Kamis, 06 Februari 2025

Wamenkes: 21 Jemaah Haji Wafat, Tertinggi dalam 4 Tahun Terakhir

* Menag Ungkap Alasan Penerbangan Jemaah Haji Sempat Tertunda
Redaksi - Rabu, 07 Juni 2023 10:20 WIB
413 view
Wamenkes: 21 Jemaah Haji Wafat, Tertinggi dalam 4 Tahun Terakhir
Foto: Dok. Sehat Negeriku
Wamenkes Dante Saksono 
Jakarta (SIB)
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan total ada 21 jemaah haji meninggal dunia. Dante mengatakan jumlah ini tertinggi dalam empat tahun terakhir.

"Angka kematian dan angka wafat yang terjadi tahun ini yang kelihatannya memang dari evaluasi sampai saat ini ada 21 yang sudah wafat, ini tertinggi di 4 tahun terakhir, mudah-mudahan nggak semakin meningkat, dan akan kami upayakan semaksimal mungkin," ujar Dante saat Konferensi Pers RTM Evaluasi Pelaksanaan Ibadah Haji 1444 H/2023 M yang disiarkan di YouTube Kemenko PMK, Selasa (6/6).

Dante mengungkapkan saat ini ada 236 jemaah haji yang melakukan rawat jalan. Dan ada juga jemaah haji yang menjalani rawat inap sebanyak 47 orang.

"Sampai saat ini yang rawat jalan sudah 236, kemudian dirawat inap itu 256 dan sebagian besar sudah pulang, yang masih dirawat klinik kesehatan haji Indonesia itu 54 orang, yang pernah dirawat inap di rumah sakit Saudi ada 80 orang, dan yang masih dirawat sampai saat ini ada 47 orang," jelas Dante.


Panic Button
Dante mengatakan pemerintah serius memberikan fasilitas terbaik bagi untuk jemaah haji lansia tahun ini. Sebab, tahun ini jumlah jemaah haji lansia tertinggi. Karena itu, pihaknya menyediakan panic button di handphone seluruh jemaah haji Indonesia.

"Dengan adanya jumlah tingkatan lansia tertinggi, dan kemudian ada iklim meningkat kemungkinan saat Arafah suhunya bisa mencapai 50 derajat, maka risiko kesehatan juga semakin meningkat, karena itu kami sudah buat panduan kesehatan salah satunya heat stroke sebagai panduan kesehatan menanggulangi peningkatan kejadian masalah kesehatan akibat suhu tinggi. Kami juga siapkan panic button di HP jemaah, di mana kalau jemaah ada masalah kesehatan, jemaah bisa menekan tombol dan tenaga kesehatan segera mendatangi," jelasnya.

"Jadi ada 3 layer ketika panic button ditekan, pertama adalah petugas yang keliling di dalam area jemaah haji. Kedua, tenaga dokter yang melekat di dokter. Ketiga adalah klinik satelit yang kita bangun integrasi, jadi begitu panic button ditekan, maka tenaga kesehatan terdekat akan segera datang," tegas Dante.

Lebih lanjut, Menko PMK Muhadjir Effendy juga mengatakan jemaah haji lansia Indonesia diberi tanda khusus sehingga memudahkan tenaga kesehatan untuk memantau. Selain itu, Muhadjir mengatakan fasilitas kesehatan yang disediakan pemerintah juga sudah bagus.[br]


"Jadi pelayanan kesehatan itu berjenjang, pertama ada pelayanan kesehatan di masing-masing posko, kalau itu nggak bisa ditangani naik ke poliklinik utama, dan kalau dibutuhkan pelayanan lebih lanjut itu di rumah sakit rujukan yang sudah ditunjuk pemerintah Arab Saudi, jadi dengan panic button tergantung di mana posisinya (jemaah) dia bisa saja dirujuk ke RS Arab Saudi," jelas Muhadjir.


Ungkap Alasan
Sementara itu, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menjelaskan alasan penerbangan jemaah haji dengan maskapai Garuda Indonesia dan Saudia Airlines tertunda. Yaqut mengatakan alasan Garuda sempat tertunda karena masalah spare part, sementara masalah Saudia Airlines adalah belum siap.

"Jadi begini kira-kira keterlambatan salah satunya karena ada spare part pesawat yang harus didatangkan dari Lituania ini membutuhkan waktu, ini kalau versi Garuda, sementara global supply chain itu sekarang semua terganggu akibat perang Rusia-Ukraina, jadi ini salah satu faktor keterlambatan oleh spare part yang belum tersedia," kata Yaqut saat Konferensi Pers RTM Evaluasi Pelaksanaan Ibadah Haji 1444 H/2023 M yang disiarkan di YouTube Kemenko PMK, Selasa (6/6).

Sedangkan Saudia Airlines, Yaqut menilai belum ada kesiapan dari pihak maskapai. Sebab, setiap pesawat yang datang jumlah kursi penumpangnya tidak sesuai dengan kontrak yang ada.

"Kalau versi Saudia Airlines mereka sepertinya belum siap pesawatnya sesuai kontrak, jadi ada pesawat mereka yang datang tidak sesuai kontrak misal seharusnya satu pesawat bisa ditempati 480 jemaah tapi faktanya yang datang kapasitasnya hanya 405 jemaah sehingga ada 75 jemaah lain yang harus menunda keberangkatan, jadi ini yang begini jadi catatan kami dan pasti ke depan ada catatan tertentu selain di kontrak juga ada penalti, jika ada keterlambatan, tak sesuai jadwal semua ada penaltinya," jelasnya.

Yaqut mengatakan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan bicara ulang dengan dua maskapai tersebut. Hal ini bertujuan agar tidak ada lagi keterlambatan dalam mengangkut jemaah haji.[br]



Dilansir dari situs Kemenag RI, peristiwa perubahan kapasitas pesawat Saudia terjadi sejak awal fase pemberangkatan jemaah haji. Saat itu, jemaah kloter 2 embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS 02), dijanjikan oleh Saudia Airlines akan diterbangkan dengan pesawat berkapasitas 480 orang.

Namun, faktanya, Saudia Airlines tidak sanggup mendatangkan pesawat berkapasitas 480. Malahan yang datang pesawat dengan kapasitas hanya 405 jemaah

Ketidakprofesionalan lainnya yang dilakukan Saudia Airlines adalah keterlambatan atau perubahan jadwal penerbangan. Sampai hari ini, sudah tercatat ada lebih 10 kali perubahan jadwal penerbangan. Hal ini juga mengganggu kenyamanan jemaah, karena berdampak pada layanan di asrama haji, bahkan hingga hotel di Madinah. (detikcom/c)






Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru