Jakarta (SIB)
Karyawan warga negara asing (WNA) dan warga negara Indonesia (WNI) PT GNI Morowali Utara, Sulawesi Tengah terlibat bentrok.
Polisi mengatakan dua orang tewas dalam insiden bentrok tersebut.
"Saya akan sampaikan ada beberapa kejadian yang terjadi di PT GNI. Ini akumulasi mulai dari kecil tiba-tiba menjadi besar sampai ada korban dua meninggal dunia," kata Kapolda Sulteng Irjen Rudy Sufahriadi, Minggu (15/1).
Bentrokan WNA dan WNI itu pecah pada Sabtu (14/1) malam. Rudy menyampaikan saat ini polisi masih menyelidiki aksi bentrokan tersebut, termasuk menelusuri identitas korban yang tewas.
"Kita sedang melakukan penyelidikan untuk mengungkap siapa yang meninggal dunia dari TKI, siapa yang dari TKA, saya akan lakukan penyelidikan ini," jelasnya.
Irjen Rudy mengakui personel kepolisian minim saat bentrokan terjadi. Dia mengaku telah melakukan evaluasi dan menjamin keamanan masyarakat di Morowali Utara.
"Sudah kita evaluasi, saya bersama Pak Danrem, Dandim, Kapolres, sudah melakukan rapat dengan pihak GNI supaya kejadian ini tidak terulang dan kita mengakomodir semua kepentingan masyarakat untuk keamanan di Morowali Utara," ucapnya.
Korban Tewas
Sementara itu, polisi telah mendata dua korban tewas dalam bentrokan tersebut. Kedua korban masing-masing berkewarganegaraan Indonesia atau WNI dan warga negara asing (WNA).
Kapolres Morowali Utara AKBP Imam Wijayanto menuturkan pihaknya masih mengidentifikasi korban.
"Satu orang WNI dan 1 orang WNA meninggal dunia, belum diketahui identitasnya," ujar Imam.[br]
Selain dua pekerja WNI dan WNA yang tewas, 9 pekerja lain mengalami luka-luka. Polisi juga telah mengamankan 70 orang dalam peristiwa ini.
"Dalam rangkaian tersebut, Polres Morut berhasil mengamankan 70 orang terduga pelaku," kata Imam.
Di samping itu, bentrokan ini menyebabkan sejumlah barang inventaris PT GNI rusak akibat dibakar yakni 1 unit mobil Hilux, 1 unit mobil LV, 2 unit dump truck, 1 unit loader, 1 unit mobil crane, serta 1 unit mobil damkar yang rusak. Seratus kamar mes WNA dan WNI rusak hingga terbakar.
Kronologi Bentrokan
Bentrokan antara WNA dan WNI tersebut, terjadi pada Sabtu malam sekitar pukul 11.20 Wita. Mulanya bentrokan terjadi di Pull Dump Truck yang mengakibatkan terjadinya penganiayaan terhadap WNI oleh WNA.
Peristiwa bentrok tersebut kemudian berpindah ke Smelter 2 dengan saling lempar batu antara WNA dan WNI. Saat itu WNI melakukan pembakaran motor milik WNA.
Selanjutnya pada 19.30 Wita, saat pergantian shift malam terjadi lagi mogok kerja dari crew Pull Dump Truck. Hal ini dipicu penganiayaan WNA ke WNI yang terjadi siang hari. Kemudian Kapolres Morowali Utara AKBP Imam Wijayanto sempat melakukan negosiasi dengan para crew.
Pukul 20.00 Wita, kembali terjadi bentrokan WNA dan WNI di jalan antara Smelter 1 dan 2 yang kemudian berhasil ditangani Kapolres dan tim gabungan saat itu. Namun pada 21.00 Wita, massa berjumlah banyak menyerang dan membakar mess WNA serta beberapa kendaraan seperti mobil, loader, dan mobil crane.[br]
Sekitar pukul 22.00 Wita, massa anarkis secara dinamis berpindah tempat. Massa lalu kembali melakukan pembakaran alat berat dan mobil, serta melakukan penjarahan di mess WNA asal China dan Indonesia.
Pada Minggu 15 Januari 2023 sekitar pukul 02.15 Wita, tim gabungan yang dipimpin Kapolres Morowali Utara (Morut) kemudian berhasil membubarkan massa. Situasi kondusif dan terkendali.
Penyebab Bentrokan
Polda Sulteng mengungkap penyebab bentrokan adalah dipicu aksi sweeping yang dilakukan serikat pekerja yang mogok kerja terhadap pekerja yang tetap bekerja. Polisi menyebut bentrokan terjadi usai berulang kali serikat pekerja yang mogok kerja melakukan penyisiran.
"Pemicunya sebenarnya kemarin kan sudah ada beberapa tuntutan, kemudian hari Jumat (13/1) itu sudah ada pertemuan antara karyawan yang tergabung dalam SPN, Serikat Pekerja Nasional dalam perusahaan," kata Kabid Humas Polda Sulteng Kombes Didik Supranoto.
"Karena tidak ada titik temu, mereka melakukan aksi mogok kerja yang dilakukan oleh karyawan yang tergabung dalam SPN sejak pagi. Kemudian siang mereka memaksa masuk, mengintimidasi pekerja lain yang masih bekerja, tetapi bisa diselesaikan oleh petugas pengamanan," sambung Didik.
Upaya sweeping pekerja yang masih beraktivitas di dalam PT GNI, lanjut Didik, sempat berakhir pukul 17.00 Wita. Namun pada malam hari, pekerja yang tergabung dalam SPN kembali hendak masuk ke area kerja untuk meminta pekerja di dalam berhenti beraktivitas. (detikcom/a)