Jumat, 14 Maret 2025

Menkes Tegaskan Kenaikan Corona Terkini karena Varian Baru

* Puncak Gelombang Varian BA.4 dan BA.5 Bisa Terjadi Juli
Redaksi - Selasa, 14 Juni 2022 09:12 WIB
547 view
Menkes Tegaskan Kenaikan Corona Terkini karena Varian Baru
(Foto Ant/Akbar Nugroho Gumay)
VARIAN BARU: Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kiri) menyampaikan keterangan pers disaksikan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kanan) usai mengikuti rapat terbatas terkait PPKM di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (13/6). Pemerin
Jakarta (SIB)
Kasus baru corona di Tanah Air meningkat selama tiga pekan terakhir. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan kenaikan kasus Corona cenderung terjadi karena varian baru. Dia membeberkan datanya.


Budi mengatakan tren kenaikan kasus corona setelah hari raya Natal dan tahun baru kemarin serta Idul Fitri sebelumnya terjadi mulai hari ke-27 hingga 34. Namun saat ini kenaikan kasus terjadi sekitar di hari ke-40.


"Yang kedua, memang kita lihat juga setiap kali lonjakan besar di setiap negara itu penyebabnya bukan hari raya keagamaan besar, tapi lebih disebabkan oleh adanya varian baru," kata Budi dalam konferensi pers virtual yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (13/6).


"Jadi kita confirmed bahwa kenaikan ini memang dipicu oleh adanya varian baru dan ini juga yang terjadi oleh negara-negara di luar Indonesia yang mungkin hari raya keagamaannya berbeda-beda dengan kita, jadi setiap kali kenaikan varian baru kita naik," ujarnya.


Sementara itu, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan kenaikan kasus corona saat ini terjadi pada hari ke-41 setelah lebaran. Airlangga menyebut berdasarkan pengalaman sebelumnya kenaikan kasus corona lebih disebabkan adanya varian baru.


"Lebaran itu sudah 41 hari jadi relatif flat, dan memang berdasarkan pengalaman kenaikan itu karena ada varian baru, sebelumnya Delta dan kemarin Omicron yang naik," ujar Airlangga.


Puncak Gelombang
Budi Gunadi Sadikin mengingatkan bahwa sejumlah negara telah bersiap menghadapi gelombang virus Corona varian BA.4 dan BA.5. Pemerintah memprediksi puncak gelombang terjadi pada Juli mendatang.[br]


"Vaksinasi booster harus ditingkatkan terus. Karena sekarang kan sudah bulan Juni-Juli, semua negara sudah siap-siap ada gelombang berikutnya," kata Budi.


Budi mengatakan puncak gelombang terjadi sejak penemuan kasus pertama. Saat ini sudah ada 8 kasus yang ditemukan di Indonesia. Maka, puncak gelombang bisa terjadi di minggu ketiga Juli 2022.


"Pengamatan kami gelombang BA.4 dan BA.5 biasanya puncaknya satu bulan setelah penemuan kasus pertama. Jadi harusnya di minggu ketiga Juli kita akan lihat puncak kasus dari BA.4 dan BA.5 ini," ungkapnya.


Dia mendorong masyarakat segera melakukan booster vaksinasi Covid-19. Sebab, puncak gelombang ada kemungkinan tidak tinggi jika masyarakat sudah siap.


"Kalau benar-benar masyarakat kita siap, termasuk dengan booster-nya yang baik, kemungkinan puncaknya tidak akan tinggi," ujarnya.


"Dan ditambah dengan adanya booster ini daya imunitas masyarakat akan bertahan enam bulan lagi," sambungnya.


Budi Gunadi Sadikin juga mengatakan kasus virus Corona atau baru varian BA.4 dan BA.5 tersebut lebih rendah dibanding Corona varian Omicron dan Delta.


Dia mengatakan pemerintah telah melakukan pengamatan di Afrika Selatan yang merupakan lokasi awal terdeteksinya kasus Corona BA.4 dan BA.5.


"Hasil pengamatan kami, puncak penularan BA.4 dan BA.5 ini sekitar sepertiga dari puncak Delta dan Omicron," ujar Budi.


Budi juga mengatakan tingkat rawat inap atau hospitalisasi akibat Covid-19 varian baru ini sepertiga lebih rendah dibanding varian Delta dan Omicron. Tingkat kematiannya juga lebih rendah.[br]


"Kematian sepersepuluh varian Delta dan Omicron," ujarnya.


Dia mengatakan varian BA.4 dan BA.5 memang meningkatkan kasus Corona di beberapa negara. Namun, tingkat hospitalisasi dan kematian jauh di bawah Corona varian Omicron dan Delta.


"Walau BA.4 dan BA.5 ini menyebabkan peningkatan kasus, tapi puncak kenaikan kasusnya maupun hospitalisasi maupun kematian jauh lebih rendah dibandingkan Omicron yang awal," ucapnya.


Sebelumnya, Satgas Covid-19 mewaspadai kenaikan kasus harian virus Corona selama tiga pekan terakhir. Disebut, terjadi kenaikan kasus mingguan sebesar 31 persen dari 22 Mei.


"Menjadi perhatian bahwa terdapat kenaikan pada tren kasus positif selama tiga minggu terakhir, dan kasus aktif selama 4 hari terakhir. Dilihat pada grafik kasus positif mingguan, terjadi kenaikan 571 atau 31 persen dari kasus tanggal 22 Mei 2022, dari 1.814 menjadi 2.385 kasus mingguan," ucap juru bicara Covid-19, Wiku Adisasmito, dalam konferensi pers, Rabu (8/6).


"Kemudian pada kasus aktif terjadi kenaikan 328 atau 10 persen dari kasus aktif tanggal 2 Juni 2022, yaitu 3.105 menjadi 3.433 kasus aktif harian," katanya.


Diketahui, di Indonesia sudah ditemukan delapan kasus subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. Saat ini terdeteksi di Bali dan DKI Jakarta, empat di antaranya merupakan kasus transmisi lokal, sedangkan sisanya merupakan pelaku perjalanan luar negeri (PPLN).


Adapun dari delapan kasus tersebut, dua di antaranya terinfeksi BA.4. Sedangkan enam kasus lainnya terinfeksi subvarian Omicron BA.5. (detikcom/d).


Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru