Jakarta (SIB)
Menjaga keseimbangan antara pengurangan emisi gas rumah kaca dengan tetap memastikan pertumbuhan ekonomi yang mendukung pembangunan nasional menjadi tantangan yang dihadapi Indonesia. Kabar baiknya, dokumen Country Climate and Development Report (CCDR) untuk Indonesia yang disusun oleh Grup Bank Dunia (World Bank Group) menunjukkan bahwa kedua tujuan tersebut dapat dicapai.
CCDR Indonesia menggambarkan bagaimana Indonesia dapat memastikan transisi yang terjangkau menjadi suatu perekonomian yang rendah karbon dan berketahanan iklim.
"CCDR mengacu pada dokumen strategis pemerintah serta analisisnya sendiri untuk mengusulkan kerangka kebijakan yang menyeimbangkan iklim dan pembangunan. Hal ini sejalan dengan rencana operasional Indonesia FOLU Net Sink 2030," terang Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya dikutip dalam keterangan tertulis, Senin (8/5).
Siti menyampaikan Indonesia FOLU Net Sink 2030 penting untuk dimasukkan dalam kerangka kebijakan yang direkomendasikan. Tidak hanya untuk sektor AFOLU, tetapi juga untuk sektor energi, limbah, dan IPPU lainnya. Selain itu, lanjut Siti, laporan tersebut juga harus mencakup tindakan nyata dan prioritas untuk mendukung transisi yang rendah karbon dan berketahanan iklim.
Siti mengungkapkan berbagai kemajuan telah dicapai oleh Indonesia. Hal ini menurutnya menunjukkan kepemimpinan iklim penting bagi Indonesia, sejalan dengan semboyan Indonesia tentang aksi iklim, yaitu 'lead by example'.
"Indonesia bergerak maju dalam aksi iklim dengan prinsip partisipatif, transparansi, akuntabilitas, integritas, sistematis-metodologis, dengan tanggung jawab dan keadilan," sebut Siti.
Siti pun menyampaikan apresiasi kepada World Bank, khususnya kepada Country Director World Bank for Indonesia dan Timor Leste Satu Kahkonen, yang telah menjadi partner untuk kemajuan Indonesia.[br]
Menanggapi hal tersebut, Satu Kahkonen mengatakan Indonesia telah membuat komitmen yang disambut baik dalam mitigasi dan ketahanan iklim, termasuk berbagai upaya dekarbonisasi di sektor lahan dan energi. Menurutnya upaya-upaya komplementer dalam hal kebijakan fiskal, sektor keuangan, investasi, dan perdagangan dapat membantu Indonesia mencapai tujuan-tujuan yang terkait iklim.
Selain itu, lanjut Satu, reformasi yang membantu meningkatkan sumber daya fiskal untuk pembangunan dapat membantu membangun dukungan terhadap transisi menuju model pertumbuhan ekonomi jangka panjang berkelanjutan, yang bermanfaat bagi seluruh rakyat Indonesia.
Mengenai CCDR Indonesia, Satu mengungkapkan ada sejumlah hal yang menjadikannya unik dibandingkan dengan CCDR negara lain. Salah satu keunikannya yaitu bahwa berbagai aksi iklim yang dilakukan oleh Indonesia dapat menjadi lesson learn bagi negara lain untuk menerapkan praktik terbaik aksi iklim di negaranya masing-masing. (detikcom/d)