Minggu, 22 Desember 2024

Mentan: 80 Persen Lahan Pertanian RI Bakal Terdampak El Nino

* Pemda Diinstruksikan Siapkan Lumbung Pangan
Redaksi - Rabu, 05 Juli 2023 09:50 WIB
215 view
Mentan: 80 Persen Lahan Pertanian RI Bakal Terdampak El Nino
Foto: Getty Images
Dampak El Nino membuat lahan pertanian menjadi kering. 
Jakarta (SIB)
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan saat ini sejumlah pihak telah mengingatkan dampak El Nino terhadap pertanian. Berdasarkan datanya, El Nino akan mempengaruhi 78-80% lahan pertanian di Indonesia.
"Yang jelas dunia sudah memperingatkan dan Pak Presiden dunia tidak lagi baik-baik, kenapa? El Nino menyerang seluruh dunia dan menghajar dan menghantam lebih dari 70%, di Indonesia 78-80% lahan pertanian," katanya dalam forum diskusi bertajuk Meskipun El Nino Bisa Panen, Selasa (4/7).
Syahrul juga mengungkap Indonesia membutuhkan lahan 540.000 Ha yang perlu disiapkan untuk percepatan tanam. Ia pun mengarahkan kepala dinas terkait di daerah untuk membuat percontohan 1.000 ha untuk percepatan tanam.
"Saya berhadap Pak Kadis seluruh Indonesia, saya berharap tidak ada kabupaten tidak melalukan percontohan 1.000 ha, saya butuh 540.000 ha mengahdapi El Nino 540.000 ha, Pak Kadis saya kumpul di sini, 1.000 ha kau punya tugas di mana itu biar itu menjadi lokomotif ini dilakukan percepatan, dikendalikan dengan baik," jelasnya.
Dalam paparannya, ia mengungkap dampak dari fenomena El Nino bagi Indonesia, pertama kekeringan yang menyebabkan kekurangan air untuk tanaman di Indonesia, gangguan musim tanam, dan menyebabkan penurunan luas tanam serta mengancam gagal panen.
Kemudian, menyebabkan adanya penyakit dan hama, hal ini terjadi karena perubahan cuaca yang ekstrem. Lalu, El Nino menyebabkan penurunan kualitas tanaman, dan ketidakpastian pasar jika panen gagal, pasokan pangan akan berkurang hingga menyebabkan kenaikan harga.
Adapun sejumlah upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi El Nino, pertama identifikasi dan mapping lokasi terdampak kekeringan, serta mengelompokkan menjadi daerah merah, kuning dan hijau. Kemudian percepatan tanam untuk mengejar sisa hujan.
Selanjutnya, peningkatan ketersediaan alsintan untuk percepatan tanam, peningkatan ketersediaan air dengan membangun/memperbaiki embung, dam parit, sumur dalam, sumur resapan, rehabilitasi jaringan irigasi tersier, serta pompanisasi.
Lalu, ada penyediaan benih tahan kekeringan dan OPT, pogram 1000 ha adaptasi dan mitigasi dampak El Nino, pengembangan pupuk organik terpusat dan mandiri, dukungan pembiayaan KUR dan Asuransi Pertanian, dan penyiapan Lumbung Pangan Sampai Tingkat Desa.


SIAPKAN LUMBUNG PANGAN
Menteri Pertanian menginstruksikan pemerintah daerah menyiapkan lumbung pangan di daerah masing-masing hingga tingkat desa sebagai salah satu upaya untuk mengantisipasi dampak El Nino.
“Lumbung dibutuhkan bagi kita dalam menghadapi El Nino. Setiap daerah harus memiliki stok yang banyak. Bila buffer stock tidak kuat, El Nino bisa sangat berbahaya,” kata Mentan.
Mentan Syahrul meminta Pemda serius mengantisipasi dampak El Nino karena dinilai akan membawa bahaya dan dampak tidak baik pada pasokan pangan masyarakat jika tidak dihadapi dengan serius.
“Tugas utama pemerintah adalah menyediakan pangan untuk dikonsumsi masyarakat. Kalau kondisi pangan tidak baik, sama saja usaha kita menjadi nol. Buat apa kita punya jalan dan segala fasilitas bagus tapi tidak ada makanan untuk rakyat,” ucapnya.
Selain mempersiapkan lumbung pangan, Syahrul juga meminta setiap daerah menyiapkan lahan percontohan seluas 1.000 hektare karena setidaknya dibutuhkan 540 ribu hektare untuk menghadapi El Nino. Lahan percontohan, disebutnya, akan menjadi lokomotif bagi peningkatan kapasitas produksi daerah tersebut.
“Biar petani dan warga bisa melihatnya sebagai contoh, seperti pengelolaan air atau pemanfaatan pupuk organik. Dengan lahan tersebut, masyarakat bisa meningkatkan hasil produksi berbagai komoditi pangan,” sebut dia.
Lebih lanjut Syahrul juga mengingatkan Pemda untuk mengidentifikasi dan memetakan lokasi terdampak kekeringan serta mengelompokkan daerah merah, kuning dan hijau. Kemudian mempercepat masa tanam untuk mengejar sisa hujan.
Ia mencontohkan untuk daerah yang kuning misalnya, pemerintah daerah bisa mengajak petani untuk membuat embung dengan menggunakan terpal dan menggali sumur-sumur yang ada sebagai sumber perairan terutama untuk daerah hortikultura.
“Daerah hijau masih ada air, kejar sepanjang masih ada air hujan. Rasanya mengingatkan kita Juli sudah ada El Nino keras, ternyata masih banyak hujan. Kalau begitu percepat tanamnya, kalau biasa tunggu 14-20 hari baru tanam lagi, sekarang tidak boleh lebih dari 7 hari,” tegasnya.
Tak lupa ia turut mengingatkan pemda untuk meningkatkan ketersediaan alsintan untuk mempercepat tanam, menyediakan benih tahan kekeringan dan organisme pengganggu tumbuhan dan mengembangkan pupuk organik secara terpusat dan mandiri. (antaranews/a)



Baca Juga:
Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru