Medan (SIB)
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Konstruksi Indonesia (Gapeksindo) Sumatera Utara (Sumut), Erickson Lumbatobing mengatakan kontraktor lokal ingin seepatnya berakhir rezim yang memanjakan “orang asing”. “Kontraktor khususnya dari Gapeksindo Sumut ingin pekerjaan khususnya bidang konstruksi, diberi pada pekerja lokal. Yang dimaksud ‘orang asing’ adalah pekerja dari luar Sumut dan kami cuma menonton,” ujarnya di Medan, Rabu (23/8) seusai bertemu ketua-ketua organisasi kontruksi yang terferivikasi berwadah dalam Sekretariat Bersama Organisasi Konstruksi.
Ia mengatakan, rezim dimaksud mengatakan akan membuka dan mengusahakan lapangan kerja pada warga Sumut. Tetapi, pada kenyataannya, yang dilakukan adalah meminggirkan warganya sendiri. Misalnya pada proyek multi years berbiaya Rp2,7 triliun yang nyata-nyata tidak melibatkan kontraktor lokal. “Padahal Gapeksindo Sumut memiliki tanggung-jawab menciptakan lapangan kerja dan ikut menumbuhkan perekonomian Sumut,” tegas Erickson Lumbantobing.
Ia menunjuk kondisi kontraktor di Sumut. Awal tahun 2000-an jumlah kontraktor ada 6.000-an tapi sekarang tinggal 1.500-an. Yang ‘tereliminasi’ adalah rekan-rekan yang tidak mendapat pekerjaan dan beralih profesi. “Paradoksnya kehidupan dunia berusaha khususnya di bidang konstruksi di Sumut seperti beroleh proteksi,” urainya seraya menambahkan.
Sekber Perusahaan Konstruksi diketuai Ir Saut B Pardede dan Sekretaris Rikson Sibuea ST. Dalam sekber Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi), Gabungan Perusahaan Konstruksi Nasional Indonesia (Gapeksindo), Asosiasi Kontraktor Nasional (Askonas) dan Gabungan Pengusaha Konstruksi Nasional (Gapeknas).
Erickson Lumbantobing mengatakan, Gapeksindo Sumut konsisten dengan perjuangan dan nasionalisme keindonesiaan dalam ikut bersumbangsih pada pembangunan bangsa dan negara. “Meski dalam kondisi prihatin tapi Gapeksindo tetap mendadar dan mengarahkan kontraktor muda dalam blok Era Gapeksindo Muda. Mereka-mereka ini adalah masa depan mental religi terbaik di Sumut di bidang kontraktor,” tegasnya.
Bersamaan dengan itu, Erickson Lumbantobing memastikan, kontraktor di Sumut tetap tak ingin melakukan hal-hal kontra produktif tapi tetap optimistis bahwa badai pasti berlalu dengan bergantinya rezim. (R10/r)