Kamis, 13 Februari 2025

PBNU Tak Ingin Warganya Dianggap Seperti Kerbau Ditarik Sana Sini Demi Pemilu 2024

* Suara NU Tak Otomatis Bisa Disatukan
Redaksi - Senin, 04 September 2023 09:12 WIB
218 view
PBNU Tak Ingin Warganya Dianggap Seperti Kerbau Ditarik Sana Sini Demi Pemilu 2024
ANTARA FOTO/Reno Esnir/nym
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (kanan) bersama Wakil Ketua Umum PBNU KH Amin Said Husni (kiri) memberikan keterangan pers mengenai Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama dan menyikapi isu keba
Jakarta (SIB)
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya merasa banyak tokoh-tokoh politik yang menginginkan suara dari NU. Gus Yahya mengaku tak kaget jika NU menjadi primadona dalam politik Pemilu 2024, lantaran warga NU yang cukup banyak.
"Orang tahu NU ini punya warga yang banyak sekali, basisnya sangat luas, survei terakhir dari Alvara misalnya menyebutkan bahwa 59,2 persen mengaku sebagai pengikut NU. Jadi mereka itu identifying them self sebagai warga NU," kata Gus Yahya di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Sabtu (2/9).
Meski begitu, dia tak terima jika warga NU disamakan dengan kerbau (kebo) yang mudah diarahkan. Menurutnya, hal itu merupakan penghinaan kepada NU.
"Cuma sekarang mindset orang itu masih banyak warga NU ini kebo-kebo yang disuruh ibunya ke sana ke mari gampang itu, dan itu anggapan yang menghina sekali kepada warga NU," ungkap dia.
Menurutnya, warga NU merupakan terdidik dan bisa menentukan pilihannya sendiri. "Mereka tahu apa yang mereka butuhkan, apa yang layak apa yang tidak, mereka bisa milih orang," ujarnya.
Lebih lanjut, Gus Yahya mengakui memang ada aktor-aktor politik yang dicanangkan maju dalam kontestasi Pilpres, melakukan pendekatan kepada NU. Namun, kata dia, hal itu terjadi saat awal-awal saja dan saat ini sudah tidak ada.
"Awal-awal ada yang coba-coba (mendekat), tapi saya kira sekarang sudah kapok, hari-hari ini sudah kapok, karena kita juga tidak bergeser dari gestur bahwa sudah silakan," paparnya.
Gus Yahya menekankan berdasarkan hasil Muktamar, NU tetap ada dalam posisi tidak mendukung salah satu pasangan calon. Dia pun mengaku tak ingin warga NU diseret-seret kemana-mana.
"Saya sendiri sebagai ketum PBNU dan teman-teman di PBNU punya sikap yang sama, kami tidak mau warga ini harus dicocok-cocok hidungnya diseret ke sana ke mari," tuturnya.


Tak Otomatis
Menyikapi deklarasi Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar , Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi mengatakan PBNU tidak dalam posisi dukung-mendukung.
"Ini sepenuhnya wilayah parpol pengusung, PBNU tidak dalam posisi dukung-mendukungnya," kata Fahrur kepada wartawan, Sabtu (2/9).
Fahrur mengatakan suara nahdliyin tidak otomatis bisa disatukan oleh siapa pun. Dia mencontohkan pada Pemilu 2019, tidak semua suara nahdliyin memilih pasangan Jokowi dan Ma'ruf Amin.
"Saya kira ini akan cukup meramaikan suasana pilpres, tapi tidak otomatis suara nahdliyin bisa disatukan oleh siapa pun. Pengalaman pemilu yang lalu, suara nahdliyin sangat cair, tidak semua memilih Jokowi-KH Ma'ruf Amin," kata Fahrur.
"Tapi ini akan semakin menjadikan posisi NU sangat penting, karena pemilih tradisional nahdliyin masih sangat besar jumlahnya," imbuhnya.
Fahrur mengatakan saat ini mungkin semua kandidat calon presiden sedang melirik cawapres dari nahdliyin. Hal itu, kata Fahrur, supaya dapat menggaet suara pemilih dari NU.
"Mungkin semua kandidat capres akan melirik cawapres nahdliyin juga, agar dapat menggaet suara pemilih NU, nama seperti Pak Mahfud Md, Ibu Khofifah, Erick Thohir, menjadi kandidat cawapres yang sangat menarik," ujarnya.
Dia berharap kontestasi Pilpres 2024 berjalan tanpa ada kebencian. Dia mengatakan tiga pasangan capres dan cawapres akan mengurangi polarisasi pendukung yang fanatik.
"Kita berharap semua berkontestasi secara fair dan kesatria tanpa kebencian agar pemilu tidak meninggalkan bekas luka. Kalau ada tiga kandidat, akan semakin baik dan mengurangi polarisasi pendukung fanatik," katanya. (detikcom/c)


Baca Juga:
Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru