Senin, 16 Desember 2024

KSAD Minta Megawati Lapor Jika Temukan Prajurit TNI Intimidasi Rakyat

Redaksi - Selasa, 06 Februari 2024 10:41 WIB
334 view
KSAD Minta Megawati Lapor Jika Temukan Prajurit TNI Intimidasi Rakyat
(KOMPAS.com/NICHOLAS RYAN ADITYA)
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak (berdiri paling depan) saat memberikan keterangan pers di Balai Kartini, Jakarta, Senin (5/2/2024). 
Jakarta (SIB)
Kepala Staf TNI Angakatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak menyarankan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk lapor jika menemukan prajurit TNI AD mengintimidasi rakyat. Maruli mengatakan, penanganan akan sulit jika tidak dilaporkan.
"Kalau memang mau resmi, bisa laporkan atau disampaikan, ada kejadian di mana kami akan coba tindak lanjuti nanti. Jadi, kalau sekarang penyampaiannya intimidasi, kami juga enggak tahu di mana, sulit juga kan," kata Maruli usai menghadiri acara perayaan Natal bersama TNI AD di Jakarta, dilansir Antara, Senin (5/1).
Maruli jamin pihaknya akan menindaklanjuti jika ada laporan yang masuk. Adanya laporan dan bukti menurutnya menjadi dasar penanganan suatu kasus.
"Kalau ada bukti suara, foto, ada saksi, atau apa segala macam, ya, mudah-mudahan kami bisa cepat. Ada dasarnya memanggil orang," ujarnya.
Maruli lalu mencontohkan kesigapan TNI merespons aduan masyarakat, salah satunya saat dokumen pakta integritas yang diteken oleh Pj. Bupati Sorong dan Kepala BIN Daerah Papua Barat, yang saat itu dijabat Brigjen TNI TSP Silaban. Dalam pakta integritas itu, ada dugaan pelanggaran netralitas mengingat salah satu poinnya berpihak pada salah satu calon presiden (capres).
Tak lama setelah dokumen itu viral, Maruli mengatakan bahwa TNI saat itu tegas dan langsung memanggil perwira tinggi yang bersangkutan.
"Ya kan waktu itu di Sorong, itu ternyata anggota TNI yang sedang ada kegiatan di instansi lain. Langsung kami tarik, kami tanya-tanya bagaimana sebetulnya kejadian tersebut, dan lagi dalam proses," kata Maruli.
Maruli menegaskan bahwa TNI selalu sigap merespons setiap laporan atau aduan pelanggaran netralitas oleh prajuritnya selama tahun politik ini.
"Yang tadi saya sampaikan, tentang Papua, kejadian di Sorong itu secara tertulis tidak ada laporan, tetapi ada perkembangan. Ini kami panggil orangnya, langsung berkoordinasi, ya, kami tindak lanjuti langsung kalau memang ada bukti. Akan tetapi, kalau buktinya kata-kata, kami sulit yang mana ini, ya, anggota kami, yang mana yang mengancam," kata dia.
Maruli menegaskan kembali siapa pun yang mengetahui pelanggaran netralitas oleh prajurit untuk segera lapor. Jika tidak, TNI pun menganggap tidak ada masalah.
"Ya, kalau pendapat saya, kalau memang tidak ada hal yang dilaporkan, saya menganggap itu tidak ada," ujar Maruli. (**)



SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru