Jakarta (SIB)
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memimpin upacara serah-terima jabatan (sertijab) sejumlah perwira tinggi (pati) Polri. Dalam amanatnya, Sigit meminta seluruh perwira yang dilantik untuk lebih peka dan mampu melaksanakan mapping di lapangan dengan baik.
Sejumlah pati yang dilantik adalah Kabaintelkam, Aslog Kapolri, Kakorlantas, Kadiv Humas Polri, hingga enam kapolda. Pelantikan digelar di di Gedung Rupatama, Jakarta Selatan, Rabu (10/11).
Sigit mengatakan, mapping di lapangan tersebut guna menentukan langkah dari preemtif hingga represif, dalam menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (sitkamtibmas) tetap berjalan aman, damai, dan kondusif.
Dia pun kemudian menyampaikan ungkapan bahwa jangan memadamkan api pada saat api tengah besar. Dengan kata lain, Sigit berharap jajarannya bisa bergerak cepat untuk segera meminimalisasi hal yang tidak diinginkan.
"Jangan padamkan api pada saat api besar. Padamkan api saat masih kecil. Ini bisa dilakukan kalau kita jeli dan bisa melihat di lapangan. Kita mampu melaksanakan monitoring, langkah dan evaluasi yang benar, serta tentunya ini menjadi tugas bagi kita semua," kata Sigit.
Ungkapan itu, kata Sigit, juga terkait dengan munculnya fenomena pelanggaran oknum anggota kepolisian, khususnya di media sosial (medsos) dan viral di masyarakat. Sigit mengatakan perbuatan segelintir oknum itu berpengaruh pada personel lain yang sudah bekerja keras dan baik dalam menjalankan tugasnya, seperti menjadi garda terdepan penanganan dan pengendalian Covid-19 hingga menjaga Sitkamtibmas tetap kondusif.
Mantan Kapolda Banten ini menekankan agar ke depannya tidak ada lagi perbuatan oknum-oknum yang melakukan pelanggaran. Oleh sebab itu, dia meminta perwira Polri menjadi pimpinan yang bisa dijadikan contoh agar tak ragu memberikan hukuman dan tindakan tegas kepada oknum yang melanggar.
"Ini harus ditanamkan di diri kita. Kita bisa tegas kalau kita menjadi teladan yang baik. Kita ragu apabila tidak menjadi teladan. Potensi penyimpangan harus diperbaiki, apakah pemahamannya yang keliru sehingga harus ubah mindset-nya. Jangan memberikan beban yang berpotensi menjadi penyimpangan," ucap eks Kabareskrim Polri ini.
Tak hanya itu, Sigit juga menyadari dan menyerap aspirasi masyarakat soal adanya anggapan kepolisian baru bergerak cepat jika diviralkan di media sosial. Sigit pun menekankan bahwa stigma masyarakat tersebut harus dihapuskan dengan konsep Presisi. Dia meminta seluruh jajaran Polri harus prediktif, responsibilitas, dan transparansi berkeadilan.
"Jadi tolong ini diperbaiki. Tak harus viral, tapi masalah bisa cepat diselesaikan. Terjadi kebuntuan komunikasi sehingga masyarakat menyampaikan keluhan dengan menggunakan medsos," tutur dia.
Masih terkait soal keluhan masyarakat, Sigit berharap jajarannya benar-benar memanfaatkan sejumlah aplikasi yang telah diluncurkan. Seperti layanan Hotline 110, Propam Presisi, Dumas Presisi, Binmas Online Sistem (BOS), SKCK online, Pelayanan Masyarakat SPKT, Aduan SPKT, SP2HP online, dan masih banyak lainnya.
Sigit berpandangan, banyaknya aplikasi tersebut tidak akan dirasakan oleh masyarakat apabila tidak mendapatkan respons dari aparat kepolisian. Sebab, hingga kini masih banyak yang menyampaikan keluhan secara langsung terhadap dirinya melalui aplikasi perpesanan.
Lebih lanjut, Sigit memaparkan adanya persepsi tentang polisi antikritik. Dia mengakui bahwa persoalan tersebut merupakan tantangan yang harus diselesaikan dan dibuktikan kepada masyarakat bahwa polisi tidak antikritik karena selalu menyerap aspirasi. Hal itu untuk menjadikan Polri yang lebih diharapkan oleh masyarakat.
"Polisi tidak antikritik. Ini jadi tantangan saya karena kritik penting dan dimanfaatkan. Ada persepsi di masyarakat tentang kita dan kita harus perbaiki. Persepsi yang diharapkan sesuai dengan keinginan masyarakat. Banyak program kita yang dilaksanakan namun memang perlu waktu," kata Sigit.
Sigit meyakini tantangan itu bisa diselesaikan dengan bekerja secara tulus, kerja keras, dan ikhlas. Sigit optimistis tingkat kepercayaan publik akan terus meningkat dari yang sudah ada saat ini.
Demi bisa meningkatkan kepercayaan publik, dia meminta jajarannya bisa beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Sigit ingin agar jajarannya menunjukkan bahwa Polri saat ini jauh lebih baik sebagaimana dengan semangat konsep Presisi.
Sigit juga kembali mengingatkan soal peran Polri menjadi salah satu institusi yang menjadi garda terdepan dalam penanganan Covid-19. Dia berpesan, jajarannya harus mampu mempertahankan tren positif yang sudah ada saat ini, ketika Indonesia menjadi peringkat pertama se-Asia Tenggara dalam hal penanganan serta pengendalian Covid-19. Semua itu, kata Sigit, berkat sinergi, soliditas, serta kerja keras seluruh stakeholder dan elemen masyarakat.
"Kegiatan Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang berpotensi terjadi mobilitas masyarakat yang tinggi tentunya harus kita antisipasi dengan langkah-langkah untuk memperkuat protokol kesehatan. Khususnya rekan-rekan Kapolda yang menjadi penanggung jawab mengendalikan Covid-19," kata Sigit.
Kesiapan dan antisipasi mencegah laju pertumbuhan Covid-19, menurut Sigit, juga menjadi bukti bahwa Indonesia mampu melaksanakan kegiatan nasional maupun internasional di tengah pandemi, dengan aman dan memperhatikan faktor kesehatan, mengingat ke depan Indonesia akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan acara tingkat dunia.
"Di satu sisi kegiatan besar akan kita laksanakan dan di satu sisi kita harus waspada angka Covid-19 tak meningkat. Kalau kita mampu akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Ini diharapkan seluruh masyarakat, ini harus kita kembalikan. Ini semua terjadi berkat kontribusi rekan-rekan dan dipertahankan menjadi tugas ke depan. Kewajiban kita menjaga situasi Kamtibmas kondusif sehingga semuanya berjalan baik," tutup Sigit.
Sertijab
Pada Sertijab tersebut, dua pejabat yang dilantik adalah Komjen Ahmad Dofiri sebagai Kabaintelkam Polri dan Irjen Firman Shantyabudi sebagai Kakorlantas Polri.
"Ada 11 yang naik pangkat, 2 dari Irjen menjadi Komjen. Bintang 2 menjadi bintang 3. Kemudian ada 3 brigjen menjadi irjen. Dari bintang satu menjadi bintang 2. Dan ada 6 kombes naik pangkatnya menjadi brigjen," ujar Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono kepada wartawan di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (10/11).
Upacara itu digelar berdasarkan surat telegram Kapolri dengan nomor ST/2278/X/KEP./2021 yang diterbitkan pada (31/10) lalu. Dalam telegram Kapolri, tertulis 6 Kapolda yang dirotasi.
Jabatan Kapolda Jawa Barat (Jabar) yang ditinggalkan Ahmad Dofiri diisi oleh Irjen Suntana, yang sebelumnya menjabat Wakabaintelkam Polri. Selanjutnya, jabatan Kapolda Sulawesi Selatan (Sulsel) diserahkan Irjen Merdisyam kepada Irjen Nana Sudjana, yang sebelumnya menjabat Kapolda Sulawesi Utara (Sulut). Merdisyam dirotasi ke jabatan Wakabaintelkam.
Jabatan Kapolda Sulut diisi oleh Irjen Mulyatno. Kemudian, jabatan Kapolda Bangka Belitung diserahkan Irjen Anang Syarif Hidayat kepada Irjen Yan Sultra Indrajaya, yang sebelumnya menjabat Kapolda Sultra. Sementara Anang dirotasi ke jabatan Staf Ahli Sosial Budaya (Sahlisosbud).
Adapun jabatan Kapolda Sultra saat ini resmi diisi oleh Irjen Teguh Pristiwanto, yang sebelumnya menjabat Pati Bantintelkam Polri. Selain itu, Irjen Argo Yuwono, yang sebelumnya menjabat Kadiv Humas Polri, dipromosikan menjadi Aslog Kapolri. Kapolda Kalimantan Tengah (Kalteng) Irjen Dedi Prasetyo resmi menggantikan Irjen Argo Yuwono sebagai Kadiv Humas Polri. (detikcom/a)