Selasa, 15 April 2025

Komnas HAM Ungkap Upaya Negosiasi di Balik Ancaman KKB ke Pilot Susi Air

Redaksi - Rabu, 05 Juli 2023 09:30 WIB
318 view
Komnas HAM Ungkap Upaya Negosiasi di Balik Ancaman KKB ke Pilot Susi Air
(Foto: Nur Habibie/Merdeka)
Pilot Susi Air, Captain Philips M, hingga kini disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), Jumat (10/3/2023). 
Jakarta (SIB)
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Jefry Pagawak disebut mengancam akan menembak Pilot Susi Air, Philips Mark Mehrtens pada 1 Juli 2023. Namun, pemerintah Indonesia menegaskan terus melakukan negosiasi, ternyata Komnas HAM turut berperan dalam negosiasi tersebut.
Kepala Kantor Sekretariat Perwakilan Komnas HAM Provinsi Papua Frits Ramandey mengatakan, Komnas HAM sejak awal telah diminta menjadi negosiator dalam kasus penyanderaan pilot Susi Air tersebut.
"Kasus penyanderaan pilot ini telah menjadi perhatian nasional dan internasional yang sampai sekarang terus menjadi perhatian Komnas HAM. Komnas HAM perwakilan Papua telah diminta oleh kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, melalui juru bicaranya, jadi peristiwa penyanderaannya pada 7 februari, lalu Komnas Ham Papua itu diminta pada 6 April untuk melakukan pemantauan dan semacam negosiator," kata Frits Ramandey, dalam acara yang bertajuk Situasi HAM di 6 Kantor Sekretariat Komnas HAM, yang disiarkan di YouTube Komnas HAM, Selasa (4/7).
Ia mengatakan, negosiasi tersebut dinilai berhasil di tengah adanya isu ancaman penembakan pilot Susi Air pada 1 Juli kemarin. Sebab Komnas HAM mengaku terus bernegosiasi maupun memberi pandangan terkait kondisi HAM.
"Ini yang terus sedang menjadi keberhasilan kami. Dan ada keberhasilan di situ karena ancaman untuk penembakan itu tidak terjadi pada tanggal 1 Juli itu berkat negosiasi, berkat pemantauan, berkat dari bagaimana komnas memberi pandangan-pandangan hak asasi manusia," katanya.


Diancam Ditembak
Satgas Ops Damai Cartenz menegaskan pihak yang mengancam akan menembak mati pilot Susi Air Philips Mark Mehrtens pada 1 Juli 2023 bukan kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya, melainkan dari kelompok Jefry Pagawak.
"Yang menyampaikan ultimatum terhadap ancaman pembunuhan Pilot Susi Air bukan dari kelompok Egianus Kogoya, melainkan dari kelompok Jefry Pagawak," kata Kasatgas Ops Damai Cartenz Faizal Ramadhani dalam keterangannya, dilansir detikSulsel, Senin (3/7/2023).
Faizal mengatakan KKB pimpinan Jefry Pagawak berasal dari Intan Jaya, Papua Pegunungan. Menurutnya, video ancaman pembunuhan pilot berkebangsaan Selandia Baru itu diunggah lewat akun berinisial NT.
"Yang meng-upload ultimatum ancaman pembunuhan pilot tersebut itu justru dari kelompok yang lain lagi dengan menggunakan akun atas nama NT, dan NT merupakan kelompok dari Intan Jaya," imbuhnya.
Menurutnya, penyanderaan pilot Susi Air ini tersebut dimanfaatkan oleh beberapa kelompok lain dengan menyebarkan informasi simpang siur. Namun Faizal belum merinci motif di balik hal tersebut.


Siapkan Uang Tebusan
Polda Papua menyiapkan uang tebusan sebesar Rp 5 miliar untuk kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya agar pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens dibebaskan. Namun, Polda Papua mengingatkan bahwa nilainya tak boleh lebih dari Rp 5 M.
Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pemkab Nduga untuk proses pemberian nominal uang tersebut. "Saya hari itu sudah menyampaikan kepada Penjabat Bupati Nduga apabila dia (Egianus Kogoya) minta, tapi tidak boleh lebih dari Rp 5 miliar, itu saya sampaikan akan dikasih," kata Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri kepada wartawan di Kota Jayapura, dilansir detikSulsel, Senin (3/7).
Mathius mengatakan saat ini pihak Pemda dan TNI-Polri sedang mengatur proses mekanisme pemberian uang tebusan itu. Harapannya agar langkah itu tidak menimbulkan masalah hukum. (detikcom/c)


Baca Juga:


Baca Juga:
Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru