Rabu, 02 April 2025

Ahli Nilai Bripka Ricky dalam Situasi Ambigu Saat Ambil Senjata Yosua

Redaksi - Selasa, 03 Januari 2023 09:31 WIB
282 view
Ahli Nilai Bripka Ricky dalam Situasi Ambigu Saat Ambil Senjata Yosua
Foto : Grandyos Zafna/detikcom
Bripka Ricky Rizal
Jakarta (SIB)

Ahli psikologi forensik Nathanael Sumampouw mengatakan mantan ajudan Ferdy Sambo, Bripka Ricky Rizal, dalam situasi ambigu saat mengamankan senjata jenis Steyr dan HS milik Brigadir N Yosua Hutabarat saat berada di Magelang, Jawa Tengah. Nathanael merupakan ahli meringankan yang dihadirkan pihak Ricky.

Hal itu disampaikan Nathanael dalam sidang kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua Hutabarat di PN Jaksel, Rabu (21/12). Ricky merupakan terdakwa dalam kasus ini.

Pengacara Bripka Ricky, Erman Umar, awalnya mengatakan kliennya mendengar istri Sambo, Putri Candrawathi, menangis menelepon Bharada Richard Eliezer pada 7 Juli. Saat sampai di rumah Sambo di Magelang, Ricky mendapati Kuat Ma'ruf sedang marah kepada Yosua sambil memegang pisau.

Erman menyebut kliennya juga melihat asisten rumah tangga Sambo bernama Susi menangis dengan menyebut Putri Candrawathi jatuh terkapar di lantai. Karena situasi itulah, kata Erman, Ricky berinisiatif mengamankan senjata Yosua.

Erman menyebut Ricky merupakan ajudan Sambo paling senior. Dia kemudian bertanya ke Nathanael terkait analisis psikolog terhadap sikap kliennya itu.

Nathanael kemudian menjawab. Dia menyebut dirinya merupakan tim asosiasi psikologi forensik yang memeriksa para terdakwa dalam kasus pembunuhan Yosua, termasuk Ricky. Nathanael mengatakan dirinya melakukan wawancara dan mendapat informasi dari Ricky terkait peristiwa yang diceritakan oleh Erman itu.

"Saya terlibat tim asosiasi psikologi forensik yang melakukan pemeriksaan terhadap kasus ini dan saya juga melakukan wawancara terhadap yang bersangkutan mengenai peristiwa yang terjadi dan informasi keterangan yang diberikan kurang lebih seperti yang bapak kemukakan," kata Nathanael.

Nathanael menyebut pihaknya melakukan asesmen psikologi dengan menggunakan metode teknik yang tepat. Nathanael menilai keterangan yang disampaikan Ricky itu berkualitas.[br]





"Atas dasar itulah kemudian ketika kami mendapati bahwa yang kami lakukan menggunakan metode teknik yang tepat sehingga kami berpikir kami bisa dikatakan menyimpulkan bahwa keterangan hal tersebut yang disampaikan adalah suatu keterangan yang patut kemudian diduga artinya patut diterima seperti itu keterangan yang berkualitas itu yang pertama," kata Nathanael.

Nathanael menilai Ricky mengalami situasi yang ambigu saat mengamankan senjata Yosua di Magelang. Nathanael menyebut Ricky mengambil inisiatif sebagai mitigasi risiko dengan menyita senjata Yosua untuk mengurangi kemungkinan terjadi masalah serius pada saat itu.

"Secara spesifik dalam situasi yang ada pemanggilan dan situasi malam hari yang tadi digambarkan memang kemudian saya melihat bahwa ini situasi yang ambigu," ujarnya.

"Dalam situasi ambigu tersebut, Ricky kondisi psikologis yang digambarkan saya pikir yang bersangkutan kemudian melakukan suatu inisiatif tindakan untuk, bahasa kerennya mitigasi risiko artinya mengurangi suatu kemungkinan ada masalah serius yang dilanjut," tambahnya.



Didakwa

Bripka Ricky Rizal Wibowo didakwa bersama-sama Ferdy Sambo, Eliezer, Kuat Ma'ruf, dan Putri Candrawathi melakukan pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat. Bripka Ricky disebut jaksa mendukung dan mengetahui rencana Ferdy Sambo untuk merampas nyawa Yosua.

"Mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan turut serta melakukan perbuatan, dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain," ucap jaksa saat membacakan surat dakwaan dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Senin (17/10).

Ricky Rizal didakwa melanggar Pasal 340 KUHP subsider Pasal 338 KUHP juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. (detikcom/d)





Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru