Sabtu, 15 Maret 2025

Megawati Singgung Politik Dansa, Banyak Orang yang Munafik

* Mau Jadi Kades Kumpulkan Banyak Uang, Wanti-wanti KPK
Redaksi - Senin, 20 Maret 2023 09:19 WIB
204 view
Megawati Singgung Politik Dansa, Banyak Orang yang Munafik
VIVA/Yeni Lestari
Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Megawati Soekarnoputri saat memberikan sambutan acara peringatan 9 Tahun Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. 
Jakarta (SIB)
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyinggung politik yang seperti orang berdansa dan saat ini banyak orang yang munafik.
Hal itu disampaikan Megawati dalam acara peringatan 9 Tahun UU Desa di GBK Senayan, Jakarta, Minggu (19/3). Megawati awalnya berbicara mengenai gotong royong.
"Di kita yang namanya gotong-royong itu adalah apa? Keteguhan hati dan pikiran, kalau A ya A, kalau B ya B," kata Megawati.
Presiden RI ke-5 itu lantas menyinggung soal perpolitikan Indonesia saat ini. Dia mengibaratkan politik saat ini seperti orang berdansa.
"Saya bilang politik sekarang itu seperti orang berdansa, ini tahun-tahun ini, tahun politik, kenapa? Karena orang lagi mikir, 'aku melu nang kono, atau aku melu kono, atau melu dua-dua ne', pusing akhirnya pingsan dewe, gitu loh. Jadi jangan terbawa arus, pilih orang yang baik," tutur Megawati.
"Seperti Pak Jokowi itu saya pilih, karena saya yakin beliau orang baik. Oke, saya jadikan, bisa ngatur pemerintah. Tentu semua itu tidak bisa disenangkan, pro-kontra pasti ada," imbuhnya.
Lebih lanjut, Megawati menyebut anak bangsa harus memiliki pendirian dan tak mudah dipecah-pecah. Dia kemudian menyinggung soal orang yang berani berbicara dan tidak sembunyi-sembunyi.
"Tetapi sebagai warga negara Indonesia yang berdaulat dan merdeka, dan mempunyai asas ideologi Pancasila kalian sebagai anak-anak bangsa harusnya punya pendirian bahwa kalau sebagai bangsa saya tidak mau dipecah-pecah, tadi sudah mengakui bahwa kami adalah Pancasilais, ikuti, kalau tidak mau ikut nggak apa-apa, bilang tapi, jangan sembunyi," jelasnya.
Barulah Megawati menyinggung bahwa saat ini banyak orang yang munafik. Mengawati menyebut orang tersebut malah memilih 'bersembunyi'.
"Banyak orang sekarang yang menurut saya munafik, sembunyi dia, kalau saya ya ini, hadep-hadepan, saya tinggal nunggu wartawan bully saya nggak, gitu. Terus nanti saya tanya, 'itu media mana tuh yang bully?, yang mana lagi yang bully, namanya siapa?' saya tahu, dia disuruh tapi dia tidak mengenal Pancasila dan tidak mengenal apa namanya kalau di media kode etik jurnalistik," jelasnya.
"Tuh mereka itu, tinggal saya terima saja. Oke, karena apa? Sebetulnya saya boleh gugat loh, tapi kasihan, lo, mereka, mereka kan cari makan juga, tapi cuman kenapa ngikut-ngikut? Gitu, lo, benar nggak? Itu apa? Itu Pancasila loh," imbuhnya.


Wanti-wanti KPK
Megawati berbicara, dewasa kini masyarakat yang mau maju menjadi kepala desa berlomba-lomba untuk mengumpulkan uang dengan jalan mana pun. Megawati mewanti-wanti ada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang mengawasi.
Hadir dalam acara itu Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Mendagri Tito Karnavian dan tiga organisasi desa, yaitu Apdesi, Abpednas, BPD Desa, dan DPN PPDI.
Megawati mulanya menerangkan, kepala desa harus guyub di desa masing-masing. Megawati lalu berbicara masyarakat yang mau maju pemilihan desa berlomba-lomba mengumpulkan uang sebanyak mungkin dengan jalan apa pun.
"Jadi guyub di desa masing-masing, kepalanya itu juga, kamu juga yang jadi rakyat euh cape deh bener, kenapa? Oh sekarang orang yang mau jadi itu banyak ngumpulin uang, waduh dengan jalan segala macem," kata Megawati.
Ia mengaku sudah tahu mengenai hal itu dan mewanti-wanti ada lembaga antirasuah yang akan mengawasi itu.
"'Ibu tahu nggak?' 'Tahu' 'Kenapa kok ibu diam?' 'Saya pengin lihat akhiran orang ini apa', nanti paling tidak, bisa kena tiga huruf, tahu nggak?" kata Megawati.
"Tahu," jawab hadirin yang hadir.
Megawati kemudian menanyakan apa 'tiga huruf' yang dimaksudnya. Massa menjawab tiga huruf itu ialah KPK.
"Apa itu?" tanya Megawati.
"KPK," jawab hadirin.
Megawati mengatakan, dia sudah mengingatkan tentang ini dan meminta masyarakat berhati-hati.
"Nah iya, hati-hati, lo. Saya sudah ngomong, lo, terbuka, lo, banyak orang nggak berani ngomong kayak saya gini, lo, karena saya tahu apa yang akan diperbuat, karena diam-diam saya banyak yang nyayangin saya, lo," ujar Megawati.
"Jadi mereka mau, lo, jadi mata saya, telinga saya, kalau liatin orang itu, itu kayaknya nggak bener, diem aja ya, nah, 'Tapi ibu pikiran Ibu benar, lo' waduh By katanya, iya toh 'Iya Bu' 'Yo wes diem'," kata Megawati.


BLUSUKAN KE DESA
Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri menyebut, suka blusukan ke desa-desa di Indonesia. Megawati juga mengaku tak pernah gembar-gembor untuk melihat kehidupan di desa.
Megawati bercerita dirinya kerap blusukan ke desa-desa jelang pemilihan kades dan bertanya ke masyarakat sosok kades yang bakal dipilih. Menurutnya, mayoritas masyarakat memilih calon kades yang punya banyak harta.
"Karena meskipun saya tahu saya suka blusukan ke desa. Kalau bahasa daerah lain diam-diam pergi ke desa, tidak perlu gembar-gembor melihat cara kehidupan di desa," kata Megawati .
"Kalau lagi mau ada pemilihan ibu suka nongkrong, pingin tahu 'eh yang dipilih siapa?'. Nah orang-orang pada bilang, woh tapi Bu, ada 3 calon. Terus, padahal kita senangnya Pak A, terus, iya tapi yang Pak C itu wah bandanya wakeh (hartanya banyak) Bu," lanjutnya.
Megawati kemudian lanjut bertanya ke para kades yang menyaksikan langsung. Dia meminta mereka menghentikan memanfaatkan uangnya untuk maju sebagai kepala desa.
"Hayo jangan bohong loh, itu fakta lapangan loh saya tahu loh. Bener atau tidak? kurang banyak yang teriak, hayo. Sudah berhenti lah jangan dilakukan itu," ujarnya.
Megawati menyebut sosok pemimpin termasuk kades harus orang yang dicintai rakyatnya. Terkait keuangan, kata Megawati, desa bisa meminta kepada pemerintah pusat.
"Karena saya selalu bilang, kamu itu harus dicintai dan mencintai rakyat. Diinginkan oleh desamu itu pasti bisa terwujud. Tadi sebelum saya dateng, wah teriak-teriak gitu kan terus pas kapan saya liatin haduh ini ngapain sih buang waktu, buang duit," ucapnya.
"Kalian itu boleh meminta karena ini negara, bangsa ini milik kalian. Tetapi juga harus mikir seberapa jauh sih negara kita ini yang namanya dari sisi keuangannya, presiden kita itu, tadi kan Pak Jokowi kan gitu nah banyak kan," imbuhnya.(detikcom/c)


Baca Juga:


Baca Juga:
Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru