Selasa, 24 Desember 2024

25 Persen Negara Berkembang Terancam Gagal Bayar Utang

Redaksi - Sabtu, 19 November 2022 09:21 WIB
382 view
25 Persen Negara Berkembang Terancam Gagal Bayar Utang
Foto: johndillon.ie
Ilustrasi utang.
Jakarta (SIB)
Presidensi G20 Indonesia mendorong penghapusan utang bagi negara berkembang dan miskin.

Ini perlu dilakukan mengingat total utang mereka kini mencapai USD 12,9 miliar akibat pandemi Covid-19.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan, terkait dengan utang itu memang perlu didorong oleh Indonesia sebagai negara berkembang.

Sebab, ada 25 persen negara berkembang dari keseluruhan negara berkembang G20 maupun di luar G20 yang terancam gagal bayar utang.

Seperti contoh negara Argentina dan Sri Lanka, dua negara tersebut bukanlah negara miskin melainkan negara berkembang.

"Ada 25 persen negara berkembang dari G20 maupun di luar G20 yang terancam gagal bayar utang. Contohnya Argentina. Argentina itu bukan negara miskin itu dia negara berkembang. Kemudian negara Sri Lanka itu law middle income country dia bukan negara miskin tapi negara berkembang," ujar Bhima , Jumat (18/11).

Bhima menjelaskan, negara berkembang rentan sekali menghadapi risiko gagal bayar. Sehingga dalam KTT G20 diharapkan adanya tindak lanjut dari penghapusan beban utang.

"Nah Indonesia seharusnya terlibat di dalam pembahasan itu secara aktif dan menjadi penerima dari penghapusan utang misalnya penghapusan utang untuk kesehatan. Penghapusan utang untuk iklim itu bisa jadi salah satu opsi untuk bisa meringankan beban utang," terang Bhima.

Indonesia pada tahun 2023, sebanyak 20 persen dari total belanja pemerintah pusat akan habis hanya untuk membayar bunga utang sebanyak Rp400 triliun.

"Jadinya itu yang seharusnya ditindaklanjuti dari kesepakatan G20 kalau memang sifatnya di finance atau keuangan," tambahnya. (Merdeka/f)




Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru