Kamis, 24 April 2025

Jokowi Ingatkan Karantina: Jangan Ada Lagi Dispensasi, Apalagi Bayar-bayar

* Minta Fasilitas Kesehatan di Pusat dan Daerah Terus Disiapkan
Redaksi - Selasa, 04 Januari 2022 07:59 WIB
334 view
Jokowi Ingatkan Karantina: Jangan Ada Lagi Dispensasi, Apalagi Bayar-bayar
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
RAPAT TERBATAS: Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Wakil Presiden Ma’ruf Amin (kanan) tiba untuk memimpin rapat terbatas terkait evaluasi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (3/
Jakarta (SIB)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan pentingnya karantina warga dari luar negeri menyusul kenaikan kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia. Jokowi meminta tidak ada lagi dispensasi karantina bagi warga yang pulang dari luar negeri.

"Saya minta betul-betul utamanya yang terkait dengan Omicron ini adalah karantina, bagi yang datang dari luar negeri. Jangan ada lagi dispensasi, dispensasi. Apalagi yang bayar-bayar itu kejadian lagi," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas, Senin (3/1).

Jokowi mengatakan mayoritas kasus Omicron di Indonesia berasal dari luar negeri. Jokowi meminta aparat mengawasi soal karantina.

"Kalau kita lihat, kenaikan menjadi 136 kasus ini hampir seluruhnya berasal dari kasus impor. Saya harapkan sekali lagi BIN, Polri, yang menyangkut urusan karantina agar betul-betul diawasi betul," ujarnya.

Jokowi juga meminta fasilitas kesehatan di pusat dan daerah terus disiapkan. Kenaikan kasus Omicron harus menjadi perhatian.

"Saya ingin menyampaikan bahwa kasus Omicron sudah mengalami lonjakan, kasus Omicron mengalami lonjakan hari ini menjadi 136 kasus. Oleh sebab itu, saya ingin ingatkan kembali langkah-langkah yang harus kita lakukan utamanya mengenai persiapan fasilitas-fasilitas kesehatan yang kita miliki baik pusat maupun daerah," ujarnya.

Jokowi mengatakan, langkah mitigasi itu perlu dipersiapkan secara matang karena sudah terjadi penularan lokal kasus Omicron. Selain itu, masyarakat sudah mulai beraktivitas.

"Karena tadi pagi saya mendapat informasi bahwa sudah terjadi transmisi lokal kasus Omicron sehingga prosedur mitigasi harus betul-betul kita siapkan. Apalagi kita memasuki tahun baru dan di bulan Januari seluruh sektor sudah bergerak dengan aktivitas-aktivitasnya, baik utamanya yang besar yaitu di sektor pendidikan dan perkantoran," tuturnya.

Lampaui Target
Jokowi menyebutkan, vaksinasi Covid-19 di Indonesia sudah melampaui target 280 juta dosis yaitu mencapai 281.299.690 dosis.

"Target kita akhir tahun (2021) adalah 280 juta. Pada hari ini juga patut kita syukuri, saya sudah khawatir target kita akhir tahun 280 juta dosis vaksin bisa disuntikkan ke seluruh masyarakat bisa tercapai atau tidak? Ternyata tapi pagi saya sudah cek sudah berada di angka 281.299.690 dosis," kata Jokowi.

Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut saat menyampaikan sambutan dalam peresmian pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2022 yang juga dihadiri oleh sejumlah menteri kabinet Indonesia Maju antara lain Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Ketua Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan pejabat terkait lainnya.

"Hati-hati 280 juta dosis yang disuntikkan itu juga bukan barang yang mudah. Menyuntik 280 juta kali dalam waktu satu tahun bukan barang yang mudah karena geografi kita, yang mengharuskan vaksinasi dengan naik perahu, sepeda motor, jalan kaki ke atas gunung bukan sesuatu yang mudah," tegasnya.

Menurut data yang dimiliki Presiden Jokowi, vaksinasi untuk anak juga sudah mencapai 3,8 juta dosis.

Per 2 Januari 2022, vaksinasi anak dosis pertama sudah mencapai 79,6 persen dan dosis kedua 54 persen.

"Dan untuk ibu kota provinsi, kota-kota besar yang interaksi masyarakatnya tinggi sudah di atas 70 persen dan 27 provinsi telah mencapai target di atas 70 persen," ungkapnya.

Hal tersebut tercapai menurut Presiden Jokowi karena kerja keras pemerintah pusat, pemerintah daerah, TNI/Polri, BIN, perusahaan-perusahaan swasta baik skala besar, menengah, kecil, organisasi masyarakat dan lainnya.

"Semua bergerak, modal kita di situ, kebersamaan, gotong royong itu modal kita," tambah Presiden.

Presiden Jokowi mengakui bahwa tahun 2021 merupakan tahun yang sangat sulit.

"Tahun yang tidak mudah, tidak gampang, karena di pertengahan Juli 2021, pada saat kasus harian kita mencapai 56 ribu itulah saat yang betul-betul saya ingat kengerian, karena di lorong-lorong rumah sakit, di halaman rumah sakit semua penuh pasien Covid-19," ungkapnya lagi.

Namun, Presiden Jokowi menyebut pada 2 Januari 2022 kasus Covid-19 di Indonesia hanya tercatat 174 kasus.

"Dari 56 ribu (kasus) turun menjadi 174 (kasus) per hari, inilah yang harus kita syukuri dan kita jaga agar tidak terjadi kasus seperti kasus 2021 di pertengahan Juli tadi," tambahnya.

Presiden juga mengajak untuk mensyukuri jumlah penduduk terkonfirmasi positif Covid-19 dibanding total populasi di Indonesia hanyalah 1,6 persen. Jumlah itu jauh di bawah negara-negara lain yaitu Amerika Serikat 16,8 persen, Brazil 10,5 persen, Rusia 7,2 persen, India 2,5 persen.

"Peringkat kita di 147 dari 222 negara, ini patut kita syukuri," katanya.

Sebelumnya Kementerian Kesehatan menyatakan sasaran vaksinasi adalah 208.265.720 orang atau 80 persen penduduk Indonesia. Jumlah tersebut terdiri dari tenaga kesehatan, penduduk lanjut usia, petugas publik, masyarakat rentan, masyarakat umum serta penduduk usia 12-17 tahun. (Detikcom/KJ/c)

Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru