Medan (SIB)
Ketua Umum Hari Doa Nasional Ny Devi Luhut Binsar Panjaitan Boru Simatupang mengatakan, umat Kristen harus berdoa untuk damai sejahtera bangsa, demi sesama manusia, demi saudara-saudara sebangsa dan setanah air.
“Tema Hari Doa Nasional (HDN) berdoa untuk kesejahteraan bangsa (Yeremia 29:7) mengingatkan, bahwa damai sejahtera bukan milik satu kelompok, satu agama, satu suku dan golongan,” kata Ny Devi Luhut Binsar Panjaitan Boru Simatupang pada Hari Doa Nasional di Gereja GBI Rumah Persembahan, Jalan Jamin Ginting, Simpang Selayang Medan, Rabu (5/7).
Dalam sambutannya tersebut, Ny Devi mengulas sedikit tentang Bangsa Israel. Ketika Israel dibuang ke negeri asing bernama Babel yang tidak mengenal Allah. Seharusnya Israel memusuhi Babel karena telah memenjarakan mereka, tapi Nabi Yeremia malah memberitakan kehendak Tuhan: “Usahakanlah kesejahteraan kotamu kemana Aku membuangmu dan berdoalah untuk kota itu kepada Tuhan, sebab kesejahteraannya adalah kesejateraanmu juga.
“Kita berasal dari daerah dan pulau-pulau yang berbeda yang tersebar di negara tercinta Indonesia, menyatu di dalam doa hari ini. Patut disyukuri, pertemuan di dalam doa nasional ini bisa berlangsung karena kita hidup dalam negara yang tidak membeda-bedakan ras, suku, agama dan golongan. Bahkan kehidupan beragama kita dilindungi UUD 1945. Di dalam UU tersebut kita tidak menemukan pembagian rakyat berdasarkan jumlah, minoritas atau mayoritas. Tidak mengenal kantong-kantong pemukiman berdasarkan agama, etnis dan golongan, semua menjadi satu kesatuan,” ucap Ny Devi.
Dia mengungkapkan, jika sejarah ditulis dengan hati bersih dan dibaca dengan jiwa besar, maka nyata bahwa konsep keindonesiaan bukan lahir dari satu pihak, melainkan dari berbagai pihak dan memusat pada satu titik temu.
Konkritnya, Indonesia ada bukan karena jasa satu kelompok tertentu, melainkan karena kerjasama segala kelompok yang ada. Oleh sebab itu, sungguh tidak ada dasar bagi kita untuk menolak atau mendiskriminasi kelompok etnik, golongan maupun agama lain.
Maka damai sejahtera akan kita dapatkan, kita perjuangkan, didoakan, dihidupi di dalam bangsa yang pluralis ini,” harapnya.
Pada Pemilu tahun 2024, bangsa rakyat Indonesia akan memilih Presiden dan petugas negara yang lain. Untuk itu, warga gereja diharapkan melihat sebagai lanjutan perjuangan untuk damai sejahtera, bukan babak baru untuk orang baru. Petugas negara bisa berganti-ganti, namun perjuangan mengisi kemerdekaan tetap satu dan berkelanjutan, siapapun nanti yang memerintah.
“Maka, damai sejahtera makin relevan masa sekarang ini, oleh karena itu saudara-saudara, kiranya damai sejahtera ada di dalammu, seperti tertulis dalam Kitab Mazmur 122:6 dan 8,” tutur Ny Devi.
Kebesaran Orang Beriman
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mengapresiasi kegiatan Hari Doa Nasional di GBI Rumah Persembahan. Diharapkan kegiatan ini dapat memperkuat nilai-nilai keagamaan dan membawa kebaikan untuk masyarakat Sumut.
"Tentunya saya mengapresiasi kegiatan ini, karena kebesaran orang yang beriman adalah doa. Hanya orang yang beriman yang menggunakan doa untuk meminta pada Tuhan, baik kita senang atau susah," ucap Edy Rahmayadi.
Gubernur menyatakan, yang hadir pada kegiatan ini tentunya orang beriman, menebarkan rasa kasih sayang antar sesama. Dengan kegiatan ini tentunya rasa kasih tersebut dapat lebih terpupuk lebih erat lagi. “Salam hormat bagi kita semua, karena dalam acara ini juga dihadiri oleh berbagai lintas agama di antaranya Budha, Hindu, Konghucu dan lainnya,” ujar Edy Rahmayadi.
Gembala Pembina GBI Rumah Persembahan yang juga Ketua Pelaksanaka HDN Pdt Dr R Bambang Jonan mendoakan Indonesia agar diberkati Tuhan, alam Indonesia seperti gunung, lembah, sungai dan laut juga diberkati. Pemimpin bangsa, mulai dari Presiden Jokowi, Wapres Ma’ruf Amin ikut didoakan. Begitu juga para menteri, gubernur, bupati, wali kota se Indonesia, TNI, Polri serta kejaksaan ikut didoakan agar mampu melakukan hal-hal benar dalam memimpin rakyatnya.
Acara puncak HDN itu diisi seminar nasional dan diakhiri ibadah dengan pengkhotbah Pdt Gomar Gultom MTh, Ketua Umum PGI Pusat.
Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga Injili Indonesia (PGLII) Pdt Dr Ronny Mandang menceritakan sejarah digelarnya HDN ini, pada bulan Oktober 2011 dilakukan Global Christian Forum di Manado dari lima benua lintas denominasi gereja dengan tema “Hidup bersama dalam Kristus dan diberdayakan Roh Kudus”.
Dari pertemuan tersebut dideklarasikanlah Forum Umat Kristiani Indonesia (Fukri) yang ditandatangani oleh Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga Injili Indonesia (PGLII), Persekutuan Gereja-geraja Pentakosta di Indonesia (PGPI), Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), Gereja Ortodox Indonesia (GOI), Gereja Masehi Advent Hari ke-7 dan Persekutuan Gereja Baptis Indonesia.
Tahun 2018 diselenggarakan Konferensi Pekabaran Injil (KPI) di Berastagi, ada enam butir rekomendasi yang dihasilkan tentang Pekabaran Injil yang disepakati Fukri. Kemudian tahun 2021 diselenggarakan Konferensi Pekabaran Injil dan deklarasi damai. Tahun 2022 diselenggarakan Paskah Nasional di Talaud Sulawesi Utara, sekaligus menjadi Paskah Nasional pertama yang dilaksanakan Fukri. Di tahun yang sama dilakukan peresmian rumah doa segala bangsa di Papua dan dideklarasikan Hari Doa Nasional setiap tahun.
“Inilah runtutan dari peristiwa terbentuknya Fukri yang terus menggerakkan sebuah kalimat pendek adanya “rasa lapar” (kerinduan) untuk kesatuan umat Kristen di seluruh Indonesia. Meski di tengah-tengah kerinduan ini masih ada terdapat perpecahan gereja. Tapi lewat kebersamaan keesaan gereja, diharapkan semua yang berbeda, terpisah, terurai dan terpecah-belah menjadi satu. Sehingga puncak HDN tahun 2023 ini di Medan, seluruh denominasi gereja sudah bertemu.
Fukri kemudian menyepakati Ketua Umum HDN Ny Devi Luhut Binsar Panjaitan yang bekerja lelah sudah melaksanakan HDN bersama Ketua Pelaksana Pdt Dr R Bambang Jonan,” terang Pdt Rony Mandang.
HDN di Medan dihadiri ribuan umat Kristen dari berbagai denominasi gereja, termasuk 151 pimpinan Sinode Gereja dan lembaga aras nasional. HDN diikuti 156 kabupaten/kota di Indonesia secara virtual.
Turut hadir Dirjen Bimas Kristen Kemenag RI Pdt Dr Jeane Marie Tulung, sejumlah pimpinan Sinode Gereja, Kapolda Sumut Irjen Panca RZ Simanjuntak, Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting, Anggota DPR RI Willem Wandik, Pdt Jason Balupakue dari PGPI, Pdt Jhony Mardi Santosa STh, Pdt Binsar Sagala, Romo Jimmy Stevanus, Sekum PGI W Sumut Pdt Dr Eben Siagian, Bendahara PGI W Sumut Marnix Sahata Hutabarat, Ketua PWKI Kota Medan dra Veronika Sitanggang, tokoh masyarakat Sumut JA Ferdinandus, Dr Parlindungan Purba, Kadep Marturia HKBP Pdt Taruli Asi Harahap MTh, Pdt Torang Pasaribu, mantan Asisten Pemprov Sumut: Dr Edward Simanjuntak dan Hasiholan Silaen. (A5/a)