Jakarta (SIB)
Polwan RI menggelar kegiatan tapak tilas ke Bukittinggi, Sumatera Barat, dalam rangka memperingati HUT ke-74. Kegiatan tersebut sebagai bentuk implementasi instruksi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
"Sesuai dengan arahan Bapak Kapolri kemarin, perbanyak interaksi dengan masyarakat. Kegiatan-kegiatan yang dapat menyentuh supaya kita kembali merebut kepercayaan masyarakat untuk Polri dan Polwan dapat lebih besar lagi kontribusinya untuk mendukung Polri memperoleh kepercayaan dari masyarakat yang sudah mulai meningkat ini," kata Widyaswara Lemdiklat Polri Irjen Juansih dalam keterangan resminya, Minggu (21/8).
Adapun kegiatan tersebut dilakukan di Monumen Polwan Bukittinggi. Rangkaian kegiatan juga sekaligus mengulas kembali peran polisi wanita di Indonesia.
"Karena kondisinya dari tahun 2015 sudah mulai kurang bagus sehingga perlu adanya perbaikan dan juga ada inisiatif dari ibu asuh Polwan RI pada waktu itu Ibu Badrodin Haiti disampaikan pada ibu Apri bagaimana polwan memperbaiki ikon polwan pada 2015," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakapolda Sumatera Barat Brigjen Edi Mardianto menyinggung terbentuknya Polwan RI yang berawal dari Kota Bukittinggi.
Saat itu, diketahui Indonesia tengah menghadapi agresi militer Belanda yang kedua.
"Di saat terjadinya pengungsian besar-besaran meliputi pria, wanita, dan anak-anak meninggalkan rumah mereka untuk menjauhi titik peperangan, mencegah terjadinya penyusupan, dan para pengungsi harus di periksa oleh polisi.[br]
Namun para pengungsi wanita tidak mau di periksa apabila digeledah secara fisik oleh polisi pria," jelasnya.
Dari kasus tersebut, pemerintah RI menunjuk SPN Bukittinggi untuk membuka pendidikan inspektur polisi bagi kaum wanita. Dari hasil seleksi, kemudian terpilih 6 orang perempuan berdarah Minangkabau.
"Mulai mengikuti pendidikan inspektur polisi di SPN Bukittinggi, sejak saat itulah dinyatakan lahir polisi wanita yang akan di panggil polwan, tugas polwan di Indonesia terus berkembang tidak hanya menyangkut masalah kejahatan wanita, tapi juga meliputi kasus-kasus anak-anak dan remaja," kata Edi Mardianto.
"Bahkan sampai ke narkotika kenakalan anak-anak dan remaja, kasus perkelahian antara pelajar yang terus meningkat dan kasus kejahatan wanita yang memprihatinkan di masa ini adalah tantangan amat serius pospol polwan untuk lebih berperan dan membuktikan eksistensinya di tubuh Polri," lanjutnya. (detikcom/d)