Makassar (SIB)
Warga Indonesia asal Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Surya Hidayat Pratama, menjadi korban penyanderaan milisi Houthi di Yaman. Kendati menyandera, pihak milisi disebut tidak meminta tebusan untuk membebaskan Surya yang saat ini masih berada di Yaman.
"Tidak minta (tebusan). Mereka diperlakukan tidak seperti sandera-sandera teroris. Jadi kondisinya dalam keadaan baik-baik saja," kata Ketua Korps Alumni Bumiseram Makassar Agus Salim saat dimintai konfirmasi, Kamis (13/1).
Agus mengatakan dia juga telah berkomunikasi langsung dengan pihak Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), dalam hal ini Direktorat Perlindungan WNI. Menurutnya, pemerintah terus melakukan komunikasi untuk bisa memulangkan Surya dari Yaman.
"Saat ini pemerintah sudah hadir untuk melakukan upaya untuk memulangkan Surya. Kemudian informasi terkini bahwa kondisi Surya Hidayat dalam keadaan baik dan dia bersama 10 orang lainnya yang multinasional dipindahkan ke kapal ke basecamp berupa hotel dan seluruh kebutuhan mereka terpenuhi," katanya.
Berdasarkan informasi yang didapatkannya dari Kemenlu, milisi Houthi hanya menginginkan isi muatan beserta kapal berbendera Uni Emirat Arab itu. Namun Agus belum bisa memastikan kapan Surya akan dipulangkan ke Tanah Air.
"Belum ada informasi terkini terkait hal itu (kepulangan Surya)," ujarnya.
Sebelumnya, kapal berbendera Uni Emirat Arab disandera milisi Houthi sejak 3 Januari lalu. Pemberontak Houthi menuduh kapal itu membawa muatan senjata, namun koalisi pimpinan Saudi bersikeras menyatakan kapal itu membawa pasokan medis. Demikian seperti dilansir AFP.
Houthi yang didukung Iran merilis sejumlah foto yang mereka sebut sebagai jeep militer dan persenjataan yang dibawa oleh kapal bernama Rwabee yang disita di perairan Laut Merah, atau tepatnya di lepas pantai Yaman.
Koalisi pimpinan Saudi menyebut tindakan pemberontak Houthi itu sebagai aksi pembajakan dan mengancam akan merebut kembali kapal berbendera UEA itu secara paksa. (detikcom/c)