Sabtu, 19 April 2025

PBB: Setengah Penduduk Gaza Kelaparan karena Perang Terus Berlanjut

* Houthi Yaman Targetkan Semua Kapal yang Menuju Israel Tanpa Pandang Bulu
Redaksi - Senin, 11 Desember 2023 09:11 WIB
252 view
PBB: Setengah Penduduk Gaza Kelaparan karena Perang Terus Berlanjut
(Getty Images)
Seorang pria mendistribusikan sup kepada warga Palestina.
Sana’a (SIB)
Seorang pejabat senior bantuan PBB memperingatkan setengah dari penduduk Gaza sedang kelaparan karena perang yang terus berlanjut di sana. Pejabat PBB itu memperkirakan 9 dari 10 keluarga di Gaza tidak bisa makan secara rutin setiap hari.
Dilansir BBC, Minggu (10/12), wakil direktur Program Pangan Dunia PBB, Carl Skau, mengatakan hanya sebagian kecil dari pasokan yang dibutuhkan bisa masuk ke Jalur Gaza. "Kondisi di Gaza membuat pengiriman hampir mustahil," kata Skau.
Skau mengatakan, tidak ada yang mempersiapkannya menghadapi “ketakutan, kekacauan, dan keputusasaan” yang dia dan tim WFP PBB temui selama perjalanan mereka ke Gaza minggu ini.
Dia mengatakan pihaknya menyaksikan kebingungan di gudang, titik distribusi dengan ribuan orang kelaparan, supermarket dengan rak-rak yang kosong, dan tempat penampungan yang penuh sesak dengan kamar mandi yang pecah.
Tekanan internasional dan gencatan senjata sementara selama tujuh hari pada bulan lalu telah memungkinkan sejumlah bantuan yang sangat dibutuhkan untuk masuk ke Jalur Gaza. Namun, WFP menegaskan penyeberangan perbatasan kedua kini diperlukan untuk memenuhi permintaan. "Sembilan dari 10 keluarga di beberapa daerah menghabiskan sehari semalam penuh tanpa makanan sama sekali", ujanya.
Dr Ahmed Moghrabi, kepala unit bedah plastik dan luka bakar di satu-satunya fasilitas kesehatan yang tersisa di kota itu, menahan air mata ketika berbicara tentang kekurangan makanan. "Saya mempunyai anak perempuan, berumur tiga tahun, selalu dia minta permen, apel, buah-buahan. Saya tidak bisa menyediakannya. Saya merasa tidak berdaya," ujar tenaga medis di rumah sakit Nasser itu. "Makanannya tidak cukup, hanya nasi, percayakah Anda? Kami makan sekali, hanya sehari sekali ," sambungnya.
Israel saat ini terus melanjutkan serangan udara di Gaza yang diklaim sebagai upaya melenyapkan Hamas dan memulangkan sandera Israel. Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel Letkol Richard Hecht mengklaim pihaknya tak punya pilihan. "Kematian dan rasa sakit apa pun yang dialami warga sipil adalah hal yang menyakitkan, tetapi kami tidak punya alternatif lain," ucap Hecht. "Kami melakukan segala yang kami bisa untuk mendapatkan sebanyak mungkin wilayah di Jalur Gaza," sambungnya.



Targetkan
Sementara itu, Gerakan Houthi asal Yaman mengatakan akan menargetkan semua kapal yang menuju ke Israel tanpa memandang kebangsaan mereka. Mereka pun memperingatkan semua perusahaan pelayaran internasional agar tidak berurusan dengan pelabuhan Israel. Sebelumnya, Houthi telah menyerang dan menyita beberapa kapal yang terkait dengan Israel di Laut Merah dan selat Bab al-Mandab, jalur laut yang dilalui oleh sebagian besar penyaluran minyak dunia.
Mereka juga telah menembakkan rudal balistik dan pesawat tanpa awak (drone) ke arah Israel. Para pejabat Houthi mengatakan bahwa tindakan mereka adalah bentuk dukungan kepada Palestina. Seperti diketahui, Israel sedang berperang dengan Hamas.
Seorang juru bicara militer Houthi mengatakan bahwa semua kapal yang berlayar ke pelabuhan Israel dilarang melintasi Laut Merah dan Laut Arab. "Jika Gaza tidak menerima makanan dan obat-obatan yang dibutuhkan, semua kapal di Laut Merah yang menuju ke pelabuhan Israel, terlepas dari kebangsaan mereka, akan menjadi target angkatan bersenjata kami," ujar juru bicara Houthi Yaman dalam pernyataan, seperti dilansir dari Reuters, Minggu (10/12).
Houthi adalah salah satu dari beberapa kelompok dalam "Poros Perlawanan" yang bersekutu dengan Iran, yang telah menyerang target-target Israel dan Amerika Serikat (AS) sejak 7 Oktober, ketika para militan Hamas menyerang Israel. Dalam salah satu insiden terbaru, tiga kapal komersial diserang di perairan internasional pekan lalu, yang mendorong kapal perusak Angkatan Laut AS turun tangan.
Houthi, yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman dan pesisir Laut Merah, juga menyita satu kapal kargo milik Inggris bulan lalu yang memiliki hubungan dengan perusahaan Israel. Amerika Serikat dan Inggris telah mengutuk aksi Houthi membajak kapal tersebut, dan menyalahkan Iran atas perannya dalam mendukung kelompok itu.
Pemerintah Iran mengatakan bahwa sekutu-sekutunya membuat keputusan secara independen. Sementara, Arab Saudi telah meminta Amerika Serikat untuk menahan diri dalam menanggapi serangan tersebut. Israel sendiri mengatakan, serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah dan selat Bab al-Mandab merupakan "aksi terorisme Iran" yang memiliki konsekuensi bagi keamanan maritim internasional.(**)


Baca Juga:


Baca Juga:
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru