Jakarta (SIB)
Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly, mengatakan ada hal ganjil terkait operasi tangkap tangan (OTT) pungutan liar (Pungli) Petugas Imigrasi Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali. Kejaksaan Agung (Kejagung) membantah hal tersebut.
"Bahwa ini murni penegakan hukum, kita tunggu proses yang sedang berjalan dan lihat perkembangannya," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung (Kejagung) Ketut Sumedana kepada wartawan, Rabu (22/11).
Dia menyatakan tak ada kejanggalan dalam pengusutan kasus dugaan pungli di layanan fast track itu. Menurutnya, penyidik dari kejaksaan telah mendalami kasus itu sebelum OTT.
"Tidak ada kejanggalan, teman-teman penyidik sudah melakukan pendalaman di sana cukup lama," katanya.
Diketahui, Kejati Bali telah menetapkan Kepala Seksi Pemeriksaan I Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Ngurah Rai bernama Hariyo Seto (HS) sebagai tersangka dugaan pungutan liar. Menurut Ketut, Kejati Bali tak mungkin asal menetapkan tersangka.
"Kalau sudah berani menetapkan tersangka, sudah pasti para penyidik di sana minimal mempunyai dua bukti yang cukup," Kata.
Sebelumnya, Yasonna menyebut ada hal ganjil dengan OTT petugas Imigrasi Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali. Hal itu dilontarkan Yasonna saat merespons ucapan anggota Komisi III DPR RI Fraksi PDIP, Arteria Dahlan, soal OTT yang dilakukan Kejaksaan Tinggi Bali itu.
Yasonna menyebut mulanya sangat marah kepada jajarannya atas peristiwa OTT yang melibatkan petugas Imigrasi tersebut. Dia awalnya merasa miris atas kejadian itu.
"Nanti soal Bandara Ngurah Rai barang kali, saya cukup marah peristiwa itu, saya cukup marah peristiwa OTT-nya. Tapi, setelah Dirjen Imigrasi menunjukkan kepada saya hasil CCTV, saya justru miris, kok segitunya," kata Yasonna dalam rapat kerja di Komisi III DPR RI, Selasa (21/11).
Yasonna mengatakan tak akan memperpanjang pernyataan yang disampaikan Arteria. Menurutnya, kejadian ini akan diselesaikan dengan baik di antara kedua institusi.
"Kita berhubungan baik, mungkin ada kekhilafan. Jadi kadang-kadang kekhilafan itu manusiawi, kekhilafan bisa datang dari kami, bisa juga datang dari luar," ucapnya.
"Jadi saya sempat kesal, saya minta Irjen, saya minta ini, kalau kejadian itu memalukan, tapi karena setelah Pak Irjen meminta seluruh data CCTV dan melihat sesuatu yang amat ganjil dan tidak patut rasanya kami baru memahami dan kami akan menyelesaikan dengan baik antar-institusi,"sambungnya. (detikcom/c)