Antartika menjadi kawasan yang paling mengkhawatirkan akibat global warming. Selain es yang terus mencair, hewan endemiknya pun diprediksi punah.
Dilansir dari Live Science, hewan tersebut adalah serangga midge Antartika. Serangga ini memiliki bentuk yang lebih kecil dari kacang polong.
Dalam kondisi ekstrem, serangga ini berevolusi untuk hidup. Namun, suhu di Antartika yang mulai menghangat membuat midge terancam.
Serangga ini tidak dapat terbang dan hidup di kantong-kantong tanah lembab di semenanjung Antartika. Siklus hidupnya pun cukup lambat, yaitu dua tahun dan menghabiskan sebagian besar hidupnya sebagai larva.
"Saat jadi larva, mereka berwarna coklat dan seperti cacing. Tidak ada yang luar biasa dalam penampilan mereka," ujar Nicholas Teets, ahli fisiologi serangga di University of Kentucky.
Nicholas menyebut bukan penampilannya yang harus dipuji, tetapi kemampuan serangga itu untuk bertahan dalam kondisi stress yang perlu diacungi jempol. Karena, midge membutuhkan waktu 40 juta tahun untuk menyempurnakan strategi bertahan hidup di Antartika.[br]
Bayangkan, saat musim dingin yang brutal serangga ini akan mempertahankan diri dengan cara membeku selama enam bulan. Ini dilakukan untuk mencegah kerusakan jaringan internal oleh kristal es dan kehilangan 70 persen cairan tubuh mereka.
Para peneliti khawatir dan mencoba melakukan eksperimen pada serangga ini. Mereka membagi midge untuk ditempatkan pada 3 musim dingin yang berbeda, yaitu musim dingin -5 derajat, -3 derajat dan -1 derajat.
Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa larva di inkubator musim dingin yang hangat akan memiliki kelangsungan hidup dan gerakan yang lebih lambat.
"Jika musim dingin jadi lebih hangat, maka larva akan cepat menjadi dewasa. Namun, mereka tidak memiliki mulut yang berfungsi dengan baik, sehingga makan dengan cara mengandalkan cadangan makanan di tubuh. Ini artinya akan ada kepunahan di pulau-pulau tertentu," ujar ahli entomologi Joshua Benoit dari University of Cincinnati. (Detiktravel/c)