Jakarta (SIB)
Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan KTT Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) ke-14 di Phnom Penh, Kamboja. Dalam kesempatan tersebut, Jokowi memaparkan fundamental yang menjadi kunci mengakselerasi pemulihan ekonomi di kawasan IMT-GT.
"Perlu dilakukan tiga hal dalam akselerasi pemulihan ekonomi di Kawasan, yaitu membangkitkan dan memulihkan sektor pariwisata sub-kawasan, mempercepat pembangunan hard dan soft infrastructure dan mewujudkan ekonomi sub-kawasan yang hijau dan berkelanjutan," ujar Jokowi yang didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendampingi dikutip dalam keterangan tertulis, Kamis (10/11).
Jokowi menjelaskan, di tengah ketidakpastian global seperti sekarang, KTT IMT-GT tahun ini dianggap krusial. Para pemimpin negara mengapresiasi upaya kolektif untuk memperkuat kerja sama dan mencatat selama periode 2014-2021, GDP IMT-GT meningkat sebesar 39%, bahkan di masa pandemi.
Lebih lanjut, Jokowi menekankan tiga hal fundamental yang perlu dilakukan dalam konteks pemulihan pembangunan. Pertama, membangkitkan sektor pariwisata sub kawasan.
"Saya kira ini sangat mendesak, karena pariwisata kita turun drastis hingga diatas 90% dalam 2 tahun terakhir," imbuhnya.
Selain itu, Jokowi juga menyampaikan arahan untuk mengakselerasi teknologi digital dalam pemasaran dan pengembangan wisata halal di sub-kawasan.
"Target kita menjadi global halal hub, dengan nilai pasar USD 7 triliun pada tahun 2030," sambungnya.
Kedua, mempercepat pembangunan hard dan soft infrastructure. Dalam hal ini, infrastruktur fisik dan sumber daya manusia (SDM).
"Infrastruktur fisik dan sumber daya manusia adalah pilar pembangunan. Keduanya tidak bisa dipisahkan, harus saling melengkapi," tegasnya.
Ketiga, tutur Jokowi, mewujudkan ekonomi sub-kawasan yang hijau dan berkelanjutan. Menurutnya, hal tersebut merupakan masa depan perekonomian bangsa, sehingga realisasinya harus dipercepat.[br]
"Ekonomi hijau adalah masa depan perekonomian kita. Oleh karenanya perlu dilakukan percepatan transisi energi bersih, pengembangan lapangan kerja dan investasi energi terbarukan serta mempercepat implementasi Kerangka Pembangunan Kota Hijau 2019-2036," pungkasnya.
Sebagai informasi, forum KTT IMT-GT ke-14 mengesahkan 2 dokumen, yakni IMT-GT Leaders' Joint Statement dan IMT-GT Implementation Blue Print 2022-2026 serta mendukung 2 (dua) inisiatif yaitu IMT-GT 30th Anniversary Celebration dan IMT-GT Visit Year 2023-2025.
Turut mendampingi Jokowi di antaranya Menteri Luar Negeri, Menteri Sekretaris Negara, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Dubes RI di Kamboja, dan Watap RI ASEAN.
Kecewa
Jokowi juga menyampaikan kekecewaan Indonesia atas situasi di Myanmar yang semakin buruk. Jokowi menyatakan, tak ada progres signifikan dari implementasi 5-point consensus (5PC) oleh junta militer Myanmar.
"Indonesia sangat kecewa dengan situasi Myanmar yang semakin buruk, tidak adanya progres yang signifikan dari implementasi 5PC sekaligus kita tidak melihat adanya komitmen dari junta militer untuk mengiplementasikannya," ujar Jokowi dalam keterangan tertulis dari Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Jumat (11/11).
Jokowi mengatakan, situasi di Myanmar tidak boleh mengganggu perjalanan dan kerja sama ASEAN.
"Indonesia mempertegas posisinya untuk tidak memperbolehkan non-political representation dalam KTT ASEAN dan pertemuan tingkat menteri luar negeri. Indonesia juga mengusulkan hal serupa diberlakukan di luar pertemuan tingkat menteri luar negeri," ungkap Jokowi.
Indonesia, menurut Jokowi, tetap berkomitmen akan terus memberikan bantuan kemanusiaan untuk rakyat Myanmar. Indonesia juga mendorong ASEAN untuk segera melakukan engagement dengan seluruh stakeholders di Myanmar dan melakukan dialog.
"Indonesia juga menyerukan untuk segera menghentikan segala tindak kekerasan di Myanmar," jelas Jokowi. (detikcom/a)