Kamis, 06 Februari 2025

Terkait Hepatitis Akut Misterius, IDAI Sumut Imbau Masyarakat Jangan Panik

* Dinkes Medan Tunggu Arahan Pemberhentian PTM di Sekolah
Redaksi - Kamis, 12 Mei 2022 08:54 WIB
415 view
Terkait Hepatitis Akut Misterius, IDAI Sumut Imbau Masyarakat Jangan Panik
Foto : Shutterstock/MIA Studio
Ilustrasi.
Medan (SIB)
Indonesia termasuk Provinsi Sumatera Utara (Sumut) saat ini sedang dihebohkan dugaan kasus hepatitis akut misterius.

Namun, Dinas Kesehatan Medan masih menunggu arahan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI terkait pemberhentian Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah.

Menurut Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Medan Edy Yusuf SKM MKM, saat ini belum perlu pemberhentian PTM, sebab pihaknya masih menunggu arahan.

"Menurut saya PTM belum harus diberhentikan, kita masih menunggu arahan dari Kemenkes melalui Dinkes Sumut dan anggaran khusus buat hepatitis ini juga sebelumnya sudah ada, namun masih bersifat pertemuan. Tapi itu bukan anggaran hepatitis akut misterius yang dimaksud, melainkan penyakit hepatitis yang sudah ada sebelumnya," katanya, seperti dilansir dari harianSIB.com, Rabu (11/5).

Sementara Ikatan Dokter Anak Indonesia untuk Wilayah Provinsi Sumatera Utara (IDAI Sumut) menyatakan belum ada dasar penundaan atau berhentikan PTM di sekolah. PTM di sekolah harus tetap berlangsung meski harus tetap waspada.

"Kita sudah melakukan usaha, bukan IDAI saja tapi semua terlibat baik pemerintah dan tentunya kita juga terlibat mewaspadai ini. Sejauh ini kita sudah menggerakkan dokter-dokter anak itu dan diberi petunjuk untuk segera menangani kasus yang dicurigai gejala saluran cerna kemudian dianjurkan untuk dilakukan pemeriksaan," ujar Ketua IDAI Sumut dr Yazid Dimyati MKed (Ped) SpA (K).

Yazid meminta kepada masyarakat jangan panik menghadapi kasus hepatitis akut misterius yang belum diketahui penyebabnya ini dan paling penting lagi tegasnya kasus hepatitis ini juga tidak ada kaitan dengan vaksinasi.

"Jangan ada yang mengaitkan-ngaitkan ini dengan vaksinasi apalagi sampai saat ini penyakit hepatitis ini penyebabnya belum tau, meski dugaannya masih dari makanan. Ini Seperti makanan yang tidak bersih," paparnya.

Sehingga ia mengimbau sekolah PTM tetap harus berlangsung, namun jangan lengah, tetap memantau dan mewaspadai, bukan pula menakut-nakuti.

"Belum ada dasar kita tidak PTM, kasusnya juga belum ada di Sumut. Kasus meninggal kemarinpun masih dugaannya, kita masih menunggu hasil pemeriksaan sample di laboratorium pusat," tegasnya.

Tetap Dorong
Sementara di tempat terpisah, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) menyatakan tetap mendorong sekolah untuk menerapkan 100 persen pembelajaran tatap muka (PTM) meski saat ini terdapat kekhawatiran mengenai penyakit hepatitis akut yang menular pada anak-anak.

Dirjen PAUD, Pendidikan Dasar, dan Menengah Kemendikbud-Ristek Jumeri mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan terkait pencegahan penularan virus penyebab hepatitis akut misterius di sekolah, yakni dengan penerapan protokol kesehatan ketat.

"Hasil koordinasi dengan Kemenkes prokes yang ketat akan bisa digunakan untuk pencegahan menyebarnya virus, termasuk hepatitis," ujar Jumeri, Rabu (11/5).

"Kemenkes sudah memperintahkan Dinas Kesehatan daerah untuk mengimbau penjagaan kesehatan masyarakat. Untuk PTM tetap kami dorong bisa 100 persen sesuai SKB 4 Menteri terbaru," jelas dia.

Untuk diketahui, berdasarkan data Kemenkes, hingga saat ini terdapat 15 kasus hepatitis akut terdeteksi pada anak di Indonesia. Dari jumlah tersebut, sebanyak 5 orang dilaporkan meninggal dunia dan sisanya dalam perawatan.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya sempat menjelaskan, virus yang menyebabkan penyakit hepatitis akut menular lewat asupan makanan atau melalui mulut. Oleh karena itu, ia meminta masyarakat untuk rajin cuci tangan dan memastikan kebersihan dari makanan yang masuk ke mulut.

"Apa yang perlu dilakukan masyarakat yang pertama adalah virus ini menular melalui asupan makanan yang lewat mulut.

Jadi, kalau bisa rajin cuci tangan, jadi kita pastikan apa yang masuk ke anak-anak kita untuk bersih, karena ini menyerang di bawah 16 tahun lebih banyak lagi di bawah lima tahun," ujar Budi saat memberikan paparan hasil evaluasi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) secara virtual, Senin (9/5). (SS6/Kps/f/d)

Sumber
: KORAN SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru