Medan (SIB)
Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi membentuk tim untuk mengantisipasi penyebaran penyakit hepatitis misterius yang sedang menjadi sorotan. Tim itu dipimpin dr Zainal dari RS Adam Malik.
"Ini yang belum ada kepastian, tetapi sudah terjadi tiga orang di Indonesia, penyebabnya virus," kata Edy di Medan, seperti dilansir detikSumut, Senin (9/5).
"Untuk di Sumatera Utara saya sudah membentuk tim yang dipimpin Pak dr Zainal (dari RS) Adam Malik, anggotanya adalah ada Inke Lubis dan dokter lainnya," tambahnya.
Edy mengatakan tim ini dibentuk untuk mempelajari persoalan penyakit hepatitis ini. Tim juga bertugas mengantisipasi jika penyebaran penyakit sampai ke Sumut.
"Yang kedua, (tim dibentuk) untuk mengantisipasi virus ini. Makanya tetap menggunakan masker, tetap bersihkan diri kita," tuturnya.
Edy kemudian meminta agar penjagaan difokuskan kepada balita. Hal itu disebabkan beberapa kasus hepatitis ini menyerang anak balita.
Diduga Terinfeksi
Dua orang anak di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) diduga terinfeksi hepatitis akut misterius. Meski belum dapat dipastikan, kedua anak tersebut memiliki gejala yang mengarah ke hepatitis.
"Iya ada dua anak dicurigai. Tapi sejauh ini belum bisa dipastikan (hepatitis akut misterius),"kata Kepala Dinas Kesehatan Sumut drg Ismail Lubis MM, seperti dilansir dari harianSIB.com, Senin (9/5).
Ia menjelaskan informasi terkait itu diperoleh dari stafnya. Sejauh ini, sambung dia, dua anak ini masih diteliti.
Terkait ini, Dinas Kesehatan Sumut tetap berpedoman dengan surat edaran yang dikeluarkan Dirjen P2P Kemenkes beberapa waktu lalu, di mana melakukan kewaspadaan dini dan respon cepat bila ada ditemukan kasus hepatitis untuk dilaporkan ke Dinas Kesehatan.
"Selain itu, para dokter anak juga sudah membuat protap untuk penanganannya mulai dari screening sampai tindakan.
Kemudian karena kasus hepatitis akut ini ada membutuhkan transplantasi hati, maka RS Adam Malik juga sudah membentuk tim, dan sore ini kita rapat membahas itu," jelasnya.
Karena itu, sambung dia, bila ada masyarakat yang anaknya memiliki ciri-ciri diare, mual, muntah, demam serta badan dan mata kuning agar cepat dibawa ke Fasilitas Kesehatan. "Supaya (penanganan) jangan sampai terlambat," ucapnya.
Untuk pencegahan, Ismail kembali mengingatkan agar menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) disertai memakan makanan yang matang dan minum air yang telah direbus mendidih.
Ismail menegaskan, jika sejauh ini status KLB hepatitis akut di Sumut masih belum ditetapkan. "Kita belum ada KLB, yang sudah KLB itu di luar negeri dan Jakarta," tuturnya.
Menurutnya, karena telah terbiasa bertahun-tahun dengan pandemi Covid-19, dalam menghadapi hepatitis akut misterius ini diyakininya akan lebih ringan.
"Hanya saja selain protokol kesehatan ada tambahan memasak makanan yang matang," tuturnya mengakhiri.
Terkait soal penyebaran penyakit ini, Ismail mengimbau agar warga menjaga kebersihan dan kesehatan. Dia memberikan pesan agar memakan makanan yang dimasak secara matang.
"Semuanya sebelum makan cuci tangan, masakan harus dimasak dengan matang. Misalkan mengonsumsi air minum harus sudah yang matang 100 derajat," tuturnya. (detikcom/SS6/d)