Senin, 23 Desember 2024

Danpussenkav AD: Penembak Kanon Hanya Diberi 3 Peluru Latihan dalam Setahun

Redaksi - Sabtu, 25 Februari 2023 10:55 WIB
198 view
Danpussenkav AD: Penembak Kanon Hanya Diberi 3 Peluru Latihan dalam Setahun
Net/harianSIB.com
Yonkav 1 Kostrad latihan menembak senjata berat kendaraan tempur TA 2018 di Puslatpur Baturaja pada Agustus 2018 untuk meningkatkan kemampuan dan kerja sama antara Loader (pelayan munisi) hingga Gunner (penembak kanon)   
Jakarta (SIB)
Komandan Pusat Kesenjataan Kavaleri (Pussenkav) TNI AD Mayor Jenderal TNI Yanuar Adil bicara soal isu yang dihadapi kavaleri Indonesia. Selain modernisasi alutsista, dia mengatakan perlu ada anggaran untuk melatih profesionalisme prajurit.
"Yang perlu diperbaiki modernisasi alutsista dan kedua tingkat pelatihan prajurit," kata Mayjen Yanuar dalam diskusi daring seperti dilihat, Jumat (24/2).
Diskusi tersebut digelar dengan tema 'Setahun Perang Rusia-Ukraina: Pembelajaran bagi Strategi Pertahanan Darat Indonesia' yang digelar Laboratorium Indonesia 2045 (LAB 45) pada Kamis (23/2).
Selain Yanuar, pembicara dalam diskusi tersebut ialah Danpussenif TNI AD Letjen TNI Anton Nugroho, DanPussenarmed TNI AD, serta Kasubditbinsiapsat dan Alutsista Ditsen Pussenarhanud TNI AD Kolonel Arh Nova Mahanes Yudha. Acara dibuka Penasihat Senior LAB 45 Jaleswar Pramodhawardhani dan dimoderatori analis utama LAB 45 Christian Guntur Lebang.
Para narasumber ditanya soal apa yang harus dipelajari dan diperbaiki oleh TNI AD untuk meningkatkan operasi.
Dia mengatakan pelajaran yang dapat dilakukan dari operasi yang pernah dilakukan ialah tetap melakukan gelar pasukan, pelatihan, hingga penindakan.
Namun dia mengatakan ada keterbatasan alokasi pelatihan prajurit. Kondisi ini berdampak pada tingkat keterampilan prajurit.
"Seperti yang saya sampaikan tadi, saat ini satuan kavaleri, penembak-penembak kanonnya hanya diberi menembak sebanyak 3 butir dalam 1 tahun," ujar dia.
Dia berharap alokasi anggaran akan terus bertambah demi meningkatkan profesionalitas prajurit.
"Mudah-mudahan di tahun depan bisa mengalokasikan anggaran untuk melatih skill kemampuan prajurit kita," ujar dia.
Dia mengatakan isu lainnya ialah soal pemeliharaan dan perawatan peralatan tempur, seperti tank Leopard 2RI yang terkendala minimnya alokasi anggaran.
"Kalau kita sekarang pesan suku cadang di NATO, Jerman, itu mungkin sudah habis. Saya mohon mungkin ke depan anggaran pertahanan terkait dengan harwat (pemeliharaan dan perawatan) ini segera dilaksanakan," ucap dia.
Dia mengatakan kondisi tersebut diperburuk oleh perang antara Rusia dengan Ukraina. Namun, menurutnya, ada pembelajaran yang dapat diambil dari perang Rusia-Ukraina oleh satuan kavaleri TNI AD guna meningkatkan kapasitas strategi pertahanan darat Indonesia.
Pertama, penyesuaian doktrin kavaleri dan satuan kesenjataan lain yang didukung dengan latihan terintegrasi. Kedua, penyesuaian organisasi dan gelar satuan kavaleri serta peningkatan kualitas SDM prajurit kavaleri.
Selanjutnya adalah modernisasi kendaraan tempur berupa meriam otomatis ataupun penyertaan drone.
Sementara itu, Komandan Pusat Kesenjataan Artileri Medan TNI AD Mayjen TNI Yudhy Chandra Jaya menekankan tiga hal yang dapat dipelajari dari perang Rusia-Ukraina, yakni sistem artileri, doktrin, dan penggunaan rudal kendali.
Pada sistem artileri berfokus pada memastikan pasokan dan pengamanan amunisi dan logistik bahan bakar kendaraan tempur.
Ia mengatakan bahwa doktrin harus dikembangkan ke arah adaptif, modern, dan operasional seperti peperangan elektronik dan taktik artileri medan terbaru.
"Terakhir, rudal kendali memainkan peran penting dalam menghalau invasi Rusia serta menciptakan momentum ofensif bagi Ukraina," kata Yudhy.(detikcom/d)



Baca Juga:
Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru