Sabtu, 19 April 2025

Luhut: Jangan Musuhan di Tahun Politik

Jangan Gampang Sebut Seseorang Pengkhianat
Redaksi - Minggu, 19 November 2023 09:40 WIB
325 view
Luhut: Jangan Musuhan di Tahun Politik
Foto: dok. Kemenko Marves
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.
Jakarta (SIB)
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan meminta agar tidak ada pihak yang bermusuhan di tahun politik ini. Luhut juga berpesan agar pintar untuk membaca tanda-tanda zaman.

"Kita beda-beda itu kan boleh aja. Wong kakak beradik aja boleh beda kok, tapi jangan musuhan, jangan berkelahi, jangan dendaman, gitu loh yang akhirnya membuat setback semua," kata Luhut dalam unggahan video dalam akun Instagramnya, Sabtu (18/11).

"Dan ingat pintar-pintar membaca tanda-tanda zaman dan basisnya data, bukan bicara perasaan. Nanti kalau kau jatuh cinta aja bicara perasaan," imbuhnya.

Luhut juga mengingatkan jangan gampang menyebut seseorang itu pengkhianat. Dia berpesan agar berkaca terkait apa yang telah diberikan kepada negeri.

"Kau tanyalah hatimu yang paling dalam, apa sih yang sudah kau lakukan untuk republik ini? Jangan kita gampang judge orang lain gitu, bilang ingusanlah, bilang pengkhianat lah. Siapa sih yang mau jadi pengkhianat?" kata dia.

Luhut juga menyinggung hal yang sering disampaikan kepada teman-temannya sesama purnawirawan TNI. Luhut mengajak agar tak berantem dan memberikan masukan yang baik.

"Dan itu yang saya sampaikan kepada teman-teman saya sama-sama TNI. Kita harus dewasa, kita rata-rata umur 70-an, saya bilang, ngapain musti berantem, dan kasihkanlah masukan-masukan bagaimana membuat Indonesia lebih maju ke depan, jangan terus mertorpedo apa yang menjadi success story seseorang," tutur dia.

Lebih lanjut, Luhut mengatakan, tak ada presiden yang bisa menyelesaikan semua masalah bangsa. Dia kemudian menyinggung soal jiwa besar Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang merangkul Prabowo Subinato.

"Tidak akan ada satu presiden pun yang akan menyelesaikan seluruh masalah bangsa ini, tak akan. Kenapa musti berkelahi? Pak Jokowi sudah menunjukkan kebesaran jiwanya rekonsiliasi dengan Pak Prabowo dan hasilnya kan sekarang bagus, itu aja kita pegang," katanya.

Kembali lagi Luhut mengingatkan agar tidak membawa perasaan dalam berpolitik. Dia juga mengingatkan agar tak saling menuduh.

"Jadi jangan baperanlah, jangan terus ya gampang nuduh kiri, nuduh kanan itu, kalau kau nggak suka jangan pilih, habis, apalagi kalau dengan milenial sekarang ini, siapa sih yang bisa ngatur milenial? Cucu saya apakah saya bisa mengatur pilihannya, ini, pilihlah ini, nggak bisa. Dia sama teman-temannya punya anu sendiri, sudah punya maunya sendiri," pungkasnya.


Pesan Jokowi
Luhut masih melakukan pemulihan kesehatan di Singapura. Luhut menyebut kepulangannya ke Indonesia tergantung dokter.

"Ya saya sih tergantung dokter saja, karena istri saya sekarang berperan sangat penting dalam hidup saya. Tapi semua langkah-langkah saya, saya laporkan kepada Bapak Presiden," kata Luhut .

Luhut juga mengungkapkan arahan Presiden Jokowi terkait kesehatannya. Jokowi meminta Luhut yang memaksimalkan pemulihan sebelum pulang ke RI.

"Dan Bapak Presiden memberikan arahan 'Pak Luhut, upayakan sesempurna mungkin recovery-nya, ya baru kembali ke Jakarta'," katanya.

Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya mengungkap, kondisinya yang menjalani perawatan di Singapura sudah mulai melakukan aktivitas olahraga.

"Saya udah tiap hari jalan sekarang, ya bertahap 1,2 kilometer, 2 kilometer, saya tadi udah mulai angkat beban dikit, sudah mulai sedikit plank, walaupun baru 15 detik," ujar Luhut.

Saat bicara dalam video itu, Luhut tampak duduk di sebuah ruangan dengan background jendela yang di belakangnya ada tanaman hijau. Dalam video itu juga tampak cuplikan aktivitas Luhut yang berjalan dan angkat beban.

Sementara dalam caption pada unggahannya, Luhut menyebut sudah diperbolehkan keluar dari rumah sakit. Namun Luhut belum bisa pulang ke RI.

"Tiga hari yang lalu, sejujurnya saya sudah diperbolehkan keluar dari General Hospital Singapore. Namun, belum bisa pulang ke tanah air karena masih menjalani rawat jalan guna memastikan kondisi saya pulih sepenuhnya," demikian tulis Luhut dalam unggahannya itu.


Dijenguk John Kerry
Luhut juga mengungkap dijenguk oleh utusan khusus Presiden Amerika Serikat urusan iklim John Kerry saat menjalani perawatan di Singapura. Luhut menyebut, kunjungan itu sebagai bentuk penghormatan kepada Presiden Jokowi.

"Tiga hari yang lalu John Kerry datang jenguk saya di Singapura, saya juga terus terang jujur nanya, ini saya siapa sih kok John Kerry minta supaya bisa ketemu saya. Ujung-ujungnya adalah penghormatan mereka kepada Presiden Jokowi," kata Luhut .

"Dari semua itu petinggi-petinggi yang datang jenguk saya, ujung-ujungnya membawa rasa hormat mereka kepada Presiden Joko Widodo yang di tengah-tengah keadaan ekonomi dunia yang tidak baik seperti sekarang ini," imbuhnya.

Luhut menyebut, dia dan John Kerry sempat membahas soal rumput laut. Dia menyebut rumput laut ini juga bisa menangani masalah perubahan iklim.

"Dan kita juga jelaskan, saya jelaskan sama John Kerry, lihat sekarang mana yang rumput laut, ya kita mau bikin jadi anu juga, jadi bagian dari masalah penanganan masalah climate change," katanya.

"Kita punya, ya alam ini memberikan depleted reservoir, kita punya saline aquifer, yang jumlahnya itu hampir arau lebih 400 Giga Ton, itu yang bisa di-inject CO2 ke dalamnya, artinya apa? Ya kita kiri kanan ya baik-baik aja. Ke Tiongkok ita baik, ke Amerika juga baik.Sepanjang national interest kita juga terlindung, as simple as that," kata dia.

Pada pertemuan itu Luhut juga sempat menceritakan terkait dana Pertamina yang mengendap di Venezuela senilai 300 juta dolar Amerika. Luhut menyebut saat itu John Kerry langsung menelepon Amos Hochstein, tangan kanan Presiden Joe Biden untuk membantu persoalan tersebut.

"Anda bisa bayangin 300 juta dolar duit di Pertamina ditahan di Venezuela, itu dilepaskan oleh Amerika, sehingga itu dapat kembali ke Pertamina tanpa keluar satu persen pun, dan kita bicara sama mereka jelas, kalau Anda berteman sama kami ya buktikan perkawananmu itu. Kita nggak pernah against kalian kok, kita itu hanya membela kepentingan nasional Indonesia, itu aja. Dan mereka menghargai sikap itu," pungkasnya.(detikcom/c)



SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru