Senin, 23 Desember 2024

Sempat Hilang Kontak, 2 WNI Ditemukan Meninggal Akibat Gempa Turki

Redaksi - Senin, 20 Februari 2023 09:11 WIB
233 view
Sempat Hilang Kontak, 2 WNI Ditemukan Meninggal Akibat Gempa Turki
Foto: Anadolu Agency via Getty Images/Anadolu Agency
Identitas 2 WNI Asal Lombok-Bali yang Tewas di Reruntuhan Apartemen Turki. Ilustrasi kerusakan akibat gempa Turki.
Ankara (SIB)
Dua Warga Negara Indonesia (WNI) yang sebelumnya sempat hilang kontak ditemukan telah meninggal pasca insiden gempa di Dyarbakir, Turki.
Duta Besar RI untuk Turki Lalu Muhammad Iqbal, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (18/2), menyebut kedua korban tewas itu merupakan Irma Lestari asal Lombok dan Ni Wayan Supini asal Bali.
Keduanya ditemukan di balik reruntuhan Apartemen Galeria di Kota Dyarbakir, pada Jumat (17/2). Lalu menyebut keduanya ditemukan lewat pencarian yang dilakukan Tim gabungan KBRI Ankara-INASAR (Basarnas) di apartemen Galeria Residence, tempat mereka menetap.
"Setelah jenazah ditemukan, proses identifikasi dilakukan dengan dukungan Tim DVI Polri yang saat ini sedang berada di Hatay. Dari hasil identifikasi tersebut, kedua jenazah yang ditemukan dapat dikonfirmasi identitasnya," ujarnya.
Pihaknya juga telah menghubungi langsung keluarga korban yang berada di Indonesia. Ia menyebut petugas sedang melakukan pemulasaraan dan membawa jenazah dari Diyarbakir ke Adana untuk proses pemulangan ke tanah air. Rencananya jenazah kedua korban akan diberangkatkan dari Adana ke Jakarta pada Rabu (22/2).
"Kita semua sangat berduka cita. Insya Allah dengan telah terkonfirmasinya jenazah kedua saudara kita, KBRI Ankara dan Kementerian Luar Negeri akan segera mengupayakan pemulangan jenazah ke kampung halaman masing-masing," tuturnya.
Lalu menjelaskan Irma dan Supini merupakan pekerja migran Indonesia yang bekerja sebagai terapis spa profesional di Dyarbakir. Apartemen tempat mereka tinggal hancur total akibat gempa. Total terdapat 89 korban meninggal di apartemen tersebut.
Turki berduka usai gempa dengan kekuatan magnitudo 7,7 mengguncang negara itu hingga Suriah pada 6 Februari pagi waktu setempat.
Sejauh ini, korban meninggal dilaporkan sudah lebih dari 46 ribu orang. Jumlah korban pun diperkirakan akan terus meningkat. Sekira 345 ribu apartemen di Turki telah hancur dan masih banyak warga yang hilang.
Angka korban itu menjadikan gempa ini masuk 10 besar gempa paling mematikan di dunia dalam 100 tahun terakhir. Indonesia telah mengerahkan tim SAR untuk membantu proses pencarian. Selain itu, Indonesia juga mengirim tim medis dan bantuan logistik berupa bahan makanan serta selimut.
Korban tewas di Turki kini dilaporkan mencapai 40.642 akibat gempa. Sementara, Suriah telah melaporkan lebih dari 5.800 kematian, jumlah korban yang tidak berubah selama berhari-hari.
Direktur WFP David Beasley mengatakan pemerintah Suriah dan Turki telah bekerja sama dengan sangat baik, tetapi operasinya terhambat di barat laut Suriah.
Badan itu pekan lalu mengatakan telah kehabisan stok di sana dan menyerukan lebih banyak penyeberangan perbatasan dibuka dari Turki.
"Masalah yang kami hadapi adalah operasi lintas garis ke Suriah barat laut di mana otoritas Suriah barat laut tidak memberi akses yang kami butuhkan," kata Beasley.
Di Suriah, yang telah hancur oleh lebih dari satu dekade perang saudara, sebagian besar korban jiwanya ditemukan di wilayah barat laut.
Wilayah tersebut dikendalikan oleh pemberontak yang berperang dengan pasukan setia kepada Presiden Bashar al-Assad sehingga mempersulit upaya untuk mendapatkan bantuan kepada masyarakat. (CNNI/c)



Baca Juga:
Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru