Jakarta (SIB)
Politikus Partai Golkar, Nusron Wahid, menyinggung adanya 'menteri dungu' di pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menteri tersebut dinilai lambat menerjemahkan perintah Jokowi. Siapakah 'menteri dungu' itu?
Mulanya Nusron Wahid bercerita mengenai problem di pemerintahan Jokowi. Ia menyebut adanya gap antara perilaku Jokowi dengan menteri-menterinya.
"Adanya gap antara perilaku presiden dan perilaku para pembantunya. Yang kedua adalah problem kelambatan untuk merespons tentang kejadian yang terjadi di masyarakat," ujar Nusron Wahid yang juga merupakan anggota Komisi VI DPR dalam acara Adu Perspektif 'Siapa Puas dengan Jokowi', Rabu (23/2).
Ia mencontohkan ketika situasi batubara langka, Jokowi cepat memerintahkan Menteri ESDM untuk melarang ekspor batubara. Bahkan perintah itu, jelas Nusron, dijabarkan dalam pidato.
"Tapi ketika minyak goreng itu udah lama berlarut-larut. Saya di DPR sudah mengingatkan perlunya DMO (domestic market obligation), dan DPO (domestic price obligation) dengan harga tertentu untuk CPO (crude palm oil/kelapa sawit mentah) kita terutama bagi mereka yang memproduksi minyak goreng," imbuh Nusron.
"Itu sudah sekitar 4 bulan yang lalu, menterinya tidak merespons, padahal presiden berkali-kali ngomong bahwa kita perlu kebijakan yang pro rakyat mementingkan keadilan rakyat tetapi menterinya ragu-ragu, menteri perdagangannya," lanjutnya.
Ketika situasi makin sulit, terang Nusron, pemerintah baru memberlakukan DMP dan DPO pada 1 Februari lalu. Namun, situasi hari ini makin tidak terkendali karena minyak masih langka.
Untuk itu, Nusron menyarankan agar pemerintah 'berperang'. Yakni dengan melarang ekspor CPO. Ia menduga dengan kebijakan ini pasti ada korban, contohnya petani CPO.
"Namanya 'perang' ketika bom diledakkan ya pasti akan mematikan anak kecil, mematikan ibu-ibu, tetapi selamat dulu, menang dulu. Nanti tinggal ditata dua bulan pasti akan ada equilibrium mana yang perlu dibenahi ini," tutur Nusron.
Nusron kemudian menyinggung 'menteri dungu'. Meski begitu, ia tak menjelaskan detil siapa yang dimaksud menteri dungu.
"Memang beberapa level menterinya, ya mungkin yang dimaksud dungu oleh Rocky (Gerung) para menterinya itu jangan-jangan," ujar Nusron.
"Diulang-diulang agak keras ngomongnya," timpal Rocky Gerung yang turut hadir di acara itu.
"Mungkin yang dimaksud dungu oleh Rocky itu yang lambat untuk menerjemahkan perintah presiden," jelas Nusron. (detikcom/d)