Kamis, 13 Maret 2025

Sepekan, Positif Covid-19 di Sumut Tambah 37 Kasus

* Capaian Vaksinasi Booster Masih Rendah
Redaksi - Senin, 04 Juli 2022 09:28 WIB
566 view
Sepekan, Positif Covid-19 di Sumut Tambah 37 Kasus
Foto: Internet
Ilustrasi.
Medan (SIB)
Angka konfirmasi positif Covid-19 di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) selama sepekan bertambah 37 kasus, sembuh 21 orang, meninggal nihil.

"Angka konfirmasi positif tersebut tercatat dari tanggal 27 Juni hingga 3 Juli 2022," kata Kepala Dinas Kesehatan Sumut drg Ismail Lubis MM, seperti dilansir dari harianSIB.com, Minggu (3/7).

Ia mengatakan, penambahan konfirmasi positif pada 27 Juni sebanyak dua kasus, sembuh tujuh, meninggal nihil.

Konfirmasi positif pada 28 Juni bertambah delapan kasus, sembuh dan meninggal nihil.

Konfirmasi positif pada 29 Juni bertambah tiga kasus, sembuh dan meninggal nihil. Konfirmasi positif pada 30 Juni bertambah empat kasus, sembuh delapan orang, meninggal nihil.

Konfirmasi positif pada 1 Juli bertambah 10 kasus, sembuh tiga orang, meninggal nihil. Konfirmasi positif pada 2 Juli bertambah tujuh kasus, sembuh dua orang, meninggal nihil.

Konfirmasi positif pada 3 Juli bertambah tiga kasus, sembuh satu orang, meninggal nihil. "Total konfirmasi positif corona di Sumut hingga 3 Juli, mencapai 155.192 kasus, sembuh 151.866 orang, meninggal 3.259 orang," ujarnya.[br]

Sisi lain, ia menyebutkan Provinsi Sumut pertanggal 3 Juli, peringkat 12 sebagai daerah penyumbang konfirmasi positif corona di Indonesia. Peringkat pertama yaitu DKI Jakarta sebanyak 931 kasus.

Jawa Barat peringkat kedua sebanyak 284 kasus, Banten peringkat ketiga sebanyak 185 kasus, Jawa Timur peringkat keempat sebanyak 97 kasus, Bali peringkat kelima sebanyak 40 kasus.

Terpisah, hasil capaian vaksinasi dosis ketiga (booster) masih rendah di Provinsi Sumut. Sekretaris Dinas Kesehatan Sumut Teguh Supriyadi menyampaikan hingga 30 Juni 2022, capaian vaksinasi booster di Sumut masih 24,77%.

Padahal, kata dia, untuk memberikan perlindungan terbaik, capaiannya harus sejajar dengan vaksinasi dosis satu dan dua, atau paling tidak 90%.

"Booster ini untuk memperkuat imunitas, terutama dalam menyikapi munculnya strain (varian) baru. Jadi seharusnya capaian booster harus sama dengan dosis sebelumnya," katanya.

Menurutnya, rendahnya capaian booster berkaitan erat dengan sasaran, karena petugas, stok vaksin dan pelayanan sudah siap. Untuk itu, pola pandang masyarakat terhadap kebutuhan vaksin perlu ditingkatkan.[br]

"Selama ini dosis booster terkesan hanya digunakan sebagai syarat penerbangan (perjalanan). Padahal tujuannya untuk perlindungan bagi traveler atau yang berpergian. Jadi ketika sekarang booster tidak lagi dituntut sebagai syarat, ini nampaknya menjadi kendur," jelasnya.

Teguh mengatakan dibutuhkan edukasi kembali ke masyarakat akan pentingnya vaksinasi booster. Selain itu, perlu dilakukan inovasi dalam pemberian vaksinasi booster.

Misalnya, dibarengi dengan pemberian vaksin dalam Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN). "Ini penting, apalagi perkembangan varian Covid-19 tidak bisa kita duga," katanya. (SS6/f)

Sumber
: KORAN SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru