Sabtu, 15 Maret 2025

Wamenag: Khilafatul Muslimin Tidak Terdaftar di Kementerian Agama

* Wapres: Karena Segelintir Umat, Terorisme Dilekatkan dengan Agama
Redaksi - Jumat, 10 Juni 2022 09:12 WIB
685 view
Wamenag: Khilafatul Muslimin Tidak Terdaftar di Kementerian Agama
(Foto: Kemenag)
Wakil Menteri Agama (Wamenag), Zainut Tauhid Sa'adi. 
Jakarta (SIB)
Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa'adi menyebut Khilafatul Muslimin tidak terdaftar di Kementerian Agama (Kemenag) sebagai organisasi kemasyarakatan (Ormas) Islam. Zainut juga menyebut Khilafatul Muslimin tidak terdaftar sebagai lembaga pendidikan ataupun dakwah.


"Sebagai organisasi kemasyarakatan Khilafatul Muslimin tidak terdaftar di Kementerian Agama, (Kemenag), begitu juga sebagai lembaga pendidikan, dakwah dan sosial keagamaan juga tidak terdaftar di Kemenag," kata Zainut dalam keterangan tertulisnya, Kamis (9/6).


"Khilafatul Muslimin merupakan gerakan keagamaan yang gigih mempropagandakan dan mengampanyekan sistem khilafah di Negara Kesatuan Republik Indonesia dan ingin mengganti konsep negara Pancasila dan NKRI yang sudah menjadi kesepakatan bangsa. Sehingga gerakan tersebut harus segera ditindak karena dapat mengancam keselamatan negara," imbuhnya.


Zainut mengapresiasi kepolisian yang telah melakukan penangkapan terhadap pimpinan Khilafatul Muslimin, Abdul Qadir Hasan Baraja. Zainut yakin polisi memiliki bukti yang kuat untuk melakukan penangkapan dan penahanan terhadap Baraja.


"Untuk hal tersebut saya berharap polisi segera mengembangkan proses penyelidikan dan penyidikan secara instensif untuk mengungkap motif dan pola gerakannya serta menelusuri jaringan organisasi maupun sumber dananya. Agar dapat segera ditindak sesuai dengan ketentuan hukum yang berlalu," ujarnya.


Dia mengatakan, keputusan Ijtima Ulama Komisi Fatwa MUI Tahun 2006 di Pondok Pesantren Gontor Ponorogo menyebutkan, pendirian negara NKRI adalah upaya final bangsa Indonesia.[br]


Dia menyebut, segala bentuk penghianatan terhadap kesepakatan bangsa dan pemisahan diri (separatisme) dari NKRI yang sah, dalam pandangan Islam termasuk bughat. Sedangkan bughat adalah haram hukumnya dan wajib diperangi oleh negara.


Zainut menyebut, masalah khilafah sering dipahami oleh sebagian orang secara salah. Sebab, katanya, khilafah dianggap hanya satu-satunya konsep pemerintahan yang sesuai dengan ajaran Islam dan wajib hukumnya untuk diperjuangkan dan ditegakkan.


Sementara, konsep pemerintahan selain khilafah dianggap salah dan sesat, bahkan ada yang menganggap sebagai thaghut (berhala) yang harus diperangi.


"Pemahaman seperti itu adalah pemahaman berdasarkan pada teks al-Hadits dan al-Qur'an secara harfiyah dan tekstual. Tidak memahami teks al-Hadits dan al-Qur'an secara substantif dan kontekstual, sehingga menjurus pada pemahaman yang sempit, menyesatkan dan bisa membahayakan kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara," katanya.


Zainut mengatakan, hasil keputusan Ijtima Ulama Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia Tahun 2021 lalu menyatakan khilafah bukan satu-satunya model/sistem pemerintahan yang diakui dan dipraktikkan dalam Islam.


Dalam dunia Islam terdapat beberapa model/sistem pemerintahan seperti: monarki, keemiran, kesultanan, dan republik. Indonesia sendiri memilih sistem pemerintahan republik berdasarkan Pancasila dan itu sah menurut syariat Islam.


Zainut mengatakan konsep khilafah yang diusung oleh kelompok seperti ISIS, HTI dan kelompok Khilafatul Muslimin bertentangan dengan konsep NKRI. Bahkan konsep tersebut akan menimbulkan benturan antarkelompok di Indonesia dan mengancam kelangsungan NKRI sebagai hasil konsensus nasional para pendiri bangsa Indonesia.


"Para pendukung konsep Khilafah tersebut cenderung bersifat puritan, merasa benar sendiri dan menyalahkan orang lain, sehingga berpotensi mengganggu dan bahkan merusak kerukunan antarasesama warga bangsa," kata Zainut.


Zainut mengimbau masyarakat tidak terpengaruh terhadap kampanye khilafah oleh kelompok manapun. Zainut meminta agar semua pihak menyerukan Pancasila sebagai dasar negara yang pas untuk NKRI yang memiliki beragam suku, agama dan ras.[br]


"Saya mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh oleh propaganda dan kampanye khilafah oleh kelompok apa pun.


Percayalah bahwa konsep negara Pancasila adalah bentuk final dari hasil ijtihad para ulama yang paling pas dan sesuai dengan bangsa Indonesia yang plural, bhinneka dan beragam baik suku, ras, budaya, bahasa dan agama," katanya.


Dilekatkan
Terpisah, Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan arus globalisasi telah membuat peran agama dikesampingkan sebagai pilar penyelesaian isu-isu kemanusiaan dan kebangsaaan.


Menurutnya, agama di Eropa sempat dianggap sesuatu yang menghambat kemajuan umat manusia. Bahkan, saat ini agama Islam, dianggap sebagai penyebab terjadinya konflik.


"Terorisme dilekatkan pada agama hanya karena ulah segelintir umatnya yang keliru menafsirkan ayat-ayat suci," ujar Wapres saat membuka acara Konferensi Internasional-Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Belanda secara virtual, Rabu (8/6).


Wapres pun berpesan agar kebangsaan dan keagamaan harus berjalan beriringan seperti layaknya ilmu dan iman. Wapres menekankan PCINU Belanda sebagai kader organisasi kemasyarakatan berlandaskan Islam Ahlussunnah wal Jama’ah mampu menunjukkan kebangsaan dan agama merupakan satu napas dalam membawa Indonesia lebih maju.


"Seperti ilmu dan iman, yang makin membawa kemaslahatan jika berjalan beriringan," ujar Wapres.


Wapres menuturkan, pentingnya ilmu pengetahuan dalam pengertian iqra’ sebagai ayat pertama Al-Qur’an yang diturunkan memiliki makna tidak hanya dibaca, di-lafadz-kan, tetapi untuk direnungkan dan melakukan riset.


Kemudian, kata ilm atau pengetahuan diulang-ulang sebanyak 750 kali dalam Al-Qur’an, sehingga menuntut ilmu merupakan wajib bagi umat muslim untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT.[br]


"Gunakanlah kesempatan tinggal di Belanda untuk memperoleh ilmu sebanyak-banyaknya dan memperluas jejaring. Kelak ketika kembali ke Indonesia, Saudara-saudara sudah siap mengisi berbagai peran dan posisi strategis untuk melanjutkan pembangunan bangsa," ujarnya.


Selain itu, Wapres juga berharap agar pembelajaran dan pengalaman yang diperoleh selama menuntut ilmu di luar negeri, dapat dibagikan kepada sanak saudara, kelak nanti apabila sudah kembali ke Indonesia.


"Saya harap Saudara-saudara mampu berbagi dan menular-manfaatkan pembelajaran dan pengalaman selama di luar negeri. Jadilah inspirasi bagi saudara sebangsa agar semakin banyak rakyat Indonesia yang mengenyam pendidikan yang setinggi-tingginya," katanya.


Selain memberikan pesan, Wapres juga memberikan apresiasi terhadap inisiatif PCINU dalam menyelenggarakan acara yang menebarkan ilmu agama Islam yang membawa kebaikan. "Akhir kata, saya mengapresiasi keluarga besar PCINU Belanda dan seluruh umat muslim yang ada di Belanda, atas upaya menampilkan citra Islam yang moderat dan positif.


Saudara bukan hanya membawa nama baik Indonesia, tetapi juga agama yang kita yakini bersama," katanya. (Detikcom/Rep/f)


Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru