Senin, 07 April 2025

WHO Soroti Klaster Sekolah Tatap Muka di Padang dan Kalbar, 193 Siswa Positif

* 53 Siswa dan 1 Tenaga Pengajar SMA 1 Padang Panjang Diisolasi di Asrama Sekolah
Redaksi - Sabtu, 18 September 2021 08:16 WIB
395 view
WHO Soroti Klaster Sekolah Tatap Muka di Padang dan Kalbar, 193 Siswa Positif
CNN Indonesia/Tunggul
WHO menyoroti klaster covid-19 yang terjadi usai PTM di Sumbar dan Kalbar.
Jakarta (SIB)
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyoroti tingginya kasus klaster siswa terinfeksi positif virus corona (Covid-19) setelah pembelajaran tatap muka (PTM) digelar. Klaster Covid itu terjadi di satu sekolah di Sumatera Barat dan Kalimantan Barat.

"Sekitar satu bulan selama aktivitas pembelajaran, 54 siswa dari SMA 1 Padang Panjang, Sumatera Barat dipastikan terpapar Covid-19 pada 11 September," tulis laporan situasi Covid-19 mingguan WHO per 15 September 2021, Kamis (16/9).

WHO menghimpun berbagai sumber pemberitaan di Indonesia yang menyebutkan bahwa 54 siswa di Padang Panjang tersebut terpapar Covid-19 sejak diberlakukannya kembali PTM terbatas pada 4 September 2021.

Temuan itu bermula saat salah seorang murid yang menunjukkan gejala Covid-19 di lingkungan asrama, berupa demam dan kehilangan indera penciuman. Meski terdeteksi sebagai sebuah gejala potensi Covid, sang anak masih ditempatkan di dalam satu asrama dengan siswa lainnya.

Tak berselang lama setelahnya, Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat Harrison mengkonfirmasi terjadinya klaster Covid-19 di salah satu tempat perkuliahan di Kabupaten Bengkayang. Hal itu terjadi lantaran selama proses perkuliahan tatap muka, mahasiswa tinggal dalam satu asrama.

"Pada 12 September, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat juga melaporkan bahwa berdasarkan hasil tes RT PCR, 139 siswa dari institut tersebut dipastikan mengidap Covid-19," imbuh WHO.
Diisolasi
Seorang siswa berinisial DF khawatir ketika mengetahui banyak teman di sekolahnya positif Covid-19. Dia merasa selama ini sudah menjalankan protokol kesehatan, menghindari kontak dengan orang luar, bahkan rajin tes antigen.

Ketakutan itu muncul ketika pada 9 September ditemukan 53 siswa dan 1 tenaga pengajar di SMAN 1 Padang Panjang terbukti positif Covid-19. Beruntung DF dan ratusan siswa lainnya dinyatakan negatif Covid-19 berdasarkan hasil tes PCR.

"Kami kira bisa langsung pulang ketika hasil negatif, ternyata enggak boleh pulang dan harus ikut isolasi di asrama sekolah," kata DF saat dihubungi, Selasa (14/9).

Menurutnya, fasilitas asrama tak sepenuhnya menunjang penerapan protokol kesehatan, meskipun tempat cuci tangan serta sabun sudah disediakan di beberapa titik. Banyaknya peserta didik yang tinggal di asrama itu membuat setiap orang sulit menjaga jarak.

DF juga masih sering bersinggungan dengan siswa yang berstatus kontak erat dengan pasien positif Covid-19. Pihak sekolah memang menempatkan siswa negatif Covid-19, serta siswa tanpa gejala yang sempat kontak erat di satu tempat yang sama.

Sementara pasien yang diketahui positif Covid-19 ditempatkan di ruang berbeda namun masih dalam lingkungan area sekolah.

"Takut sih pasti, kadang di ruang makan ngumpul gitu sulit prokes," tuturnya.

Belum sepekan tinggal di asrama, DF dikagetkan kembali dengan tambahan empat orang positif Covid-19 dari hasil tes PCR pada Senin (13/9). Satu siswa dan tiga tenaga pendidik dikabarkan positif Covid dari hasil tes kedua.

Total kasus positif Covid-19 di SMAN 1 Padang Panjang kini berjumlah 58 orang. DF mengatakan seluruhnya menjalani isolasi mandiri di sekolah.

Menurut DF, pihak sekolah baru memperbolehkan peserta didik yang negatif Covid-19 pulang ke rumah pada Senin kemarin. Namun peserta didik baru bisa pulang jika dijemput orang tua.

Sebanyak 35 peserta didik putra dan 60 peserta didik putri masih menunggu jemputan orang tua atau wali untuk bisa meninggalkan area sekolah.

Temuan 54 siswa di SMAN 1 Padang Panjang terinfeksi Covid-19 mengemuka pada Sabtu (11/9). Temuan tersebut dilaporkan setelah sekolah menerapkan kembali pembelajaran tatap muka (PTM).

Kepala Sekolah, SMAN 1 Padang Panjang, Sefriadi telah membenarkan bahwa sebanyak 54 murid tersebut terpapar Covid-19 setelah diadakan tes PCR secara massal.

Dia mengakui siswa yang terindikasi Covid-19 dan yang sehat memang dicampur dan digabung karena mereka tidak menyebut ada keluhan khusus. Pihak sekolah memberikan catatan kepada siswa agar tidak melakukan kontak erat satu sama lain sebelum hasil tes keluar.

Peristiwa serupa sebenarnya sempat terjadi di SMAN 1 Padang Panjang pada Mei-Juni lalu. Pada kurun waktu ini dilaporkan klaster sekolah dengan sedikitnya ada 27 siswa asrama dinyatakan positif Covid-19. Seluruh siswa yang positif tersebut menjalani isolasi mandiri di asrama, sementara siswa dengan hasil tes PCR negatif dipulangkan. (CNNI/a)

Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru