Kamis, 06 Februari 2025

Eks Rektor UINSU Prof Saidurrahman Kembali Ditetapkan Jadi Tersangka Korupsi Ma'had

* PK Ditolak MA, Prof Saidurrahman Tetap Dibui 2 Tahun
Redaksi - Jumat, 28 Juli 2023 09:27 WIB
457 view
Eks Rektor UINSU Prof Saidurrahman Kembali Ditetapkan Jadi Tersangka Korupsi Ma'had
VIVAnews/Eka Permadi
Mantan rektor UIN Sumut Prof Saidurrahman 
Medan (SIB)
Terpidana kasus korupsi pembangunan gedung Kampus Terpadu Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU), Prof Dr. Saidurrahman (52) kembali ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Medan.
Kali ini, mantan Rektor UINSU itu diduga melakukan tindak pidana korupsi pada kegiatan program wajib Ma’had bagi mahasiswa UINSU yang merugikan keuangan negara sebesar Rp956 juta lebih.
Hal itu dibenarkan Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Medan Wahyu Sabruddin melalui Kasi Pidsus Mochammad Ali Rizza ketika dikonfirmasi wartawan, Kamis (27/7).
"Benar, tim Pidsus Kejari Medan menetapkan yang bersangkutan sebagai tersangka pada Minggu lalu," kata Mochammad Ali Rizza.
Dikatakan Ali Rizza, Penetapan tersangka itu dilakukan berdasarkan pengembangan penyidikan tanggal 30 Maret 2023 oleh tim Pidsus Kejari Medan, yang mana terlebih dahulu menetapkan Sangkot Azhar Rambe selaku mantan Kepala Pusat Pengembangan Bisnis (Pusbangnis) UINSU sebagai tersangka.
"Setelah tim Pidsus Kejari Medan mendapatkan dua alat bukti berdasarkan hasil pengembangan, kita langsung menetapkan yang bersangkutan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pada kegiatan program wajib Ma’had bagi mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Tahun Anggaran 2020 sampai dengan Tahun Anggaran 2021," katanya.
Dikatakan Kasi Pidsus, berdasarkan audit dari Badan Pemeriksaan Keuangan Negara (BPK) Provinsi Sumatera Utara, dalam kasus ini kerugian negara sebesar Rp.956.200.000.
Dalam kasus ini, sambung Ali Rizza, tim Pidsus Kejari Medan telah menetapkan 3 orang sebagai tersangka yakni Sangkot Azhar Rambe selaku mantan Kepala Pusbangnis UINSU, Evy Novianti Siregar selaku Staf UPT Pusbangnis UINSU dan Saidurrahman selaku mantan Rektor UINSU.
"Namun, dari tiga tersangka, dua diantaranya yakni tersangka Sangkot Azhar Rambe dan Evy Novianti Siregar sudah ditahan ditempat yang berbeda. Tersangka Sangkot kita tahan di Rutan Tanjung Gusta Medan dan tersangka Evy ditahan di Rutan Perempuan Kelas IIA Medan," ujarnya.
Sementara, kata Ali Rizza, untuk tersangka Saidurrahman masih dalam pengejaran, sebab yang bersangkutan ketika beberapa kali dipanggil baik sebagai saksi maupun telah ditetapkan sebagai tersangka tidak mengindahkan panggilan tersebut.
"Kita sudah berkoordinasi dengan pimpinan, saat ini tim Pidsus masih melakukan pengejaran terhadap tersangka," tegasnya sembari mengimbau agar tersangka dapat menyerahkan diri.
Akibat perbuatannya, ketiga tersangka dijerat dengan Pasal 2 ayat (1) subs Pasal 3 jo Pasal 18 UU Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana," pungkasnya.
Diketahui sebelumnya, Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri (PN) Medan menjatuhkan hukuman pidana penjara kepada rektor UIN Sumut, Saidurrahman, selama 2 tahun pada Senin (29/11/2021).
Majelis hakim yang diketuai Jarihat Simarmata menilai mantan Rektor UINSU itu terbukti bersalaha melakukan korupsi biaya pembangunan Kampus Terpadu UIN Sumut, Medan, pada tahun 2018 yang merugikan keuangan negara sebesar Rp10,3 miliar.
Dalam amar putusannya, Saidurrahman terbukti bersalah melanggar Pasal 3 jo Pasal 18 dari UU Nomor 31 Tahun 1999 Jo UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana.


Ditolak
Sementara itu, Mahkamah Agung (MA) menolak peninjauan kembali (PK) yang diajukan mantan Rektor UINSU Medan Prof Saidurahman. Alhasil, Saidurahman tetap divonis 2 tahun penjara karena korupsi.
Kasus ini bermula pada 2017. Kala itu Prof Saidurahman disebut mengetahui Kementerian Agama (Kemenag) menyediakan dana kegiatan pembangunan yang anggarannya bersumber dari dana APBN Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
Atas dasar itu, Prof Saidurahman menyurati Kemenag untuk pengajuan rencana pembangunan gedung perkuliahan terpadu UINSU. Pada 2018, UINSU mendapat anggaran untuk pembangunan gedung perkuliahan terpadu UINSU dari APBN Surat Berharga Syariah Negara dengan nominal pagu anggaran Rp 50 miliar.
Proyek tersebut diduga tidak berjalan sesuai dengan aturan. Polisi kemudian melakukan penyelidikan dan menetapkan tiga orang sebagai tersangka dugaan korupsi proyek gedung kuliah UINSU, salah satunya Prof Saidurahman.
Polisi mengendus kasus itu dan menetapkan Prof Saidurahman menjadi tersangka. Berdasarkan audit dari Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) kerugian negara dalam kasus ini disebut mencapai Rp 10 miliar. Prof Saidurahman lalu diproses hingga pengadilan.
Pada 29 November 2021, Prof Saidurahman dihukum 2 tahun penjara oleh PN Medan. Selain itu, Prof Saidurahman didenda Rp 500 juta subsider 1 bulan kurungan. Vonis itu satu tahun di bawah tuntutan jaksa. Prof Saidurahman menerimanya. Belakangan, Prof Saidurahman mengajukan PK. Apa kata MA?
"Tolak," demikian bunyi amar singkat yang dilansir website MA, Kamis (27/7). Duduk sebagai ketua majelis Eddy Army dengan anggota Ansori dan Prim Haryadi. Adapun panitera pengganti Bayuardi. (A10/detikcom/a)


Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru