Kamis, 24 April 2025
Tekan Laju Infeksi Covid-19

China Lockdown 27 Kota, Kunci Hampir 25 Juta Orang Picu Kepanikan-Kecemasan

Redaksi - Sabtu, 30 April 2022 08:41 WIB
435 view
China Lockdown 27 Kota, Kunci Hampir 25 Juta Orang Picu Kepanikan-Kecemasan
Foto : AP/
Pemerintah China memberlakukan lockdown baik penuh maupun sebagian di 27 kota. 
Jakarta (SIB)
China kembali memberlakukan penguncian wilayah (lockdown) di dua kota terbesar, Beijing dan Shanghai, serta 25 kota lainnya guna menekan laju infeksi covid-19.

Melansir CNN, Shanghai kini menjadi pusat penyebaran dengan kasus harian mencapai 10 ribu orang. Pemerintah China merespons lonjakan kasus ini dengan lockdown selama beberapa minggu, mengunci hampir 25 juta orang.

Sementara itu, Beijing memberlakukan tes secara massif, menutup sekolah, serta me-lockdown beberapa gedung hunian.

Beijing diprediksi bisa memberlakukan lockdown luas seperti di Shanghai.

Langkah tersebut sejalan dengan kebijakan nol kasus Covid-19 China, yaitu mengunci wilayah terinfeksi, melakukan tes massif, karantina, dan menutup perbatasan.

Namun, meningkatnya penularan varian omicron --yang lebih mudah menyebar-- membuat kebijakan tersebut dipertanyakan. Terutama karena virus menyebar lebih cepat dari yang bisa ditangani pemerintah.

Pihak berwenang sekarang memberlakukan lockdown, baik penuh atau sebagian, di setidaknya 27 kota di seluruh China.

Pembatasan ini mempengaruhi hingga 165 juta orang.

Lantas, seperti apa kehidupan di bawah lockdown tersebut?

Penguncian di Shanghai diwarnai dengan kekacauan, memicu ketakutan di kota-kota lain bahwa mereka bisa menjadi yang berikutnya.

Banyak penduduk mengeluh kekurangan makanan, kurangnya akses medis, kondisi buruk di kamp-kamp karantina darurat, dan tindakan berat seperti dipisahkannya anak-anak yang terinfeksi dari orang tua mereka.

Pada Maret, seorang perawat yang tidak bertugas di Shanghai meninggal setelah ditolak dari bangsal darurat di rumah sakitnya sendiri yang ditutup untuk disinfeksi.

Sedangkan pada awal April, seorang petugas kesehatan memukuli seekor corgi peliharaan sampai mati setelah pemiliknya dinyatakan positif covid-19, pembunuhan itu terekam kamera.

Tak sampai di situ, pada pekan lalu, para pekerja dilaporkan mendobrak pintu rumah seorang wanita berusia 92 tahun pada dini hari untuk memaksanya dikarantina.

Cerita-cerita tersebut dan banyak kekacauan lainnya viral di sosial media China, memicu netizen melontarkan kecaman -- suatu peristiwa yang tergolong langka di sana.

Kisah serupa telah dilaporkan dari bagian lain negara itu juga. Pada Maret, mahasiswa di sebuah universitas yang terkunci di Kota Jilin memohon bantuan, mengatakan bahwa mereka dibiarkan berjuang sendiri tanpa persediaan bahan-bahan baku.

Masih di bulan yang sama, beberapa penduduk Changchun melaporkan kesulitan perawatan medis untuk penyakit non-covid seperti kanker atau kondisi ginjal, karena rumah sakit menolak pasien.

Insiden-insiden ini terjadi di Shanghai, kota yang sejak lama dipandang sebagai kota paling modern dan kosmopolitan di China.

Meskipun Beijing belum membatasi pergerakan orang di luar area berisiko tinggi, banyak penduduk mulai melakukan pembelian panik minggu ini, sehingga muncul antrean panjang di kasir supermarket dan rak-rak yang kosong.

Penguncian dan pembatasan telah memukul aktivitas ekonomi, terutama di kota-kota penting seperti Shanghai dan Shenzhen. Pengangguran mencapai level tertinggi 21 bulan pada Maret.

Banyak bisnis terpaksa menangguhkan operasi di beberapa lokasi, termasuk pembuat mobil Volkswagen dan Tesla dan perakit iPhone Pegatron. Mata uang China, yuan, melemah dengan cepat minggu ini, terjun ke level terendah sejak November 2020. (CNNI/a)

Sumber
: KORAN SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru