Minggu, 23 Februari 2025

Peringati HTBS, YPJ Ajak Media untuk Berperan Eliminasi TBC

Redaksi - Senin, 21 Maret 2022 10:58 WIB
311 view
Peringati HTBS, YPJ Ajak Media untuk Berperan Eliminasi TBC
(Foto : Dok/YPJ)
DISKUSI : Sesi kegiatan pertemuan pakar, Diskusi Konsep dan Strategi Pemberitaan TBC yang digelar Yayasan Pesona Jakarta (YPJ), melibatkan media untuk lebih berperan dalam mengeliminasi TBC, di Jakarta, Jumat (18/3). &
Jakarta (SIB)
Peringati Hari TBC Sedunia (HTBS) tahun 2022 yang jatuh setiap tanggal 24 Maret, Yayasan Pesona Jakarta (YPJ) melakukan serangkaian kegiatan yang melibatkan media untuk lebih berperan dalam mengeliminasi TBC di Indonesia yang digelar di Jakarta, 17-19 Maret 2022.

Adapun Tema HTBS 2022 adalah “Investasi untuk eliminasi TBC, Selamatkan Bangsa”.

Kegiatan ini berlangsung dengan dukungan Stop TB Partnership Indonesia (STPI) sebagai lembaga yang secara konsisten, bersama berbagai organisasi dan individu, terlibat dalam mendukung upaya-upaya Pemerintah Indonesia dalam mengatasi epidemi TBC.

Konsultan Media YPJ, Philip Artha Sena, dalam keterangan tertulisnya Sabtu (19/3), mengutarakan sejumlah kegiatan yang dilakukan, antara lain, diskusi para pakar TBC dengan editor/redaktur media untuk membahas mengenai strategi peliputan dan pemberitaan TBC di Indonesia.

“Liputan yang dilakukan dalam rangkaian kegiatan kali ini berfokus pada media lokal di Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat. Pun, media lokal akan didampingi sehingga hasil liputannya lebih akurat dan mengena dalam menyebarkan informasi penanganan TBC,” urai dia.

Menurut Philip, kegiatan pelibatan media, dalam bentuk pelatihan dan pendampingan, akan berlangsung hingga bulan Juni 2022 mendatang.

“Tujuan utama kegiatan ini adalah terjadinya perubahan perilaku, perubahan kebijakan yang mendukung eliminasi TBC, dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang bahaya TBC,” tegas dia.

Lebih jauh Philip memaparkan tiap tanggal 24 Maret, dunia memperingati hari Tuberkulosis (TBC) agar masyarakat sadar bahwa TBC sebagai salah satu masalah kesehatan masyarakat.

Penetapan hari TBC bermula saat Robert Koch (1843-1910) untuk pertama kalinya menemukan kuman TBC, yaitu mycobacterium tuberculosis. Saat itu penyakit TBC banyak melanda di dataran Eropa menyebabkan kematian 1 dari 7 penderita TBC.

“Data WHO tahun 2021 menyebutkan Indonesia menjadi negara dengan beban penyakit TBC terbesar ketiga di dunia setelah China dan India dengan estimasi 824 ribu jumlah kasus dan kematian sebanyak 13.110 kasus,” beber dia.

Sementara itu, lanjut Philip, data Kementerian Kesehatan RI menunjukkan cakupan pengobatan TBC secara nasional mengalami penurunan dari 67 persen di tahun 2019 menjadi 47 persen di tahun 2020.

“Adanya pandemi Covid-19 yang melanda dua tahun terakhir, menyebabkan upaya penanggulangan TBC mengalami hambatan yang signifikan,” pungkasnya. (SS 24/d)

Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru