Senin, 23 Desember 2024

Riset BNPT 2023: Wanita dan Gen Z Rentan Terpapar Radikalisme

Redaksi - Sabtu, 30 Desember 2023 09:14 WIB
262 view
Riset BNPT 2023: Wanita dan Gen Z Rentan Terpapar Radikalisme
Foto: Ist/harianSIB.com
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), Komjen Rycko Amelza Dahniel 
Jakarta (SIB)
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Komjen Rycko Amelza Dahniel mengatakan ada tiga kelompok yang rentan terpapar radikalisme berdasarkan riset BNPT 2023. Ketiga kelompok tersebut adalah wanita, anak-anak, dan remaja usia 11-26 tahun serta yang aktif di internet.
"Menurut riset I-Khub Outlook BNPT RI tahun 2023, terdapat tiga kelompok rentan target radikalisasi, yaitu perempuan, remaja, dan anak-anak. Hal ini diperkuat dengan penelitian indeks potensi radikalisme, bahwa potensi terpapar lebih tinggi pada wanita, generasi muda, khususnya Gen Z umur 11-26 tahun dan mereka yang aktif di internet," kata Rycko Amelza Dahniel dalam pernyataan pers akhir tahun di Sentul, Bogor, Jumat (29/12).
Rycko menerangkan kelompok-kelompok radikal kini sudah mengubah modus perekrutan dan pendekatan. Mereka, kata Rycko, mulai masuk ke ranah politik dan melakukan pendekatan dengan cara lebih lembut.
"Apalagi mereka telah memodifikasi modusnya mulai rekrutmen fund raising hingga mengubah pendekatannya masuk ke ranah politik dan mengubah pendekatan dari 'hard' menjadi strategi 'bullet' menjadi 'ballot strategy'," katanya.
Rycko mengungkap sepanjang 2023 ditemukan 2.670 konten mengandung intoleransi, radikalisme, dan terorisme di media sosial. Sementara itu, katanya, 1.922 konten digital sudah diusulkan untuk diturunkan.
"Sepanjang 2023 terdapat 2.670 temuan konten digital bermuatan 'iret': intoleransi radikalisme, dan terorisme, 1.922 diantaranya diusulkan untuk di-take down, sebagian besar terdapat pada Facebook atau Instagram," kata Rycko.
Rycko mengatakan, tidak ada aksi terorisme di Indonesia sepanjang 2023. Hal tersebut karena penegakan hukum yang tegas dan masif.
"Meski masih terdapat serangan teroris sejumlah negara, sepanjang 2023 tidak ada aksi terorisme di Indonesia. Sebuah indikasi yang menunjukkan membaiknya situasi keamanan di Indonesia," kata Rycko.
"Ini semua berkat penegakan hukum yang tegas dan masif yang dilakukan oleh Densus 88 Polri didukung dengan TNI," imbuhnya.
Kendati demikian, lanjut Rycko, pemerintah tetap waspada karena paparan radikal terhadap kelompok rentan masih terjadi. Dia menyebut, generasi muda menjadi salah satu target dari kelompok tersebut.
"Meski begitu, kita tidak boleh berpuas diri. Paparan radikal kepada kelompok rentan, yaitu perempuan, anak-anak, remaja, masih terus terjadi," kata Rycko.
"Bahkan kelompok ini menjadi target tertinggi. Kelompok ini adalah generasi muda penerus bangsa, jika kita abai membangun daya tahan terhadap paparan radikal terhadap generasi muda, sama saja mewariskan kehancuran bangsa di masa depan," imbuhnya.
Rycko menyebutkan, kelompok-kelompok radikal masih melakukan penguatan dan berupaya memperluas jaringan. Selain itu, mereka secara diam-diam diduga melakukan kegiatan yang memanfaatkan kampus dan organisasi kepemudaan.
"Dari dalam negeri Jamaah Islamiyah terus melakukan rekrutmen kajian dan pelatihan untuk penguatan organisasi. Upaya ini diduga dilakukan melalui kegiatan yang memanfaatkan kampus dan kepemudaan dengan mengatasnamakan agama," kata Rycko.
"Sedangkan Jamaah Ansor Daulah sudah tidak memiliki struktur aktif sehingga muncul kelompok kecil pro-ISIS yang bergerak di daerah-daerah dan aktif di ruang melalui media sosial," imbuhnya. (**)



Baca Juga:
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru