Jumat, 25 April 2025

PBB Akui Gagal Cegah-Akhiri Perang Rusia-Ukraina, Tidak Akan Menyerah

* Rusia Peringatkan Negara Barat: Jangan Uji Kesabaran Kami
Redaksi - Sabtu, 30 April 2022 08:49 WIB
455 view
PBB Akui Gagal Cegah-Akhiri Perang Rusia-Ukraina, Tidak Akan Menyerah
Foto: The New York Times
Sekjen PBB Antonio Guterres mengunjungi Kyiv, Ukraina.
Ukraina (SIB)
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengaku mengatakan dewan gagal mencegah atau mengakhiri perang di Ukraina.

Hal itu diungkapkan Guterres saat mengunjungi Kyiv, Ukraina. “Ini adalah sumber kekecewaan besar, frustrasi dan kemarahan," katanya.

"Biarkan saya menjadi sangat jelas: [itu] gagal melakukan segala daya untuk mencegah dan mengakhiri perang ini," lanjutnya.

Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 orang secara khusus ditugaskan untuk memastikan perdamaian dan keamanan global. Badan ini menghadapi kritik, termasuk dari pemerintah Ukraina, karena gagal bertindak sejak invasi dimulai pada Februari lalu.

Rusia adalah salah satu dari lima anggota tetap badan tersebut dan telah memveto lebih dari satu resolusi mengenai konflik tersebut.

Guterres berbicara pada Kamis (28/4) malam pada konferensi pers bersama dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang sebelumnya mengkritik Dewan Keamanan.

"Saya di sini untuk mengatakan kepada Anda, Tuan Presiden, dan kepada rakyat Ukraina, kami tidak akan menyerah," katanya.

Tapi Guterres juga membela organisasinya, mengakui bahwa sementara Dewan Keamanan telah "dilumpuhkan", PBB mengambil tindakan lain.

"PBB adalah 1.400 anggota staf di Ukraina yang bekerja untuk memberikan bantuan, makanan, uang tunai [dan] bentuk dukungan lainnya," ujarnya kepada BBC.

Di kota Borodyanka, barat laut Kyiv, Guterres berbicara kepada wartawan di depan gedung-gedung yang telah dihancurkan oleh serangan dan penembakan.

Dia mengatakan situs itu membuatnya membayangkan seperti apa jadinya bagi keluarganya sendiri, menyebut perang di Ukraina sebagai "absurditas di abad ke-21."

Guterres membuat permohonan yang penuh semangat untuk menyelamatkan ribuan orang di kota Mariupol di selatan Ukraina, yang sebenarnya telah dihancurkan oleh pengeboman berat Rusia selama berminggu-minggu.

"Mariupol adalah krisis di dalam krisis," katanya.

"Ribuan warga sipil membutuhkan bantuan untuk menyelamatkan jiwa, banyak yang lanjut usia dan membutuhkan perawatan medis, atau memiliki mobilitas terbatas. Mereka membutuhkan jalan keluar dari kiamat,” ungkapnya.

Rusia sejauh ini menolak permintaan berulang kali oleh Kyiv untuk mengizinkan para pembela terakhir Ukraina dan warga sipil yang terperangkap di kawasan industri Azovstal dievakuasi.

Namun Guterres kemudian mengatakan kepada BBC bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah setuju "pada prinsipnya" untuk mengizinkan warga sipil mengungsi dari kota.

Upaya evakuasi sebelumnya terhenti dan pejabat setempat menyalahkan penembakan Rusia.

Peringatkan
Sementara itu, Rusia memperingatkan negara Barat bahwa akan ada balasan militer yang cukup keras jika wilayah Rusia diserang. Rusia menuduh Amerika Serikat dan negara sekutunya mengancam keamanan Eropa dengan menghasut Ukraina secara terbuka untuk menyerang Rusia.

Dua bulan sejak Rusia melancarkan operasi militer ke Ukraina, belakangan ini dilaporkan Rusia mengalami serangkaian serangan dari pasukan Ukraina di wilayah Rusia yang berbatasan dengan Ukraina.

Ukraina tidak secara langsung mengakui tapi mereka mengatakan itu adalah serangan balasan. Sementara Rusia geram dengan pernyataan negara anggota NATO yaitu Inggris yang mengatakan Ukraina sah untuk menyerang logistik Rusia.

"Di negara Barat mereka secara terbuka menyerukan Kiev untuk menyerang Rusia, termasuk memakai senjata yang diterima dari negara NATO," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova kepada wartawan di Moskow, seperti dilansir laman Reuters, Kamis (28/4).

"Kami tidak menyarankan Anda untuk menguji kesabaran kami lebih jauh."

Kremlin menuturkan, Barat--terutama Inggris--yang berupaya memasok persenjataan berat ke Ukraina mengancam keamanan seluruh Eropa.

"Upaya memasok senjata, termasuk persenjataan berat ke Ukraina dan negara lain adalah tindakan yang bisa mengancam keamanan seluruh benua dan memicu ketidakstabilan," ujar juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.

Kementerian Pertahanan Rusia Selasa lalu mengatakan jika serangan semacam itu terus terjadi maka Moskow akan mengarahkan serangan ke pusat Ukraina, termasuk ke negara-negara Barat yang membantu Kiev.

"Kiev dan ibu kota negara Barat harus menganggap serius pernyataan dari Kementerian Pertahanan bahwa menghasut Ukraina untuk menyerang wilayah Rusia akan mendapat balasan setimpal," kata Zakharova. (Okz/Merdeka/a)

Sumber
: KORAN SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru