Mimika (SIB)
Pasca peristiwa pembakaran Pesawat Susi Air, tim gabungan TNI-Polri melaksanakan patroli udara.
Patroli udara menggunakan helikopter milik TNI-Polri dilakukan setiap hari pasca peristiwa pembakaran Pesawat Susi Air PK-BVY dan pengancaman terhadap warga di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua pegunungan.
Dalam sehari, patroli udara dilakukan sebanyak dua kali dengan mempertimbangkan kondisi cuaca.
Kirim Personel
Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menginstruksikan Korps Brimob memperkuat pengamanan di Papua.
Menindaklanjuti arahan Sigit, Korps Brimob mengirimkan 142 personel untuk memastikan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di Bumi Cenderawasih terwujud.
"Sebagaimana arahan Pak Kapolri, personel Korps Brimob Polri dikerahkan untuk melakukan BKO (bawah kendali operasi) Polda Papua dalam rangka menangani situasi kamtibmas," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo kepada wartawan, Jakarta, Sabtu (11/2).
Dedi menyampaikan ratusan personel Brimob tambahan yang dikirim ke Papua memiliki kemampuan khusus. Salah satunya, lanjut Dedi, mereka terbiasa menangani permasalahan konflik maupun penanganan bencana.
Mantan Kapolda Kalimantan Tengah (Kalteng) itu menegaskan, 142 personel tersebut sudah dibekali arahan terkait teror kelompok kriminal bersenjata (KKB). Terakhir adalah aksi KKB membakar pesawat Susi Air di Distrik Paro, Nduga.[br]
"Tentunya penebalan pasukan ini untuk memberikan rasa aman kepada seluruh masyarakat di Papua," ucap Dedi.
Seperti diketahui, aparat gabungan dari TNI-Polri telah mengevakuasi 15 pekerja bangunan Puskesmas Paro dan 25 warga yang ketakutan terhadap intimidasi KKB pimpinan Egianus Kogoya. Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo mengungkapkan evakuasi itu menggunakan helikopter.
Evakuasi via udara dilakukan mengingat banyak ibu-ibu dan anak-anak yang tidak kuat melakukan perjalanan darat.
"TNI-Polri membantu mengevakuasi warga yang sakit, wanita, dan anak-anak yang meninggalkan Distrik Paro. Banyak warga Paro yang tidak mampu melanjutkan perjalanan karena kelelahan, lapar, dan sakit," kata Ignatius Benny.
Seperti diketahui, Philips Mark Merhens hilang setelah pesawat yang diawakinya dibakar KKB pimpinan Egianus Kogoya di Nduga, Papua Pegunungan.
Sementara itu, saat dimintai konfirmasi terpisah, Danrem 172/PWY Brigjen Juinta Omboh Sembiring menyampaikan KKB berupaya memprovokasi warga sipil dengan informasi TNI-Polri akan melancarkan operasi militer yang mengancam keselamatan masyarakat.
Dia menyayangkan masih ada masyarakat yang turut menyebarkan provokasi tersebut.
"Upaya provokasi gerombolan KKB dan simpatisannya. Apa yang mereka lakukan, itulah provokasi dan memutar balik fakta. Jika terus dilakukan, bisa melanggar undang-undang," kata Juinta.(KompasTV/detikcom/c)