Rio de Janeiro (SIB)
Ribuan warga Brasil kembali turun ke jalan-jalan di seluruh negeri pada Sabtu (2/10). Mereka menyerukan pemakzulan Presiden Jair Bolsonaro karena kebijakan buruknya terkait pandemi Covid-19.
Kerumunan besar berkumpul di Rio de Janeiro, Sao Paulo, Brasilia, dan kota-kota lainnya sebagai bagian dari “Kampanye Nasional Depak Bolsonaro,†yang didukung oleh sejumlah partai politik sayap kiri dan kelompok buruh. Di antara isu-isu lainnya, presiden sayap kanan itu mendapat kritik pedas atas penanganannya terhadap pandemi Covid-19, yang telah merenggut hampir 600.000 nyawa di Brasil.
Ratusan orang berbaris melalui pusat lingkungan Rio de Janeiro di Candelaria, dengan meneriakkan "Bolsonaro keluar!" yang juga terpampang di beberapa spanduk besar. "Kami akan mendepaknya. Harapan orang-orang di jalanan ini adalah untuk menekan legislator sehingga mereka menyerukan pemakzulan," kata pensiunan profesor Elizabeth Simoes, 69, kepada AFP.
Lebih dari 100 permintaan untuk pemakzulan Bolsonaro telah diajukan ke Kamar Deputi, tetapi pemimpinnya, Arthur Lira, sekutu pemerintah, menolak menerimanya. Mahkamah Agung telah memerintahkan beberapa penyelidikan terhadap Bolsonaro dan para pembantunya, termasuk karena menyebarkan informasi palsu. Di Sao Paulo, puluhan ribu orang, Sabtu (2/10) sore, berkumpul di Paulista Avenue pusat, termasuk mantan menteri kabinet Ciro Gomes.
"Bolsonaro menghancurkan ekonomi nasional," kata politisi kiri-tengah itu, yang menyerukan persatuan."Dia membuat Brasil malu di luar negeri dan bertanggung jawab atas kematian hampir 600 ribu orang akibat Covid-19," ucapnya.
Sementara itu, ratusan demonstran juga berkumpul di sepanjang Esplanade of Ministries di Brasilia. Media lokal menghitung aksi protes di 24 dari 27 negara bagian Brasil, dan di 84 kota, termasuk 14 ibu kota negara bagian. Dalam beberapa bulan terakhir, aksi protes, yang dipimpin gerakan kiri, menuntut pemakzulan Bolsonaro karena penanganan pandemi yang salah.
Tapi, demonstrasi pada Sabtu (2/10) itu juga menentang kenaikan harga pangan dan bahan bakar, serta untuk bantuan bagi 14,1 juta orang yang menganggur di seluruh negeri. "Penduduk akan kelaparan, dan kami tidak tahan lagi dengan pemerintahan ini," kata Isadora Lessa (22) di Rio."Apa pentingnya berada di sini? Bahwa dia tahu dia tidak memiliki suara bulat, bahwa dia akan mengalami kesulitan untuk terpilih lagi," kata Marcelo Werneck, yang bergabung dalam aksi protes di Rio untuk mengenang teman dan keluarganya yang meninggal karena Covid-19. (AFP/MIol/d)