Kamis, 19 Desember 2024

Panglima TNI Minta Maaf Soal Ucapan ‘Piting' Terkait Rempang

* Buka Latihan Militer Bersama Negara ASEAN di Batam
Redaksi - Rabu, 20 September 2023 09:19 WIB
234 view
Panglima TNI Minta Maaf Soal Ucapan ‘Piting' Terkait Rempang
(Foto:Dok/Yonmarhanlan IV Batam via ulasanco)
BERI KETERANGAN: Panglima TNI Laksamana Yudo Margono (tengah) saat memberikan keterangan ke awak media didampingi perwakilan militer ASEAN usai membuka resmi Latgab ASEX-01 Natuna di Dermaga Pelabuhan Batuampar, Batam, Selasa (19/9). <
Jakarta (SIB)
Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono meminta maaf soal ucapan 'piting' pendemo di wilayah Rempang, Kepulauan Riau (Kepri). Dirinya meminta maaf karena ucapannya membuat salah masyarakat salah menafsirkan kata 'piting' yang dia maksud.
"Tentunya pada kali ini saya mohon maaf, sekali lagi saya mohon maaf atas pernyataan kemarin, yang mungkin masyarakat menilai salah dipiting," ujar Panglima TNI Yudo kepada wartawan di Dermaga Batu Ampar, Batam, Selasa (19/9).
Yudo menjelaskan, penggunaan kalimat itu biasa digunakannya dalam konteks bukan kekerasan. Dirinya pun merasa tindakan tersebut lebih aman karena TNI tidak memiliki alat.
"Itu saya nggak tahu karena bahasa saya itu orang ndeso, yang biasa mungkin melaksanakan dulu waktu kecil kan sering piting-pitingan dengan teman saya tuh. Saya pikir dipiting lebih aman, karena memang kita tak punya alat," terang mantan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) ini.
"TNI tidak dilibatkan untuk tadi memakai alat seperti yang zaman dulu, tidak ada," tambah Yudo.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksda Julius Widjojono sebelumnya juga telah menjelaskan soal pernyataan Panglima TNI tersebut. Laksda Julius menjelaskan konteks kalimat Panglima TNI.
"Jika dilihat secara utuh dalam video tersebut, Panglima TNI sedang menjelaskan bahwa demo yang terjadi di Rempang sudah mengarah pada tindakan anarkisme yang dapat membahayakan, baik aparat maupun masyarakat itu sendiri, sehingga meminta agar masing-masing pihak untuk menahan diri," kata Kapuspen TNI dalam keterangan pers, Senin (18/9).
Video ucapan Panglima TNI soal perintah memiting pendemo terkait Rempang diunggah sejumlah akun di media sosial (medsos). Laksamana Yudo mengatakan hal itu menyampaikan instruksi kepada komandan satuan bawahan terkait penanganan demo masa di wilayah Rempang yang saat itu disiarkan langsung di akun Youtube Puspen TNI, tapi video tersebut sudah tak dapat diakses umum.
Julius menyampaikan bahwa Panglima TNI menginstruksikan kepada Komandan Satuan untuk melarang prajurit menggunakan alat/senjata, dalam mengamankan aksi demo Rempang. Panglima TNI, lanjutnya, ingin menghindari korban sehingga lebih baik menurunkan prajurit lebih banyak dari pada menggunakan peralatan yang bisa mematikan.
"Panglima mengatakan, jangan memakai senjata, tapi turunkan personel untuk mengamankan demo itu," ujarnya.
Dia mengatakan penggunaan istilah 'piting-memiting' itu sebenarnya hanya bahasa prajurit, karena disampaikan di forum prajurit. Namun arti dari bahasa 'piting-memiting' yang dimaksudnya ialah setiap prajurit 'merangkul' satu masyarakat agar terhindar dari bentrokan.


Tak Kirim Pasukan
Yudo Margono juga menegaskan, tidak mengirim pasukan ke Rempang, Batam. Adapun prajurit TNI di Rempang merupakan pasukan wilayah.
"Saya kan nggak kerahkan pasukan. Pasukan TNI kan nggak ada, saya kan nggak kerahkan pasukan, pasukan yang ada itu kan pasukan di wilayah," ujar Yudo.
"Itu (pasukan) punyanya ada Korem (Komando Resor Militer), ada Lantamal (Pangkalan utama TNI AL), ada Kodim (Komando Distrik Militer), dan sebagainya. Jadi nggak ada saya kerahkan pasukan," tambahnya.
Yudo mengatakan pengerahan personel TNI akan dilakukan bila ada permintaan. Yudo juga mengatakan prajurit TNI di wilayah tidak bersenjata.
"(Anggota TNI) Tidak bersenjata, ingat tidak bersenjata, memberikan pengamanan kepada masyarakat, pemberian komunikasi masyarakat bertanya tentang ini ya disampaikan, jadi tidak pengamanan yang disampaikan seperti kemarin," ucapnya.


Buka Latihan Militer
Kehadiran Panglima TNI Laksamana Yudo Margono di Batam juga membuka latihan bersama pertama militer negara-negara ASEAN. Latihan militer itu bernama ASEAN Solidarity Exercise (Asex-01) Natuna.
Pembukaan acara diawali dengan kedatangan Panglima TNI bersama sejumlah petinggi dan perwakilan militer negara-negara ASEAN. Acara dilanjutkan dengan upacara pasukan TNI dengan negara ASEAN.
"Tanggal 19 September 2023, latihan Asex-01 Natuna 2023 saya nyatakan dibuka," ujar Yudo.
Latihan militer bersama ini akan digelar dari Batam menuju ke Natuna (Ranai), Kepulauan Riau. Tema latihan bersama, yaitu Promoting Regional Peace and Stability through ASEAN Military Cooperation.
"Nanti rutenya dari Batam menuju ke Ranai dan di Ranai kita akan laksanakan bakti sosial, bakti kesehatan, intinya untuk kesejahteraan masyarakat di Natuna," kata dia.
Yudo mengatakan latihan kali ini bukan latihan perang. Latihan ini fokus pada penanggulangan bencana dan kegiatan sosial.
"Walaupun latihannya bukan latihan perang, karena ASEAN lebih pada ekonomi," ucapnya.
"Dihadiri oleh Panglima angkatan bersenjata Malaysia, Panglima angkatan bersenjata Singapura, Wakil Panglima angkatan bersenjata Thailand dan seluruh perwakilan dari negara-negara ASEAN," tambahnya.
Kegiatan latihan bersama berupa maritime security/marsec dan penanggulangan bencana, Engineer Civil Action Project (ENCAP), Medical Civil Action Project (MEDCAP), Cargo Drop dan bakti sosial.
Latihan juga akan melibatkan unsur sipil dari negara ASEAN dengan TNI sebagai koordinatornya. Tujuan latihan gabungan untuk meningkatkan kerjasama negara ASEAN dalam bidang keamanan laut serta penanggulangan bencana. (detikcom/a)


Baca Juga:
Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru