Kamis, 26 Desember 2024

Vaksin Covid-19 akan Berbayar Setelah Indonesia Masuk Endemi

* Pemprov DKI Imbau Warga Booster Kedua
Redaksi - Rabu, 25 Januari 2023 10:03 WIB
306 view
Vaksin Covid-19 akan Berbayar Setelah Indonesia Masuk Endemi
Foto/REUTERS/Ilustrasi
Pria Jerman mendapat suntikan vaksin anti-COVID-19 sebanyak 90 kali dan menjual sertifikat vaksinasi kepada orang-orang yang tak ingin divaksin. Ilustrasi
Jakarta (SIB)
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, vaksin Covid-19 tak akan diberikan secara gratis kepada masyarakat umum setelah status pandemi ditetapkan menjadi endemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Jadi untuk yang non PBI, masyarakat nanti akan kita buka untuk membeli vaksinnya sendiri dari apotek-apotek," ujar Budi dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa (24/1).
Ketentuan vaksin berbayar ini akan berlaku bagi masyarakat yang tidak terdaftar sebagai Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS Kesehatan.
Nantinya, vaksin Covid-19 akan dijual sekitar 5 sampai 10 dolar Amerika Serikat atau setara Rp200.000.

Sementara bagi masyarakat peserta PBI BPJS Kesehatan masih bisa menerima vaksin Covid-19 secara gratis. Namun, vaksin yang diberikan terbatas hanya buatan dalam negeri.
"Kalau ini jadi endemi, mungkin vaksinasi gratis akan kita paketkan ke PBI, dan itu vaksin dalam negeri. Sehingga, beban negara fokus di masyarakat miskin lewat mekanisme PBI," jelasnya.
Budi menyebut, saat ini vaksin Covid-19 yang tersedia sebanyak 9,3 juta dosis. Terdiri dari vaksin produksi dalam negeri, hibah, dan sisa kontrak pembelian vaksin.
"Vaksin kita masih 9,3 juta stok. Pembelian kita arahkan ke dalam negeri," ujar Budi.
Diimbau
Terpisah, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengimbau warga segera melakukan vaksinasi keempat atau booster kedua.
Heru mengatakan, vaksinasi booster kedua wajib dilakukan demi melindungi diri dari paparan virus Corona.

"Diimbau untuk masyarakat, bagi kesehatan kita bersama, wajib booster," kata Heru di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (24/1).
Heru lantas kembali mengingatkan bahwa pandemi Covid-19 belum usai. Menurutnya, kondisi ini turut dirasakan di negara lain selain RI.
"Supaya kita bisa tahan terhadap Covid-19, kan di negara lain masih ada," jelasnya.
Sebagaimana diketahui, Pemprov DKI Jakarta mulai menyuntikkan vaksinasi keempat atau booster kedua Covid-19.
Layanan vaksinasi ini tersedia di 300 lokasi, termasuk 44 puskesmas kecamatan di Jakarta.
"DKI Jakarta sudah menyiapkan sekitar 300 layanan vaksinasi per hari Senin-Minggu, bahkan sore dan malam hari jam 16.00-20.00 hari Senin-Jumat di 44 puskesmas kecamatan," kata Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama dalam keterangannya.
Lebih lanjut Ngabila menjelaskan setiap hari pihaknya menyediakan 60 ribu dosis vaksin untuk mendukung program tersebut.
Sementara ini, stok vaksin yang tersedia merek Pfizer dan Zifivax. Bukan hanya booster kedua, ratusan lokasi itu turut melayani penyuntikan dosis pertama, kedua, dan ketiga.
"200 dosis disediakan per lokasi, jadi total ada minimal 60 ribu dosis vaksin disediakan tiap hari di 300 lokasi vaksin DKI Jakarta," jelasnya.
Sejumlah persyaratan mesti dipenuhi oleh calon penerima vaksin. Antara lain untuk dosis pertama dan kedua bisa diberikan kepada warga usia 12 tahun ke atas.
Sementara untuk dosis ketiga dan keempat hanya diberikan kepada warga usia 18 tahun ke atas.
Sedangkan ketentuan pemberian vaksin minimal berjarak 3 bulan untuk penyuntikan dosis kedua ke dosis ketiga. Lalu jarak dosis ketiga ke dosis keempat minimal 6 bulan.
Dosis keempat bisa diberikan tanpa harus menunggu tiket di aplikasi PeduliLindungi. Masyarakat hanya perlu membawa nomor NIK atau fotokopi KTP.
"Jarak vaksin dosis berapa pun dari sembuh Covid-19 minimal 1 bulan. Jarak vaksin dosis berapa pun dari merk vaksin lain minimal 14 hari," ucapnya. (Merdeka/Detikcom/a)



Baca Juga:
Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru