Jakarta (SIB)
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali berterima kasih kepada seluruh atlet yang telah mengharumkan nama bangsa di Olimpiade Tokyo 2020. Menpora bersama sejumlah ketua pengurus cabang olahraga menyambut langsung kedatangan rombongan terakhir kontingen Indonesia di Bandara Soekarno-Hatta, Kamis (5/8) dini hari WIB.
"Saya atas nama pemerintah dan Presiden Joko Widodo menyampaikan selamat datang kepada seluruh kontingen Indonesia di kloter terakhir," buka Zainudin dalam kata sambutannya.
"Terima kasih dan apresiasi sebesar-besarnya terhadap perjuangan yang dilakukan kontingen Indonesia, baik atlet, pelatih, dan tenaga pendukung yang telah mengharumkan nama bangsa Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020," ujar Zainudin menambahkan.
Zainudin juga menyebut, Presiden Jokowi dalam waktu dekat siap menerima kedatangan kepada para pahlawan Indonesia. Namun, acara baru dilakukan setelah mereka menjalani masa karantina.
Chef de Mission Indonesia Roslan Roeslani menceritakan beratnya perjuangan atlet yang harus bertanding di tengah protokol kesehatan ketat di Tokyo.
"Menjalankan Olimpiade di masa pandemi Covid-19 tidak mudah karena kami harus mengikuti prokes yang sangat ketat. Kami hanya boleh berada di wisma atlet, tak boleh keluar. Namun, semangat para atlet tidak luntur sama sekali. Terbukti lewat raihan lima medali," ujar Roslan.
Indonesia berhasil meraih lima medali di sepanjang gelaran pesta olahraga terakbar yang mengalami penundaan setahun karena pandemi Covid-19. Rincianya, 1 emas, 1 perak, dan 3 perunggu.
Medali emas dipersembahkan pasangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu di nomor ganda putri badminton. Sementara medali perak disumbangkan atlet angkat besi, Eko Yuli Iriawan.
Sedangkan tiga medali perunggu masing-masing diraih Anthony Ginting (tunggal putra bulutangkis) dan dua atlet angket besi Rahmat Erwin Abdullah serta Windy Cantika Aisah.
Gagal
Indonesia gagal mencapai target peringkat 40 besar di Olimpiade.Saat ini,Merah Putih kini berada di ranking 46 klasemen sementara. Padahal target Indonesia sebelum terbang ke Tokyo, Jepang, ialah menembus peringkat 40 besar atau lebih baik dari Olimpiade Rio de Janeiro 2016.
Kala itu, Indonesia menempati ranking 46 usai membawa pulang satu medali emas, dan dua medali perak dari cabang olahraga bulutangkis dan angkat besi.
Menurut Menpora Zainudin Amali, secara perolehan medali sejatinya Indonesia tercapai, bahkan lebih baik dari Olimpiade Rio 2016. Tapi untuk target peringkat memang belum tercapai, karena pihaknya baru melakukan perubahan paradigma soal sasaran utama pembinaan Olimpiade sehingga ke depan memang harus lebih baik lagi.
"Sejak awal saya sampaikan bahwa kita berusaha memperbaiki peringkat Indonesia dari yang diperoleh saat Olimpiade 2016. Itu karena kita mengubah cara pandang kita dan menentukan sasaran utama pembinaan prestasi olahraga nasional itu adalah Olimpiade bukan lagi Asian Games, apalagi SEA Games (hanya menjadi sasaran antara saja), dan tidak lagi kita mendasarkan pada perolehan medali," kata Menpora kepada, Kamis (5/8).
"Kalau cara membuat target itu hanya perolehan medali, tentu sekarang ini tercapai yaitu 1 emas, 1 perak dan 3 perunggu (bahkan kalau dari segi jumlah itu sudah melampaui perolehan di Rio de Janeiro). Tetapi dengan perubahan paradigma ini, maka (ke depannya) kita harus berusaha melakukan pembinaan secara sistematis, terstruktur, dan masif," dia menjelaskan.
Politikus Golkar ini berharap ke depannya pemerintah bisa segera menjalankan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) agar pencapaiannya Indonesia ke depan bisa lebih baik dan konsisten. Tentu dengan target-target yang tepat dan sesuai sasaran.
"Yang juga harus disadari bahwa membuat target dalam pertandingan olahraga itu tidak sama dengan membangun infrastruktur yang bisa dipastikan ukurannya," katanya.
"Apalagi ini Olimpiade yang tingkat tekanannya sangat tinggi tidak seperti event-event olahraga lainnya sehingga penetapan target itu tidak selamanya tepat. Beberapa atlet unggulan dan yang diharapkan meraih medali emas tapi bertumbangan di babak-babak awal," Menpora asal Gorontalo ini menegaskan.(CNN/Detiksport/c)