Medan (SIB)
Satgas Covid-19 Sumut mencatat ada 356.670 dosis vaksin yang akan kadaluarsa pada 28 Februari 2022. Untuk itu Satgas meminta agar vaksin ini segera disuntikkan.
Hal itu diketahui dari surat Satgas Covid-19 Sumut nomor 88/STPCOVID-19/II/2022 yang ditujukan kepada Satgas Covid-19 Kabupaten dan Kota. Surat itu diteken Sekretaris Satgas Covid-19 Sumut, Arsyad, pada Minggu (13/2).
"Moderna 86.040, AstraZenica 270.630," demikian data vaksin akan kedaluwarsa yang tertera dalam surat seperti dilihat Senin (14/2).
Untuk menghindari vaksin ini kadaluarsa, Satgas Sumut meminta agar vaksin ini disuntikkan sebagai booster kepada anggota TNI dan Polri, pegawai pemerintahan, pegawai BUMN, tenaga pendidikan dan kependidikan beserta keluarganya.
Anggota Tim Satgas Covid-19 Sumut Restuti Handayani Saragih mengatakan, vaksin tersimpan di gudang milik provinsi maupun kabupaten dan kota di Sumut. Vaksin ini masih tersimpan karena masyarakat banyak yang tidak mau divaksin.
"Hasil observasi dan analisis di lapangan, bahwa faktor keenggganan dan pilih-pilih merk vaksin menjadi kendala utama.
Yang bukan hanya dirasakan oleh rekan-rekan Dinkes dan bidang kesehatan sipil, namun juga dialami dan dirasakan sebagai kendala oleh rekan-rekan Polri dan TNI," ujar Restuti.
Restuti kemudian mengimbau agar dilakukannya percepatan vaksinasi. Hal ini juga dilakukan untuk mencegah penyebaran virus Corona khususnya varian omicron.
"Capaian booster kita masih rendah, ini wajib kita genjot," jelas Restuti.
Berbahaya
Meski dianggap memiliki gejala ringan, Covid-19 varian Omicron tetap berbahaya dan tidak bisa dianggap sepele. Ada beberapa provinsi di Indonesia yang kasus hariannya sudah melampaui kasus varian delta pada tahun lalu.
Hal tersebut ditegaskan Anggota Satgas Penanganan Covid-19 Sumatera Utara (Sumut) Restuti Saragih saat konferensi pers yang difasilitasi Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Sumut di Ruang Rapat Kantor Gubernur Lantai 2, Jalan Pangeran Diponegoro Medan, Senin (14/2). Jika angka kasus melonjak tajam, hal tersebut akan memengaruhi fasilitas kesehatan yang ada.
"Secara nasional sudah ada provinsi yang puncak kasus deltanya sudah kalah dengan puncak kasus Omicron," kata Restuti.
Restuti juga meminta masyarakat agar melindungi orang orang yang rentan dengan menjaga protokol kesehatan. Salah satu golongan yang disorotinya adalah anak umur di bawah enam tahun. Anak anak itu rentan dan hanya bisa dilindungi oleh orang di sekitarnya.
Ada kasus kluster keluarga yang ternyata tertular dari anaknya. Restuti mengatakan kluster terbanyak adalah keluarga.
Disusul dengan klaster perkantoran dan ketiga adalah klaster sekolah.
"Kami dapat laporan dari Satgas daerah ada satu klaster keluarga yang pembawa virusnya bukan ibu dan bapaknya, namun justru anaknya orang tua mohon dijaga anaknya karena belum punya antibodi," kata Restuti.
Satgas Penanganan Covid-19 Sumut sendiri akan mempertimbangkan pengetatan namun akan melihat perkembangan kasus seminggu dua minggu ke depan. "Kalau kondisi tidak baik ini masih operasi yustisi, kalau tidak membaik juga mungkin akan diambil langkah penyekatan tapi itu akan dilihat satu dua minggu ke depan," kata Restuti.
Sementara itu Plt Kepala Dinas Kominfo Sumut Kaiman Turnip mengatakan Satgas Covid-19 Sumut terus melakukan sosialisasi protokol kesehatan kepada masyarakat. “Dengan bersama-sama Satgas kabupaten/kota melakukan operasi yustisi. Sosialisasi aman terus berlanjut,†katanya.
Kasus Baru
Sementara itu, kasus harian Covid-19 di Provinsi Sumut kembali menurun. Kasus baru corona pada 14 Februari 2022, tercatat 804 orang, sembuh 133 orang dan meninggal dua orang.
Kasus sehari sebelumnya 825 orang, sembuh 327 orang dan meninggal nihil. Sementara, total kasus corona mencapai 112.786 orang, angka kesembuhan 103.982 orang, meninggal 2.909 orang.
Jumlah tersebut dilansir dari harianSIB.com dan laporan media harian Covid-19 Kemenkes, Senin (14/2). Sementara, Sumut naik ke peringkat ketujuh sebagai daerah penyumbang kasus harian Covid-19 terbanyak di Indonesia.
Padahal, sehari sebelumnya Sumut peringkat kedelapan. Peringkat pertama DKI Jakarta sebanyak 10.275 kasus, Jawa Barat peringkat kedua sebanyak 8.333 kasus, Banten peringkat ketiga sebanyak 4.006 kasus.
Jawa Timur peringkat keempat sebanyak 3.885 kasus, Jawa Tengah peringkat kelima sebanyak 2.366 kasus, Bali peringkat keenam sebanyak 1.307 kasus, Sumatera Utara peringkat ketujuh sebanyak 804 kasus.
Sementara itu, jika angka terkonfirmasi positif Covid-19 di Sumut semakin melonjak, Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Medan akan kembali merekrut relawan Covid-19 dan sudah menyiapkan 56 kamar untuk tempat isolasi terpusat (Isoter).
"Pastinya semua kita persiapkan termasuk SDM, posisi normal saja pun kita masih kekurangan apalagi nantinya ada kelonjakan corona," kata Ketua Tim Covid-19 RSU Haji Medan, dr Supiono SpP (K), Senin (14/2).
Namun Supiono berharap agar tidak ada kelonjakan Kasus Covid-19 di Sumut. "Mudah-mudahan tidak terjadi lonjakan Covid-19," harapnya. Sisi lain, ia mengatakan satu pasien Covid-19 di RSU Haji meninggal dini hari, Senin (14/2).
Pasien yang meninggal tersebut berusia 80 tahun. "Betul, tadi malam kita menerima pasien rujukan Covid-19 dari salah satu rumah sakit, kondisinya bisa dikatakan sudah buruk," ucapnya.
Ia mengatakan pasien itu warga Kota Medan yang dinyatakan positif Covid-19 dengan gejala komorbit. "Artinya ketika sampai di RSU Haji, kondisinya sudah buruk, ada penyakit bawaan berupa jantung, darah tinggi dan saat itu metabolismenya sangat menurun," ucapnya.
Segala upaya dilakukan pihaknya namun dikatakan Supiyono tidak bisa diselamatkan. "Begitu pasien itu datang kita bawa ke ruang ICU kita obati semaksimal mungkin tapi kurang lebih dari dua jam di RSU Haji pasien tersebut exit (meninggal)," sebutnya.
Ia mengatakan pihaknya mencatat dari sejak beberapa bulan lalu, hingga saat ini hanya ada satu pasien yang tutup usia akibat Covid-19. "Sudah beberapa bulan tidak ada pasien Covid-19 sampai exit, baru kali ini lagi, tapi mudah-mudahan cukup satu itu dan tidak ada lagi," terangnya.
Sementara, Kabag Umum RSU Haji Medan drg Anda Siregar MKes menambahkan RSU Haji Medan sudah menjadi rumah sakit rujukan Covid-19 mulai tahun 2020 .
"Jadi terkait dengan sarana dan prasarana yang kita tambah yaitu menyiapkan 56 kamar untuk pasien yang gejala ringan.
Sebenarnya Isoter ini di kabupaten kota sudah ada, jadi RSU Haji ini merupakan representasi dari Pemerintah Provinsi Sumut yang jika tahun lalu Isoter itu ada di Asrama Haji, saat ini ditempatkan disini," tutupnya. (Detikcom/A13/SS6/c)