Jumat, 14 Maret 2025

ASDI: RI Terancam Resesi Demokrasi

* Ingatkan Calon Pemimpin Prioritaskan Pemberantasan Korupsi
Redaksi - Senin, 11 Desember 2023 09:06 WIB
399 view
ASDI: RI Terancam Resesi Demokrasi
Foto: Dok/ASDI via Kompas
NYATAKAN SIKAP: Tokoh aktivis seniman dan akademisi yang tergabung dalam Aliansi Selamatkan Demokrasi Indonesia (ASDI) menyatakan sikap bahwa Indonesia tengah menghadapi ancaman serius berupa resesi demokrasi. Pernyataan sikap ini dibacakan oleh
Jakarta (SIB)
Ratusan tokoh aktivis, seniman, dan akademisi yang tergabung dalam Aliansi Selamatkan Demokrasi Indonesia (ASDI) menyatakan sikap bahwa Indonesia tengah menghadapi ancaman serius berupa resesi demokrasi.
Pernyataan sikap ini dibacakan oleh para tokoh tersebut di sela acara Konser Bongkar yang digelar di Stadion Madya, Jakarta, Sabtu (9/12).
"Aliansi Selamatkan Demokrasi Indonesia, Indonesia mengahadapi ancaman serius resesi demokrasi. Ancaman ini tampak dari penyusutan ruang kebebasan publik untuk kritik dan protes, pelemahan pengawasan legislatif, dan yudikatif, hingga pelemahan integritas sistem pemilihan umum," demikian bunyi pernyataan ASDI.
Menurut ASDI, situasi tersebut menyebabkan penegakan HAM, pemberantasan korupsi dan kelestarian alam semakin jauh dari cita-cita reformasi 1998.
ASDI pun menyampaikan sejumlah tuntutan demi mencegah semakin parahnya resesi demokrasi, yaitu pertama, negara harus memulihkan hak masyarakat dan mengehentikan represi aparat kepada warga yang bersuara kritis di bidang HAM, lingkungan, hak perempuan atau kesetaraan gender, hak-hak adat dan anti korupsi, juga isu keragaman atau inklusifitas.
Kedua, negara harus memulihkan penegakan hukum atau atas korupsi, pelanggaran berat hak asasi, dan kejahatan ekologis yang merusak bumi dan merenggut hak-hak generasi mendatang.
Ketiga, memilih pemimpin dalam seluruh tingkatan yang paham terhadap hak asasi, punya integritas tinggi, tidak punya jejak melalukan pelanggaran hak asasi dan kekuasan inklusif dan menjunjung kesetaraan.
Keempat, menghentikan segala bentuk penggunaan aparat penegak hukum, untuk hal-hal apapun, kecuali bagi penegakan hukum yang jujur, adil dan bermartabat.
Kelima, negara harus memilihkan integritas badan pengawas seperti DPR, dan stop menyalahgunakan penegak hukum seperti KPK maupun MK demi kepentingan keluarga dan golongan sendiri. Keenam, menjaga pemilu jujur, adil, damai, bermartabat dan inklusif.
Selain itu ASDI juga menyerukan agar rakyat harus bergerak bersama mencegah politik dinasti, dan kembalinya tirani.
"Mahasiswa harus segera mengonsolidasikan diri dan mengambil tantangan sejarah untuk berdiri tegak menjadi tonggak demokrasi dengan menolak kembalinya orde baru, dan republik rasa kerajaan," tulis ASDI.



MENGINGATKAN
Ketua panitia Panggung Rakyat Raiden Soedjono dalam keterangan persnya menyebut kegiatan bertema Bokar dibuat demi mengingatkan tentang bahaya korupsi dan cara menyelesaikan kasus rasuah.
"Termasuk, memperkuat lembaga KPK yang terus dilemahkan oleh kekuasaan serta memberi penghormatan terhadap hak asasi manusia sebagai pilar penting demokrasi, sebagaimana deklarasi hak asasi yang sudah diratifikasi," kata dia dalam keterangan pers ASDI.
Raiden menyebut Panggung Rakyat yang dimulai pada Sabtu pada 13.00 WIB tidak dibuat demi kepentingan politik praktis menyambut Pilpres 2024 RI. "Acara tersebut tidak terkait dengan pilpres, melainkan upaya untuk mengingatkan para calon pemimpin bangsa, agar menempatkan agenda pemberantasan korupsi dan penegakan HAM masuk dalam agenda prioritasnya," kata dia.


Baca Juga:


Memperingati
Raiden mengatakan, Panggung Rakyat dibuat ASDI demi memperingati Hari Anti Korupsi & HAM Sedunia pada Hari Sabtu, (9/12).
Dia mengatakan panitia acara tidak memungut biaya bagi warga yang ingin hadir terlibat dalam Panggung Rakyat untuk menguatkan semangat antikorupsi.
"Semua ini dilakukan agar masyarakat selalu ingat bahwa musuh terbesar negara saat ini adalah korupsi yang membuat rakyat jauh dari kesejahteraan," kata Raiden.
Acara diisi dengan orasi beberapa tokoh seperti aktivis HAM Usman Hamid, budayawan Goenawan Mohamad, pakar politik Ikrar Nusa Bhakti, seniman Inayah Wahid, mantan petinggi KPK Laode Muhammad Syarif, hingga ekonom Faisal Basri serta Rhenald Kasali.
Sosok seperti Zoemrotin K. Soesilo, Neng Rukka Sombolingi, Encep Arif Afandi, Yuniyanti Chuzaifah, Erry Riyana Hardjapamekas, Zenzi Suhadi, Karlina Supelli, A. Alex Junaidi, Surya Anta Ginting, Andreas Harsono, Danang Widoyoko, Ririn Sefsani, Neng Dara Affiah, Alif Nurlambang, Melki Sedek Huang, Muhammad Suhud, M. Roni Syamsuri, Abdullah Riansyah, Arya Dewi Prayetno, dan Ahmad Tomi Wijaya juga berorasi di acara yang sama.
Selain orasi, acara juga diisi musisi tenar seperti Kotak, PAS Band, The Black Stones Band, Anto Baret & Andi Malewa, Iwa K, Young Lex & Friends, Tony Q, Marjinal, Endank Soekamti, Jamrud dan Horja Bius. (**)


Baca Juga:


SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru