Rabu, 23 April 2025

Diwarnai Kerusuhan, Warga Prancis Unjuk Rasa 3 Malam Berturut-turut

Redaksi - Sabtu, 01 Juli 2023 09:00 WIB
285 view
Diwarnai Kerusuhan, Warga Prancis Unjuk Rasa 3 Malam Berturut-turut
(Foto: AP)
MOBIL TERBAKAR: Sejumlah mobil dibakar ketika demonstran menggelar aksi protes di Nanterre, luar Paris, Kamis (29/6) waktu setempat. Prancis dilanda kerusuhan pasca kematian Nahel, pria berusia 17 tahun, yang tewas ditembak polisi. 
Paris (SIB)
Lebih dari 400 orang ditangkap Kepolisian Prancis menyusul unjuk rasa besar-besaran memprotes penembakan fatal oleh polisi yang menewaskan seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun yang terekam kamera. Unjuk rasa yang diwarnai kerusuhan itu sudah berlangsung selama tiga malam berturut-turut di beberapa kota.
Seperti dilansir AFP dan CNN, Jumat (30/6), kerusuhan malam hari terjadi setelah unjuk rasa pada Kamis (29/6) pagi untuk mengenang remaja 17 tahun bernama Nahel, yang kematiannya menghidupkan kembali keluhan lama soal kinerja kepolisian dan racial profiling di wilayah Naterre, pinggiran Prancis.
Catatan keamanan internal menunjukkan otoritas setempat memperkirakan adanya aksi kekerasan di perkotaan, dengan sekira 40.000 polisi dan gendarme, bersama dengan unit RAID dan GIGN, dikerahkan di beberapa kota. RAID yang merupakan satuan elite pada Kepolisian Prancis dikerahkan ke kota-kota, seperti Bordeaux, Lyon, Roubaix, Marseille dan Lille untuk membantu menangani unjuk rasa.
Setidaknya tiga kota di sekitar ibu kota Paris menerapkan jam malam, sementara larangan pertemuan publik diberlakukan dan helikopter serta drone dimobilisasi di kota tetangga Lille dan Tourcoing di wilayah Prancis bagian utara. Meskipun pengerahan keamanan dilakukan secara besar-besaran, tindak kekerasan dan kerusakan dilaporkan terjadi di berbagai wilayah.
Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Damanin menuturkan kepada BFMTV bahwa sedikitnya 421 orang telah ditangkap dalam unjuk rasa di berbagai wilayah Prancis, mulai hari Kamis (29/6) malam hingga Jumat (30/6) pagi waktu setempat.
Lebih dari separuh penangkapan itu terjadi di wilayah Paris, tepatnya di area Hauts-de-Seine, area Seine-Saint-Denis dan area Val-de-Marne. "Tidak ada konfrontasi yang sangat kasar dalam kontak langsung dengan polisi, tetapi ada sejumlah toko yang dirusak, bisnis-bisnis yang dijarah atau bahkan dibakar," sebut seorang pejabat senior kepolisian setempat. Bangunan umum juga menjadi target aksi kekerasan, dengan satu kantor polisi di kota Pau, Pyrenees dihantam bom Molotov.
Nahel ditembak dari jarak dekat saat pencegatan polisi lalu lintas pada Selasa (27/6) waktu setempat. Nahel dilaporkan terbunuh saat bergerak menjauh dari polisi yang mencegatnya atas pelanggaran lalu lintas. Dalam insiden yang terekam video itu, yang diverifikasi keasliannya oleh AFP, dua polisi berdiri di samping mobil yang sedang berhenti, dengan salah satu polisi menodongkan senjata api ke arah pengemudinya. Satu suara terdengar mengatakan: "Kamu akan terkena peluru di kepala."
Polisi kemudian melepas tembakan saat mobil itu tiba-tiba melaju dan meninggalkan lokasi. Seorang polisi berusia 38 tahun telah ditahan dan didakwa atas kasus pembunuhan tidak berencana namun secara sengaja tersebut. Lewat pengacaranya, polisi itu telah meminta maaf kepada keluarga korban.
Sementara itu, presiden Emanuel Macron menyerukan publik tetap tenang dan menegaskan bahwa unjuk rasa sarat kekerasan 'tidak bisa dibenarkan'. (AFP/detiknews/a)



Baca Juga:
Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru