahan pasca kekalahannya berhadap-hadapan dengan Jokowi di 2019," kata Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic), Ahmad Khoirul Umam, saat dihubungi, Jumat (16/2).
Namun, Umam menilai pernyataan Gibran itu juga bisa menjadi kode yang dibocorkan Wali Kota Solo itu terkait munculnya faksi-faksi di PDIP. Pengakuan Gibran yang mendapatkan ucapan selamat dari PDIP memang kontras dengan sikap sejumlah elite PDIP yang saat ini menyuarakan dugaan kecurangan pemilu bahkan mengaku siap untuk mengambil sikap menjadi oposisi.
"Atau sebaliknya statement Gibran itu juga mengindikasikan adanya faksionalisme di dalam tubuh PDIP," katanya.
Umam mengatakan ada dua faksi yang diduga muncul di PDIP saat ini. Faksi pertama, kata Umam, adalah para kader yang memiliki aspirasi untuk bergabung dengan kubu pemenang pemilu.
"Faksi pertama adalah gerbong aspirasi yang hendak bergabung ke pemenang dengan menjadikan Gibran sebagai jembatan politiknya. Karena itu mereka langsung mengucapkan selamat atas kemenangan Gibran meski rekapitulasi suara di KPU masih menunggu 30-an hari lagi," ujar Umam.
"Faksi kedua adalah 'Banteng Ketaton' atau banteng yang terluka akibat pilihan sikap, etika, dan manuver Girban yang dianggap mencederai prinsip dasar perjuangan PDIP," sambungnya.
Menurut Umam, sosok Puan Maharani bisa mengambil peran penting dalam mengakomodasi kepentingan di faksi pertama. Dia mengatakan hubungan baik yang masih terjaga antara Puan ke Jokowi dan Prabowo akan mempermudah komunikasi yang kelak dilakukan.
"Dalam konteks ini gerbong pertama bisa mendorong peran Puan Maharani sebagai komunikator terdepan PDIP yang tampaknya masih punya akses langsung ke Prabowo, Jokowi, atau sekadar ke Gibran. Puan sendiri yang tampaknya pasang badan untuk Gibran sehingga per hari ini tidak ada sikap tegas atau keputusan resmi pemecatan PDIP kepada Gibran. Artinya, ruang diplomasi dan kompromi kepentingan antara PDIP dengan gerbong Prabowo-Gibran masih sangat terbuka," tutur Umam.
Di satu sisi, Umam mengatakan rekonsiliasi PDIP dengan kubu Prabowo-Gibran juga akan bergantung dari sikap Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Dia menyebut tercapai atau tidaknya rekonsiliasi itu tergantung kemampuan Puan dalam menyakinkan Megawati terkait langkah politik selanjutnya yang diambil PDIP seusai pemilu.
"Kuncinya tinggal sejauh mana Puan mampu meyakinkan ibunya, Bu Megawati Soekarnoputri, untuk mengubah haluan dan menerima realitas politik saat ini. Kemungkinan berhasilnya, ada celah. Di mana Megawati sendiri masih menyimpan rasa 'melu rumongso handarbeni' atau masih merasa memiliki tanggung jawab untuk menjaga pemerintahan Jokowi, meskipun ia dilukai hatinya. Buktinya, Megawati tetap tidak mau menarik kader-kadernya di 7 pos Menteri dan Wakil Menteri di pemerintahan Jokowi saat ini," papar Umam.
Sebelumnya, Gibran enggan mengatakan siapa teman dari PDIP tersebut.
"Teman-teman dari PDIP juga sudah ngasih selamat juga," kata Gibran di Balai Kota Solo, Jumat (16/2).
Ditanya siapa teman dari PDIP yang mengucapkan selamat itu, Gibran enggan mengungkapkan.
"Ya nggak usah disebutlah siapa," ucapnya.



Spontanitas Perkawanan
Sementara itu, politikus senior PDIP Hendrawan Supratikno mengatakan ucapan itu dilakukan secara spontan.
"Spontanitas perkawanan saja. Ada caleg yang proses hitungnya baru 10 persen unggul sementara sudah diberi ucapan sana-sini," kata Hendrawan saat dihubungi, Jumat (16/2).
Hendrawan menilai tidak ada yang istimewa dari ucapan selamat yang diterima Gibran dari kader PDIP. Dia menyebut hal itu sebagai bagian dari etika dasar dalam menjaga hubungan pertemanan.
"Memberi selamat merupakan bagian dari etika dasar universal," katanya.
Selain itu, Hendrawan menegaskan sikap PDIP saat ini. Dia mengatakan seluruh kader PDIP mendapatkan instruksi untuk mengawasi proses penghitungan pemilu hingga tuntas.
"Instruksi DPP jelas. Kami semua diminta mencermati proses yang sedang berlangsung. Sebagian fokus menilai apakah cacat moral dalam proses ini masih bisa masuk atau sudah melebihi batas zona toleransi," ujar Hendrawan.(**)


Baca Juga:
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru